Related Posts
-
Hibur Anak-Anak Pengungsi di Gaza Relawan INH Gelar Trauma Healing
NewsINH, Gaza – Genosida dan serangan militer zionis Israel ke Jalur Gaza, Palestina hingga saat ini belum juga berhenti. Puluhan ribu warga sipil baik ana-anak, wanita maupun orang dewasa telah syahid sejak serangan yang berlangsung pada 7 Oktober 2023 silam. Tak hanya menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa logistik, obat-obatan, kupon belanja dan air bersih, relawan kemansuiaan Internasional Networking for Humanitarian atau INH memberikan pelayanan trauma heiling kepada ratusan anak-anak pengungsi Palestina di Jalur Gaza tepatnya di Kamp Pengungsi Raffa, Jalur Gaza Selatan. Dengan mementaskan sesosok manusia badut, para relawan memberikan edukasi, bercerita dan menghibur anak-anak untuk menghilangkan rasa kecemasan yang melanda mereka selama ini. “Trauma healing dapat menjadi langka rehabilitasi yang tepat bagi para korban bencana untuk menyembuhkan dari tragedi memilukan pasca bencana baik bencana alam maupun bencana perang seperti di Jalur Gaza,” kata Muhammad Qodduro, Direktur Program Internasional INH, Kamis (14/3/2024). Menurutnya, peran utama trauma healing adalah mampu mengalihkan pikiran buruk terhadap bencana agar warga tidak berlarut-larut dalam kesedihan serta bisa mengambil hikmahnya. Terlebih, bencana peperang di Jalur Gaza sangat mengancam kejiwaan dan rasa trauma yang luar biasa bagi anak-anak. “Hampir setiap hari rasa takut dan was-was anak-anak di Gaza sangat mencemaskan, mereka sangat trauma terutama mendengarkan suara-suara ledakan bom yang dijatuhkan secara bertubi-tubi, dan mereka menyaksikan secara langsung,” jelasnya. Tak hanya itu, kehilangan sanak keluarga, bahkan kerabat dekat seperti orang tua, saudara kakak maupun adiknya juga menjadi faktor utama penyumbang gangguan kejiwaan dan trauma bagi anak-anak di Gaza. Kemudian banyaknya jasad bergelimpangan dimana-mana dijalanan, di balik reruntuhan gedung dan rumah juga membuat mental mereka terganggu. “Alhamdululillah relawan kami menghibur untuk mereka bisa tersenyum, semoga langkah ini bisa mengobati kecemasan yang sangat luar biasa bagi anak-anak di jalur Gaza,” jelas Qodduro. Bagi relawan kemanusiaan kata Qodduro, memberikan sesuatu untuk mereka bisa tersenyum dan menghilangkan rasa takut juga merupakan hal yang sangat penting dibutuhkan saat ini. Terlebih, suasana ramadan sekarang kondisinya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sekarang sangat mencekam dan berbicara keselamatan jiwa serba tidak menentu. Pasalnya, sudah tidak ada lagi tempat yang aman di Jalur Gaza. “Informasi yang kami peroleh dari data Kementrian Kesehatan Gaza sudah lebih dari 35 ribu jiwa warga sipil di Gaza yang syahid, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak, kita berdoa semoga genosida ini segera berlalu dan warga Gaza bisa hidup kembali dalam kedamaian,” harapnya. (***)
-
Stop Perang..!!! Kehancuran di Gaza Lebih Besar dari Jerman pada Perang Dunia II
NewsINH, Gaza – Utusan Dewan Keamanan PBB telah berbicara tentang penderitaan yang tak terbayangkan dan mendesak diakhirinya perang di Jalur Gaza, Palestina. Hal ini disampaikan oleh utusan PBB ketika mereka mengunjungi perbatasan Rafah di sisi Mesir, satu-satunya pintu masuk bantuan ke wilayah yang terkepung, Senin (11/12/2023) kemarin. Diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan situasi di Gaza adalah “bencana, apokaliptik” dengan kehancuran yang secara proporsional “bahkan lebih besar” daripada yang dialami Jerman pada Perang Dunia II. “Penderitaan manusia merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi komunitas internasional,” kata Borrell. “Korban warga sipil mencapai antara 60 dan 70 persen dari keseluruhan kematian” dan “85 persen populasi menjadi pengungsi internal”. Senada denganya, perwakilan Tiongkok untuk PBB, Zhang Jun, ketika ditanya oleh wartawan pada hari Senin apakah ia mempunyai pesan kepada negara-negara yang menentang gencatan senjata di Gaza, hanya menjawab: “Cukup sudah.” Mayoritas negara anggota PBB mendukung gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas ketika kondisi mengerikan memburuk bagi 2,3 juta penduduk Gaza. Amerika Serikat, yang mendukung Israel, pekan lalu memveto rancangan resolusi di Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata segera ketika tank dan pasukan Israel melakukan serangan yang telah membuat sebagian besar penduduk Gaza mengungsi dan menewaskan serta melukai ribuan orang. Selusin utusan Dewan Keamanan menghadiri perjalanan yang diselenggarakan oleh Uni Emirat Arab untuk mengunjungi Rafah, hanya beberapa hari setelah Sekretaris Jenderal Antonio Guterres memperingatkan bahwa ribuan orang di wilayah kantong Palestina yang terkepung “kelaparan”. Setelah terbang ke kota Al-Arish, Mesir, mereka diberi pengarahan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengenai kondisi di Gaza sebelum menuju Rafah yang berjarak 48 km (30 mil). “Kenyataannya bahkan lebih buruk daripada apa yang bisa diungkapkan dengan kata-kata,” kata Duta Besar Ekuador untuk PBB, Jose De La Gasca, kepada wartawan setelah pengarahan UNRWA. Sementara itu, delegasi atau perwakilan adidaya AS dan Prancis tidak berpartisipasi dalam perjalanan tersebut. Duta Besar UEA Lana Nusseibeh mengatakan para utusan tersebut diberitahu bahwa warga Gaza sedang sekarat karena kekurangan gizi, sistem medis yang runtuh, dan kekurangan air dan makanan, ditambah lagi dengan konflik yang sebenarnya. Israel telah membombardir Gaza dari udara, laut dan darat memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat sejak 7 Oktober, merenggut korban jiwa lebih dari 18.000 orang dan melukai lebih dari 49.500 orang. Pasukan Israel melancarkan serangan setelah Hamas melakukan serangan di Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menawan 240 orang, menurut pihak berwenang Israel. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan pada hari Senin bahwa setidaknya 208 jenazah warga Palestina telah tiba di beberapa rumah sakit di Gaza dalam beberapa jam sebelumnya. Setidaknya 416 orang terluka dalam jangka waktu yang sama, katanya, sementara “sejumlah besar” korban masih berada di bawah reruntuhan ketika pasukan Israel memblokir ambulans untuk mencapai daerah-daerah tersebut. Sumber : Aljazeera
-
Tangkap Ratusan Warga Sipil Palestina, Perlakuan Militer Israel Tak Beradap
NewsINH, Gaza –Militer Israel semakin tak bermoral dan sangat biadab mereka menangkap sekitar 100 warga sipil Palestina di Jalur Gaza bagian utara dengan perlakukan yang keji dan tidak manusia. Warga sipil Palestina ini ditelanjangi, diikat dan dipertontonkan. Rekaman mengejutkan yang dibagikan oleh media Israel menunjukkan pasukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumpulkan sejumlah pria dan mengangkut mereka dengan truk. Orang-orang tersebut diduga menyerahkan diri di kamp pengungsi Jabalia dan daerah lain di sekitar Gaza utara, dan media Israel Walla mengatakan mereka ditelanjangi. Alasannya, memastikan mereka tidak membawa senjata. Mereka kemudian diarak melalui Lapangan Palestina di Kota Gaza, dengan sepatu dan sandal berserakan di jalan dalam satu gambar menunjukkan saat para warga tersebut dipermalukan di depan umum. Ketika ditanya tentang gambar tersebut, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari sepertinya membenarkan bahwa orang-orang tersebut telah ditawan namun tidak menjelaskan apakah mereka yang difoto adalah anggota pejuang Palestina Hamas atau warga sipil. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel telah menahan dan menginterogasi ratusan orang di Gaza yang dicurigai memiliki hubungan dengan militan. “’Mereka bersembunyi di bawah tanah dan keluar. Siapa pun yang tersisa di wilayah tersebut, mereka keluar dari terowongan, dan beberapa dari bangunan, dan kami menyelidiki siapa yang terkait dengan Hamas, dan siapa yang tidak. Kami menangkap mereka semua dan menginterogasi mereka,” jelasnya dikutip dari Daily Mail. (***)
-
Kolaborasi Kemanusiaan, INH dan Lembaga Mitra Berbagi 1000 Paket Makanan Siap Saji
NewsINH, Gaza – Lembaga kemanusiaan Internasional Networking for Humanitarian (INH) menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa 1000 paket makanan siap saji di kamp pengungsi Khan Younis, di Gaza Bagian Selatan, Selasa (7/11/2023) siang waktu setempat. Dengan menggunakan truk distribusi ribuan paket makanan siap saji ini diantar secara langsung ke kamp pengungsian yang dijadikan tempat perlindungan bagi ribuan warga Gaza yang merupakan korban perang. “Satu paket makanan ini dapat dikonsumsi untuk 3 orang, jadi jika ada 1000 paket maka dapat dikonsumsi 3000 pengungsi,” kata Muhammad Husein founder dan aktivis kemanusiaan INH saat membagikan bantuan secara langsung ke lokasi pengungsian tersebut. Husein menjelaskan, bantuan makanan siap saji ini merupakan kolaborasi INH dengan lembaga-lembaga mitra INH yang ada di Indonesia. “Kami ucapkan banyak terikasih kepada mitra dan lembaga yang telah ikut serta dalam program kemanusiaan ini, semoga langka baik ini bisa menjadi amal sholeh buat kita semua,” tegasnya. Sementara itu, Ibnu Hafidz Manager Program INH mengatakan, dalam penyaluran makanan siap saji ini melibatkan banyak lembaga mitra INH diantaranya, Annisa Sejati, Toki (Tahsin Online Kamiliyah Indonesia), kemudian Sistra Hijrah, Islamic Parinting Gresik, Tarbiyah Sunnah, Yayasan Pendidikan Ibnu Mas’ud, Sahabat Yatim dan Dhuafa, Sahabat Berbagi, Efof Cirebon, selanjutnya juga ada lembaga Cinta Qur’an Foundantion, Choclate Changer, Internasional Islamic Medicine Forum, Taliabu Peduli Gaza Palestina dan HNI atau Halal Network International. “Lembaga-lembaga ini merupakan mitra yang telah menitipkan donasinya kepada kita, untuk saudara-saudara kita di Gaza, semoga sinergisitas ini bisa terus terjalin,” jelas Ibnu. INH hingga kini masih terus membuka penggalangan dana untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza-Palestina. Bagi para dermawan yang ingin menyalurkan bantuan bisa melalui website resmi INH yakni www.inh.or.id (***)
-
Stok Gas Habis, Dapur Umum INH di Gaza Gunakan Tungku dan Kayu Bakar
NewsINH, Gaza – Lebih dari tiga pekan jalur Gaza, Palestina mendapatkan serangan secara besar-besaran oleh militer Israel. Tak hanya melulu lantakan sejumlah bangunan dan infrastruktur lainya. Saat ini jalur Gaza juga mengalami krisis energi, bahan bakar, gas dan listrik setelah pihak otoritas Israel menghentikan semua pasokan bahan bakar ke wilayah jalur Gaza. “Alhamdulillah dengan segala keterbatasan, kami terus bergerak untuk bisa membantu saudara-saudara kita di Palestina yang menjadi korban peperangan,” kata Muhammad Husein, Aktivis Kemanusiaan INH di jalur Gaza, Palestina, Minggu (29/10/2023). Husein menjelaskan, dalam program dapur umum darurat ini pihaknya akan memasak 1000 porsi makanan siap saji. Dalam memenuhi hak yang paling mendasar pihaknya menggunakan peralatan sederhana. Seperti tungku dan kayu bakar. Pasalnya, sejak terjadinya penyerangan Israel ke Jalur Gaza, semua pasokan bahan bakar telah diembargo untuk masuk ke wilayah tersebut. “Kami buat 1000 porsi paket dengan satu porsi bisa dikonsumsi 3 orang dewasa, ini nanti akan kami bagikan ke sekolah-sekolah dimana ada puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi disana,” jelasnya. Sebelumnya, pihak Israel juga sempat mematikan selama kurang lebih 34 jam jaringan internet, sehingga warga yang berada di Jalur Gaza tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Meski hasil sidang resolusi PBB telah menyepakati genjatan senjata untuk kemanusiaan. Namun, fakta dilapangan hingga saat ini militer Israel terus menerus meluncurkan serangan baik udara maupun daratnya. Angka kematian dan kerusakan pun terus bertambah. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan “ribuan orang” masuk ke beberapa gudang dan pusat distribusi di Gaza, mengambil barang-barang pokok seperti tepung dan perlengkapan kebersihan. “Ini adalah tanda yang mengkhawatirkan bahwa ketertiban sipil mulai rusak,” katanya. Seorang pejabat pemerintah AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan sebelumnya bahwa Israel berkomitmen untuk mengizinkan 100 truk bantuan masuk ke Gaza setiap hari – jumlah yang menurut PBB diperlukan untuk memenuhi kebutuhan paling mendasar. (***)