Keren, Pemerintah Maldives Larang Pemegang Paspor Israel Masuk ke Negaranya

Keren, Pemerintah Maldives Larang Pemegang Paspor Israel Masuk ke Negaranya

NewsINH, Istanbul – Pemerintah Maldives atau Maladewa secara resmi melarang pemegang paspor Israel memasuki wilayah negaranya. Keputusan itu diumumkan oleh Presiden Mohamed Muizzu pada Selasa (15/4/2025) kemarin, sebagai bentuk penolakan terhadap kampanye militer brutal Israel di Jalur Gaza.

Kebijakan tersebut menyusul pengesahan Amandemen Ketiga terhadap Undang-Undang Imigrasi Maladewa yang telah disetujui oleh Majelis Rakyat (People’s Majlis) pada 15 April lalu, sebagaimana disampaikan dalam pernyataan Kantor Presiden.

Dalam unggahannya di Facebook, Presiden Muizzu menyebut amandemen tersebut sebagai “refleksi yang jelas dari sikap kami terhadap kekejaman yang terus berlangsung di Palestina,” seraya menegaskan bahwa negara kepulauan di Samudera Hindia itu “menyatakan kembali solidaritas yang tak tergoyahkan terhadap rakyat Palestina.”

Kantor Presiden Maladewa itu juga menyatakan bahwa pengesahan amandemen tersebut menunjukkan sikap tegas pemerintah dalam merespons “kekejaman yang terus berlanjut dan tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina.”

“Maladewa terus menyerukan akuntabilitas atas pelanggaran hukum internasional, dan secara konsisten menyuarakan kecaman terhadap tindakan Israel di berbagai forum internasional,” lanjut pernyataan tersebut.

Pemerintah Maladewa juga kembali menegaskan dukungan jangka panjang terhadap pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai dengan resolusi PBB dan norma hukum internasional.

Sementara itu, Wall Street Journal (WSJ), mengutip sejumlah pejabat Mesir dan Israel, melaporkan bahwa tentara Israel (IDF) telah menguasai lebih dari 30 persen wilayah Jalur Gaza sejak melakukan aksi serangan pada Maret lalu.

Sebagian besar wilayah yang direbut berada di bagian selatan dari Jalur Gaza, tempat tentara Israel telah menciptakan “koridor keamanan” yang sepenuhnya mencakup kota Rafah di perbatasan dengan Mesir, kata laporan itu pada Selasa (15/4/2025) dikutip dari Anadolu.

IDF juga berencana untuk memperluas zona keamanan tersebut di bagian utara dari daerah kantong Palestina itu, tambah laporan tersebut.

Sebelumnya pada 18 Maret, Israel melanjutkan serangan dengan brutal di Jalur Gaza.

Otoritas Israel berdalih bahwa serangan itu dilakukan dengan alasan penolakan Hamas untuk menerima rencana AS untuk memperpanjang gencatan senjata, yang berakhir pada tanggal 1 Maret.

Selain itu, Israel juga memutus pasokan listrik ke pabrik desalinasi di Jalur Gaza dan menutup akses masuk bagi truk yang membawa beragam bantuan kemanusiaan.

 

Sumber: Sputnik-OANA/Anadolu

 

UNRWA: Serangan Israel Hancurkan Lebih dari 70 Persen Sekolah di Gaza

UNRWA: Serangan Israel Hancurkan Lebih dari 70 Persen Sekolah di Gaza

NewsINH, Gaza – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa lebih dari 70 persen sekolah di Jalur Gaza telah terkena dampak langsung serangan sejak Oktober 2023. Dalam pernyataan resmi yang dikutip Anadolu Agency, UNRWA menyebutkan bahwa sekitar 88 persen sekolah di wilayah tersebut memerlukan rekonstruksi atau perbaikan besar.

“Termasuk di antaranya 162 sekolah UNRWA yang sebelumnya melayani ratusan ribu anak laki-laki dan perempuan,” demikian disampaikan UNRWA, Senin (15/4/2025) kemarin.

Badan tersebut menyampaikan keprihatinan mendalam atas dampak perang terhadap anak-anak Palestina yang kini kehilangan akses terhadap pendidikan, mengalami trauma, dan harus mengungsi akibat kekerasan yang terus berlanjut.

“Pendidikan di Gaza menjadi korban dari perang,” tambah UNRWA dalam pernyataannya.

Serangan terbaru dilaporkan kembali terjadi pada 18 Maret lalu, ketika pasukan Israel melancarkan serangan baru yang mematahkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sempat berlaku sejak Januari.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 51.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas dalam serangan yang dilancarkan Israel di wilayah Gaza.

Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, serta mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militernya di Jalur Gaza.

 

Sumber: Gazamedia

Sorotan Media, Ancaman Kelaparan dan Penyakit di Gaza Mencemaskan

Sorotan Media, Ancaman Kelaparan dan Penyakit di Gaza Mencemaskan

NewsINH, Gaza – Sejumlah media internasional menyoroti kembali serangan udara terbaru Israel yang menyasar Rumah Sakit Al-Ma’madani di wilayah timur Kota Gaza. Serangan tersebut terjadi di tengah krisis kemanusiaan akut yang diperparah oleh blokade total atas Jalur Gaza sejak awal Maret lalu.

Harian The Independent asal Inggris melaporkan bahwa Israel kembali menyerang rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Gaza, berbarengan dengan intensifikasi serangan darat. Media itu juga menyoroti kesulitan besar yang dihadapi tim medis dalam mengevakuasi pasien ke lokasi yang lebih aman.

Mereka menyebut bahwa serangan tersebut terjadi pada saat yang sangat krusial bagi sistem kesehatan di Gaza. Dilaporkan bahwa dua rudal menghantam bagian gawat darurat dan ruang penerimaan pasien, memaksa rumah sakit berhenti total beroperasi.

Para pasien dan korban luka bahkan harus mengungsi ke jalan-jalan di sekitar rumah sakit karena tidak ada lagi tempat yang aman.

Sementara itu, The Guardian menurunkan laporan yang menggambarkan krisis kelaparan dan penyakit di Gaza sebagai “mesin pembunuh” yang lebih mematikan dibandingkan bom.

Dalam artikelnya, media Inggris itu mempertanyakan bagaimana dunia bisa diam menyaksikan “sebuah wilayah yang sengaja dibiarkan kelaparan hingga mati” oleh blokade yang menutup semua jalur bantuan.

Artikel tersebut menegaskan bahwa strategi Israel tampak diarahkan untuk memaksa warga Palestina meninggalkan Gaza secara sukarela melalui tekanan ekstrem. Dari Paris, harian Le Monde menerbitkan opini bersama dari sejumlah organisasi pembela kebebasan pers yang menyatakan solidaritas terhadap jurnalis Gaza.

Tulisan tersebut menyoroti risiko nyawa yang dihadapi para jurnalis di wilayah konflik yang dibungkam melalui sensor dan pembatasan informasi yang ketat.

Beberapa jurnalis Palestina dilaporkan tewas meski mengenakan perlengkapan pelindung. Sementara lainnya masih bekerja di bawah ancaman langsung tanpa bukti keterlibatan dengan Hamas, sebagaimana kerap dituduhkan oleh militer Israel.

Adapun harian Le Temps dari Swiss membahas proyek “Esther”, sebuah inisiatif kelompok konservatif di Amerika Serikat (AS) yang berupaya membungkam semua bentuk dukungan terhadap Palestina.

Menurut artikel tersebut, proyek ini mulai terlihat jelas sejak masa kepemimpinan Presiden Donald Trump, termasuk melalui pembatalan visa ratusan mahasiswa pro-Palestina. Tulisan itu menyimpulkan bahwa saat ini bukanlah waktu yang mudah bagi siapa pun yang bersuara untuk Palestina di AS.

Dari isu regional, The Wall Street Journal menilai bahwa Iran memiliki alasan kuat untuk menjajaki kesepakatan nuklir baru, terkait tekanan ekonomi dan dinamika politik dalam negeri. Media ini menilai keinginan Iran untuk mengakhiri sanksi ekonomi tetap tinggi, terutama mengingat potensi kembalinya Trump ke Gedung Putih.

Sementara itu, The Washington Times melaporkan kekhawatiran para eksportir China terhadap ketegangan perdagangan yang terus meningkat dengan AS.

Seorang analis China memperkirakan bahwa bila situasi tidak berubah, pemisahan ekonomi antara AS dan China bisa menjadi kenyataan dalam waktu dekat, menyusul gelombang kebijakan balasan dari kedua negara.

 

Sumber: Gazamedia

RS Terakhir yang Masih Berfungsi di Gaza jadi Sasaran Serangan Israel

RS Terakhir yang Masih Berfungsi di Gaza jadi Sasaran Serangan Israel

NewsINH, Gaza – Pesawat tempur Israel kembali membombardir unit darurat dan resepsionis Rumah Sakit (RS) Baptis Al-Ahli di Kota Gaza, Palestina, sehingga menyebabkan fasilitas tersebut berhenti beroperasi. RS Baptis Al-Ahli diketahui menjadi rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Jalur Gaza.

Menurut sumber setempat, dua rudal menghantam gedung bagian resepsionis rumah sakit itu sehingga menyebabkan kerusakan masif dan kebakaran di unit darurat seperti perawatan darurat, laboratorium dan apotek. Saksi mata mengungkapkan bahwa militer Israel mengeluarkan ancaman langsung untuk mengebom rumah sakit dan memberikan waktu 18 menit agar para pasien, korban luka serta staf medis mengungsi.

Evakuasi paksa tersebut membuat banyak pasien tidak dapat mengakses pelayanan darurat, saat puluhan orang tampak tergeletak di jalanan di sekitar rumah sakit di tengah kondisi cuaca ekstrem. Rumah Sakit Baptis Al-Ahli merupakan pusat perawatan kesehatan vital yang melayani lebih dari satu juta warga Kota Gaza dan Distrik Gaza Utara.

Kondisi hancur tersebut menjadi pukulan keras bagi sistem kesehatan Gaza yang sudah kewalahan sejak Israel melancarkan perang genosida pada 7 Oktober 2023. Sejak awal agresi Zionis, sebanyak 34 rumah sakit serta puluhan pusat kesehatan dan klinik di seluruh Gaza dihancurkan dan berhenti beroperasi.

Kelompok-kelompok pejuang HAM menilai serangan militer Israel itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, terutama Konvensi Jenewa yang melindungi lembaga medis selama berlangsung konflik. Rumah Sakit Baptis Al-Ahli pernah menjadi tempat pembantaian pada 17 Oktober 2023, ketika serangan udara Israel yang mengerikan menewaskan 471 warga sipil, termasuk pasien dan keluarga pengungsi yang berlindung di rumah sakit tersebut.

Berlokasi di tepi utara daerah Al-Zaytoun di Gaza, Rumah Sakit Baptis Al-Ahli dikelola Gereja Episkopal Anglikan di Yerusalem. Ini adalah salah satu fasilitas medis tertua di Gaza yang berdiri sejak 1882.

Dalam beberapa bulan terakhir, setelah hancurnya pusat-pusat medis utama seperti Rumah Sakit Al-Shifa, Rumah Sakit Indonesia, dan Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit Baptis Al-Ahli telah menjadi fasilitas medis utama untuk Gaza utara.

Rumah Sakit itu menerima puluhan korban luka akibat serangan udara Israel setiap harinya sejak gencatan senjata antar pihak bertikai runtuh pada 18 Maret 2025.

 

Sumber: Republika

Israel Putus Saluran Air, Warga Gaza Antri Air Berjam-jam untuk Minum

Israel Putus Saluran Air, Warga Gaza Antri Air Berjam-jam untuk Minum

NewsINH, Gaza – Militer Israel mulai menghentikan aliran air dari perusahaan Israel Mekorot ke Jalur Gaza. Kebijakan ini, dibarengi penghancuran fasilitas penyulingan air telah memutus 70 persen dari total pasokan air di daerah kantong Palestina.

Menurut juru bicara pemerintah kota Gaza Hosni Mehanna, pemutusan tersebut berdampak pada pipa utama yang terletak di lingkungan Shujayea di timur Kota Gaza, tempat pasukan Israel melakukan serangan militer sejak Kamis.

“Alasan di balik gangguan tersebut masih belum jelas, namun kami berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk memeriksa apakah saluran pipa tersebut rusak akibat pemboman besar-besaran Israel di wilayah tersebut,” kata Mehanna.

Penghentian ini mungkin disebabkan oleh aktivitas militer langsung atau keputusan politik yang disengaja oleh otoritas Israel, katanya. “Apapun penyebabnya, dampaknya sangat buruk. Jika aliran air dari Mekorot tidak segera pulih, Gaza akan menghadapi krisis air yang parah.”

Koresponden Aljazirah melaporkan, di Gaza muncul antrian orang yang menunggu berjam-jam untuk mengisi satu galon air bersih yang dapat diminum. Sementara, selama lebih dari empat minggu, tidak ada satu truk pun yang memasuki Jalur Gaza. Tidak ada makanan. Tidak ada sayur, tidak ada daging, tidak ada ayam. Toko roti telah berhenti beroperasi. Juga tidak ada bahan bakar dan tidak ada gas untuk memasak.

Jalur Gaza – yang sudah mengalami kerusakan infrastruktur, air tanah yang terkontaminasi, dan kekurangan air bersih yang kronis – kini menghadapi risiko meluasnya kehausan, dehidrasi, dan wabah penyakit. Anggota Pertahanan Sipil berlomba dan bekerja sepanjang waktu untuk mengevakuasi korban dan korban dari bawah rumah yang menjadi sasaran militer Israel.

Karena lonjakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, … mereka telah membuat pilihan yang sangat sulit untuk memadamkan api atau menyelamatkan mereka yang masih terjebak di bawah area yang hancur tersebut.

Mereka mengalami kelangkaan pasokan air. Hal ini merupakan hasil dari praktik dan tindakan militer Israel di lapangan. Mereka telah menghancurkan 95 persen sumur air dan infrastruktur air di seluruh wilayah Gaza.

Juru bicara sekjen PBB, Stephane Dujarric, mengatakan kepada Aljazirah bahwa situasi di Gaza “telah mencapai tahap kritis” setelah Israel memblokir makanan dan semua bantuan memasuki wilayah kantong tersebut selama hampir 40 hari. “Israel, sebagai kekuatan pendudukan, berkewajiban mengizinkan bantuan masuk ke Gaza,” katanya.

“Kita harus berupaya mencapai solusi nyata untuk memungkinkan akses bantuan, seperti gencatan senjata,” kata Dujarric, seraya menambahkan bahwa badan-badan PBB akan terus bekerja di Gaza dan berbicara dengan Israel tentang mengizinkan masuknya sejumlah bantuan kemanusiaan.

 

Sumber: Republika

Bandel, 75 Persen Israel Tolak Misi PBB ke Jalur Gaza

Bandel, 75 Persen Israel Tolak Misi PBB ke Jalur Gaza

NewsINH, Jenewa – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa 75 persen misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditolak masuk ke Jalur Gaza akibat blokade dan serangan Israel.

Dalam konferensi pers pada Kamis, Ghebreyesus memperingatkan bahwa blokade ketat Israel yang berlaku sejak 2 Maret lalu mengakibatkan pasokan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan obat-obatan, tak bisa masuk ke Gaza.

Kondisi tersebut memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza dan membuat masyarakat setempat semakin terekspos pada ancaman kelaparan, malanutrisi, serta kekurangan air bersih, tempat tinggal, dan layanan medis yang layak.

Risiko penyakit dan kematian juga semakin meningkat di kalangan warga Gaza akibat hal tersebut.

Ghebreyesus menyatakan bahwa agresi Israel terhadap infrastruktur kesehatan Gaza masih belum berhenti dan telah menyebabkan tewasnya 400 lebih tenaga kesehatan sejak Oktober 2023.

Ia menyoroti serangan terburuk terhadap personel kesehatan terjadi pada 23 Maret lalu ketika Israel menyerang konvoi bantuan medis di Gaza dan menyebabkan tewasnya 15 tenaga kesehatan dan bantuan kemanusiaan.

Pemimpin WHO itu menegaskan kembali pentingnya blokade Jalur Gaza diakhiri segera, sistem layanan kesehatan dilindungi, akses tak terbatas bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Gaza.

Ghebreyesus juga mendorong dimulainya kembali evakuasi medis rutin harian serta pemulihan segera gencatan senjata untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.

 

Sumber: WAFA/Antara

Dibakar Hidup-Hidup oleh Israel, Jurnalis Palestina Akhirnya Syahid

Dibakar Hidup-Hidup oleh Israel, Jurnalis Palestina Akhirnya Syahid

NewsINH, Gaza – Jurnalis Palestina, Ahmed Mansour, yang terbakar hidup-hidup akibat serangan Israel di Khan Yunis, Jalur Gaza, syahid akibat luka bakar yang dideritanya, Senin malam waktu setempat. Kematiannya menambah panjang jumlah jurnalis yang dibunuh Israel di Jalur Gaza.

Aljazirah Arabia melansir bahwa Ahmed Mansour, yang menderita luka bakar parah akibat serangan Israel terhadap tenda media dekat Rumah Sakit Nasser, telah meninggal karena luka-lukanya. Dua orang lainnya syahid dan delapan lainnya luka-luka dalam serangan Senin pagi. Mereka adalah Hilmi al-Faqawi dan Yusuf Al-Khazandar. Al-Faqawi adalah seorang jurnalis di Palestine Today TV. Mereka syahid ketika pesawat tempur Israel mengebom tenda jurnalis di dekat rumah sakit di Khan Younis pada Senin pagi.

Dalam video yang dilansir Quds News Network, terlihat Ahmed Mansour tak mampu melarikan diri dari serangan. Ia terduduk di meja kerjanya dan terbakar hidup-hidup. Saat berhasil dievakuasi, ia menderita luka bakar parah yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Fotografer Aljazirah Mahmoud Awad juga terluka dalam serangan itu.

“Tubuh rekan saya Ahmed Mansour meleleh karena intensitas api,” kata jurnalis Abdel Raouf Shaath, yang, dalam kemanusiaannya, bergegas melewati kolom api, dan asap yang mengepul untuk menyelamatkan rekan-rekannya di tenda jurnalis yang menjadi sasaran serangan udara Israel.

Ia menuturkan, serangan Israel terhadap tenda para jurnalis terjadi pada Senin dini hari pukul 01.03. Shaath dan rekan-rekannya di tenda jurnalis di depan Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, terkejut melihat api melalap tenda yang menampung sejumlah jurnalis.

Shaath bergegas masuk ke dalam kobaran api, mencoba menarik keluar Mansour, yang tampak tak berdaya saat api melahap tubuhnya. “Adegan itu sangat brutal. Saya tidak pernah membayangkan saya akan berada dalam situasi yang menyakitkan… api menghanguskan seorang jurnalis dan tubuhnya meleleh di depan mata kami,” Shaath mengatakan kepada Aljazirah Arabia.

Shaath menderita luka bakar di tangannya. “Terjadi ledakan besar. Kami bergegas keluar dari tenda, dan tiba-tiba api melalap tenda dan segala isinya.” Dia bertanya dengan penuh kesedihan dan kemarahan, “Berapa lama kami akan terus kehilangan rekan kerja karena neraka ini setiap hari? Kami menuntut perlindungan, sama seperti semua jurnalis di seluruh dunia.”

Syahidnya Mansour menjadikan jumlah jurnalis yang syahid sejak 7 Oktober menjadi 211 orang, menurut dokumentasi dari Sindikat Jurnalis Palestina.

Hampir satu menit berlalu sejak tenda tersebut menjadi sasaran ketika jurnalis Tamer Qishta, yang tinggal di tenda terdekat, tiba dan mampu mengevakuasi Hassan Aslih, membawanya di bahunya ke bagian penerima tamu dan unit gawat darurat di Kompleks Medis Nasser. “Pemandangannya mengerikan,” kata Qishta kepada Al Jazeera Net. “Saya tidak berpikir dua kali sebelum bergegas masuk dan menarik rekan saya Hassan keluar dan menggendongnya di bahu saya ke rumah sakit. Hidup lebih penting daripada sebuah gambar.”

Keberanian Shaath dan Qishta dipuji secara luas di kalangan jurnalis, yang memuji mereka atas perjuangan mereka dalam memperjuangkan kemanusiaan, kesediaan mereka untuk mengorbankan nyawa sesama jurnalis meskipun pekerjaan jurnalistik mereka terancam. “Kami semua di sini bisa menjadi korban berikutnya,” kata Qishta.

Dengan nada tegas namun sedih, Qishta menekankan bahwa “kejahatan yang berulang dan berulang-ulang terhadap kami sebagai jurnalis di Gaza tidak akan menghalangi kami untuk memenuhi misi kemanusiaan dan profesional kami.”

Dia menggambarkan jurnalis di Gaza sebagai “penjaga kebenaran terakhir, dan mereka yang memikul tanggung jawab untuk menyampaikan gambaran tragis tersebut kepada dunia dan mengungkap apa yang dialami orang-orang yang tidak bersalah.”

Tenda yang diserang Israel adalah milik jurnalis Hassan Aslih. Ia masuk dalam “Daftar Jurnalis”, yang terus-menerus menjadi sasaran hasutan Israel sejak ia muncul dalam video yang mendokumentasikan penangkapan tank Israel oleh Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, pada tanggal 7 Oktober 2023.

Agresi Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 232 jurnalis dengan rata-rata 13 per pekan. Dalam laporannya, Watson Institute for International and Public Affairs’ Costs of War project menyebut, perang Israel ini menjadi konflik paling mematikan bagi pekerja media yang pernah tercatat.

Laporan yang diterbitkan pada Selasa (1/4/2025) tersebut mengungkapkan, lebih banyak wartawan yang terbunuh di Gaza dibandingkan dengan gabungan jumlah jurnalis yang terbunuh di kedua perang dunia, Perang Vietnam, perang di Yugoslavia, dan perang Amerika Serikat di Afghanistan. “Sederhananya, ini adalah konflik terburuk yang pernah dialami wartawan,” kata Costs of War seperti dikutip Aljazirah, Rabu (2/5/2025).

 

Sumber: Republika

Resolusi PBB: Pengusiran dan Kelaparan Merupakan Kejahatan Perang Israel

Resolusi PBB: Pengusiran dan Kelaparan Merupakan Kejahatan Perang Israel

NewsINH, New York – Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengesahkan sebuah resolusi untuk menuntut pertanggungjawaban dan keadilan atas kondisi HAM di wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Dilansir dari kantor berita WAFA, resolusi tersebut disahkan dalam sesi ke-58 Dewan Ham PBB setelah disetujui oleh 27 negara anggotanya, termasuk Indonesia. Sementara, 4 negara lainnya yaitu Ceko, Ethiopia, Jerman, dan Makedonia Utara menolaknya.

Resolusi tersebut menyerukan penghentian penjajahan Israel atas tanah Palestina sebagaimana nasihat hukum Mahkamah Internasional (ICJ), pembebasan blokade Jalur Gaza oleh Israel, serta kecaman terhadap Israel yang melanggar gencatan senjata.

Resolusi Dewan HAM PBB juga menegaskan lagi bahwa pengusiran paksa warga Palestina dan eksploitasi kelaparan sebagai alat perang merupakan hal yang ilegal.

Komunitas internasional juga didesak mengemban tanggung jawabnya mematuhi hukum internasional dengan menghentikan penjualan senjata ke Israel, sementara Israel didesak mengizinkan tim pencari fakta memasuki wilayah Palestina yang dijajah untuk menjalankan tugasnya.

Dewan HAM PBB menyerukan penghentian segala tindakan ilegal oleh Israel, seperti perluasan pemukiman Yahudi, pembongkaran fasilitas umum, dan pencabutan izin tinggal bagi warga Palestina di Yerusalem Timur.

Resolusi menyerukan supaya Israel segera mengakhiri diskriminasi agama, pembatasan akses ke situs suci di Yerusalem, serta diskriminasi pasokan sumber daya air. Israel juga didesak menghentikan kesewenang-wenangan terhadap rakyat Palestina serta supaya para penjahat perang diadili.

Dalam pidatonya, Wakil Tetap Palestina untuk PBB di Jenewa, Duta Besar Ibrahim Khraishi, mengecam agresi Israel atas Palestina yang telah menyebabkan lebih dari 170 ribu orang tewas dan mengecam eksploitasi kelaparan, blokade bantuan kemanusiaan, serta pembunuhan warga sipil, jurnalis, dan pekerja kesehatan.

Dubes Khraishi secara khusus mengutuk pembunuhan 15 staf medis dan petugas penyelamat Palestina oleh Israel di Rafah pada Ahad lalu.

Menurutnya, kegagalan Konferensi Pihak Penandatangan Konvensi Jenewa awal tahun ini adalah karena standar ganda dan keengganan komunitas internasional untuk bertindak, sehingga langkah konkret menuntut pertanggungjawaban rezim penjajah Israel tak terwujud.

Ia juga mendesak implementasi resolusi PBB dan nasihat hukum ICJ terkait penjajahan Israel atas negeri Palestina, serta supaya negara-negara melaksanakan perintah penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant.

 

Sumber: Wafa/Republika

Sekjen PBB Serukan Lebih Banyak Pendanaan Internasional untuk Myanmar

Sekjen PBB Serukan Lebih Banyak Pendanaan Internasional untuk Myanmar

NewsINH, New York –  Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (3/4) menyerukan lebih banyak dana internasional serta akses kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan ke Myanmar, saat negara tersebut melanjutkan upaya penyelamatan dan rekonstruksi pascagempa bumi dahsyat yang menimbulkan banyak korban jiwa dan kehancuran yang meluas.

“Myanmar saat ini adalah tempat yang benar-benar hancur dan penuh keputusasaan. Bencana ini menunjukkan kerentanan lebih dalam yang dihadapi masyarakat di seluruh negara itu,” kata Guterres dalam sebuah konferensi pers.

Bahkan sebelum gempa, Myanmar sudah dilanda krisis politik dan kemanusiaan, ujarnya, seraya menambahkan gempa itu menambah penderitaan rakyat, dengan musim hujan monsun yang akan segera tiba.

Guterres mengimbau masyarakat internasional untuk segera meningkatkan pendanaan yang sangat dibutuhkan agar sesuai dengan skala krisis. Ia juga menyerukan akses kemanusiaan yang cepat, aman, berkelanjutan, dan tanpa hambatan guna menjangkau mereka yang paling membutuhkan di seluruh negara tersebut.

Ia juga menyambut baik pengumuman gencatan senjata sementara dari pihak berwenang Myanmar dan menyebut langkah itu sangat penting untuk membantu aliran bantuan dan memungkinkan tim penyelamat melakukan pekerjaannya.

Guterres mengatakan bahwa dia mengirimkan Koordinator Bantuan Darurat Tom Fletcher ke Myanmar. Sementara itu, Julie Bishop, utusan khusus Sekjen PBB untuk Myanmar akan mengunjungi negara tersebut dalam beberapa hari ke depan untuk memperkuat upaya-upaya perdamaian dan dialog.

“PBB akan terus mendorong perdamaian dan dukungan penyelamatan nyawa bagi rakyat Myanmar pada saat mereka sangat membutuhkan,” katanya.

Hingga Kamis (3/4), jumlah korban tewas akibat gempa bermagnitudo 7,9 pada pekan lalu di Myanmar bertambah menjadi 3.145 jiwa, dengan 4.589 orang terluka, dan 221 lainnya masih hilang, seperti dilaporkan Myanmar Radio and Television.

 

Sumber : Antara

 

 

 

 

 

 

PBB Sebut 280.000 Warga Gaza Kembali Mengungsi

PBB Sebut 280.000 Warga Gaza Kembali Mengungsi

NewsINH, Gaza – Diperkirakan 280.000 warga Gaza kembali mengungsi sejak meningkatnya konflik dua pekan lalu, dengan beberapa dari mereka terpaksa pindah ke tempat penampungan yang penuh sesak serta dipenuhi kutu dan tungau, menurut badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (3/4/2025).

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) mengatakan bahwa Israel semakin sering mengeluarkan perintah evakuasi, yang kembali memaksa orang-orang untuk mengungsi demi mencari keselamatan.

“Semakin banyak warga yang pindah ke tempat penampungan yang tersisa, yang sudah penuh sesak. Gigitan kutu dan tungau dilaporkan menyebabkan ruam kulit serta masalah kesehatan lainnya.” kata OCHA

Menurut OCHA, blokade bantuan membuat masalah tersebut sulit untuk diatasi karena kurangnya material yang tersedia di Gaza untuk meningkatkan kondisi kebersihan.

OCHA mengungkapkan bahwa PBB dan mitra-mitra kemanusiaannya terus menanggapi kebutuhan besar para warga di Gaza selama kondisinya memungkinkan.

Blokade selama sebulan terhadap masuknya semua bantuan kemanusiaan serta barang-barang esensial telah membuat masyarakat tidak dapat memperoleh kebutuhan pokok.

Bantuan pangan di Gaza semakin menipis.Namun, OCHA menyebutkan bahwa mitra-mitra keamanan pangan sejauh ini mampu menyalurkan lebih dari 900.000 makanan hangat setiap hari.

OCHA mendesak agar perlintasan perbatasan segera dibuka kembali sehingga kargo dan bantuan kemanusiaan dapat memasuki Gaza.

 

Sumber : Antara

 

 

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!