Bantu Gaza, 3 Pesawat Kemanusiaan RI Besok akan Diterbangkan ke Mesir

Bantu Gaza, 3 Pesawat Kemanusiaan RI Besok akan Diterbangkan ke Mesir

NewsINH, Jakarta  Krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Gaza Palestina mengundang perhatian dunia Internasional. Besok rencanaya pemerintah Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan pertamanya sejak perang berlangsung pada 7 Oktober silam.

Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan dengan menggunakan tiga pesawat, dua diantaranya pesawat hercules milik TNI AU dan satu diantaranya pesawat carter komersil milik maskapai Garuda Indonesia.

“Insya Allah kami besok siap memberangkatkan dua unit pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara dari Jakarta menuju Mesir pada Sabtu (4/11/2023) besok,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Julius Widjojo, Jumat (3/11/2023).

Menurutnya, dua unit Hercules yang diberangkatkan berasal dari Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU. Di luar itu, Julius menambahkan, TNI AU juga menyiapkan dua Hercules cadangan untuk misi kemanusiaan tersebut.

“Selain dua unit pesawat Hercules TNI AU, dilibatkan juga satu unit pesawat carter (Boeing 737 Garuda) oleh Mabes Polri sehingga total dukungan pesawat untuk mengangkut logistik bantuan kemanusiaan ke Palestina berjumlah tiga unit pesawat,” kata Julius.

Tiga unit pesawat itu rencananya berangkat dari Base Ops Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta pada Sabtu pukul 08.30 WIB. Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan melepas rombongan yang mengangkut bantuan kemanusiaan itu. Rombongan pesawat dari RI itu dijadwalkan tiba di Mesir pada Senin (6/11/2023) mendatang.

“Rute penerbangan dalam misi kemanusiaan ini yakni Halim (Jakarta)-Aceh-Yangon (Myanmar)-New Delhi (India)-Abu Dhabi (Uni Emirat Arab)-Jeddah (Arab Saudi)-El Arish (Mesir). Kolaborasi antarinstansi yang solid menjadikan proses pengiriman bantuan sampai dengan saat ini berjalan lancar,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI.

Untuk proses saat ini, dia melanjutkan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengajukan nota diplomatik, terutama untuk izin penerbangan (flight clearance), izin mendarat (landing permit), dan ground handling. Dia menyebut Kementerian Pertahanan juga membantu pembiayaan dalam beberapa proses pengiriman bantuan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal pada sesi jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/11/2023) kemarin, menyampaikan, bantuan itu nanti diserahterimakan ke Bulan Sabit Merah Mesir, kemudian disalurkan ke Gaza oleh UNRWA.

“Hal ini karena hanya Bulan Sabit Merah Mesir yang diberi wewenang untuk membawa masuk bantuan ke Gaza,” kata Iqbal.

Dia menambahkan, pihak Kemenlu RI masih menunggu persetujuan dari PBB mengenai barang-barang bantuan yang dapat masuk ke Gaza. Sejauh ini, Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha mengatakan, logistik yang disiapkan berupa alat-alat kesehatan, sanitasi, makanan, kantong tidur, dan perlengkapan musim dingin.

Total jumlah bantuan yang akan disalurkan mencapai 30 ton yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, PMI, Baznas, dan Forum Zakat untuk warga Palestina di Gaza.

Menurut Edwin, sebanyak 42 kru pesawat dan dua perwira menengah TNI dari Kementerian Pertahanan yang bertugas sebagai penghubung (liaison officer/LO) akan ikut dalam misi kemanusiaan tersebut. “Kami menyertakan dua perwira Kemhan seperti pada saat pelaksanaan pengiriman bantuan ke Turki (untuk korban gempa, Red), kami menyertakan satu perwira menengah sebagai LO,” kata dia.

Sementara itu, Muhammad Husein aktivis kemanusiaan asal Indonesia yang berada di Gaza menyatakan jika dirinya gagal kelur perbatasan rafah. Saat ini Husein dan keluarga yang terdiri dari dua anak dan istrinya itu kembali lagi ke rumah sementara.

“Sejak pagi sudah bergerak ke border rafah tetapi tidak berhasil karena anak-anak saya dan istri tidak masuk daftar orang yang diperbolehkan,” jelas Muhammad Husein seperti dalam video vlog di channel youtube “Muhamamd Husein Gaza”

“Kami sudah menunggu sejak pagi hingga sore, menunggu di border rafah dengan harapan bisa keluar ternyata tidak bisa, kami terus intens komunikasi dengan pihak KBRI dan Kemenlu, tetapi masih tertolak menunggu kesempatan lain,” jelasnya.

Biasanya, kata Husein pada hari normal border rafah pada hari Jum’at hingga Minggu di tutup. Akan tetapi semoga saja masih ada kesempatan untuk bisa keluar dari zona konflik tersebut. (***)

 

 

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!