Related Posts
-
Gaza Dilanda Musim Dingin, INH Tebar Ribuan Pakaian Hangat untuk Pengungsi
NewsINH, Gaza – Musim dingin dan cuaca ekstrem telah tiba, ratusan ribu warga Gaza yang tinggal di kamp-kamp pengungsian kondisinya semakin memprihatinkan. Tahun ini merupakan tahun kedua mereka tinggal di dalam tenda pengungsian yang jauh dari kata layak akibat agresi dan genosida Israel yang tak kunjung usai. Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) terus berkomitmen untuk membantu warga Gaza yang kesulitan untuk mendapatkan pakaian hangat dan selimut dalam menghadapi dinginnya cuaca dinegeri tersebut. “Alhamdulillah tim relawan kami berhasil menyalurkan bantuan paket musim dingin berupa selimut dan pakaian hangat untuk warga Gaza yang berada di distrik Jabaliyah, Gaza Utara, cuaca disana saat ini tengah dilanda musim dingin ekstrem,” kata Muhammed Qaddoura, International Program Manager INH, Jumat (29/11/2024). Qaddoura menjelaskan, bantuan musim dingin tahap pertama ini berupa pakaian dan selimut dengan jumlah 500 paket selimut, kemudian 500 pakaian hangat untuk anak-anak dan 500 pakaian hangat lainya untuk wanita. Menurutnya, anak-anak dan wanita yang ada di Gaza merupakan bagian yang rentan terkena penyakit akibat fisik mereka yang lemah. “Total bantuan yang disalurkan untuk musim dingin pada bulan November 2024 ini sebesar kurang lebih $ 45.00 atau setara dengan Rp 715.000.000,” jelasnya Lebih lanjut, bantuan musim dingin ini bagian dari upaya untuk meringankan penderitaan warga Gaza yang terjebak dalam konflik berkepanjangan. Penyaluran bantuan ini menjadi sangat penting mengingat musim dingin yang ekstrem yang kini melanda wilayah tersebut. Qoddoura menceritakan, musim dingin di Jalur Gaza dikenal cukup keras dan bisa sangat berbahaya bagi mereka yang hidup di dalam kondisi pengungsian yang tidak layak. Angin kencang, hujan deras, dan suhu yang bisa turun hingga di bawah 10°C membuat banyak keluarga yang tinggal di tempat penampungan sementara menghadapi kesulitan luar biasa. “Tanpa perlindungan yang memadai, banyak pengungsi yang menderita hipotermia, penyakit pernapasan, dan kondisi kesehatan lainnya yang memburuk karena cuaca dingin yang ekstrem,” imbuhnya. Sebagian besar warga Gaza kini tinggal di kamp pengungsian yang sesak, di mana fasilitas yang ada sangat terbatas. Banyak dari mereka tidak memiliki akses ke perlengkapan pemanas, selimut tebal, atau pakaian hangat yang cukup untuk melawan suhu dingin. Selain itu, kondisi sanitasi yang buruk dan kurangnya pasokan air bersih juga memperburuk situasi kesehatan mereka, menjadikan musim dingin sebagai tantangan besar yang harus dihadapi. Pada bulan November ini INH tak hanya menyalurkan bantuan program musim dingin, akan tetapi sejumlah bantuan lain juga disalurkan kewarga Gaza baik bantuan berupa bahan makanan yang bisa membantu bertahan hidup selama tinggal di kamp-kamp pengungsian. “Program bantuan ini sangat penting karena tidak hanya memberikan kehangatan, tetapi juga memberi sedikit harapan bagi mereka yang terjebak dalam kondisi yang sangat sulit. Kami ingin memastikan bahwa warga Gaza, terutama anak-anak dan lansia, bisa merasa lebih aman dan terlindungi,” ujar Qoddoura. Program bantuan ini juga mencakup distribusi air bersih, dan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Para relawan kemanusiaan INH bekerja tanpa lelah, mendatangi setiap sudut kamp pengungsian untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan. Bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh INH bukan hanya sekadar materi, tetapi juga memberikan sedikit rasa aman bagi mereka yang telah lama hidup dalam ketidakpastian dan kesulitan. “INH berharap langkah ini dapat menarik perhatian dunia internasional untuk memberikan dukungan lebih lanjut kepada rakyat Gaza yang terpinggirkan dan kian menyedihkan,” ungkapnya. Melihat kondisi yang ada, program bantuan musim dingin ini adalah sebuah upaya yang sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat membawa sedikit kelegaan bagi mereka yang tengah berjuang untuk bertahan hidup di tengah musim dingin yang penuh tantangan di Jalur Gaza. (***)
-
INH Distribusi 56 Ribu Liter Air Bersih untuk Pengungsi Gaza di Bagian Utara
NewsINH, Gaza – Sekitar 448 ribu warga pengungsi Palestina di Gaza Bagian utara mendapatkan bantuan air bersih dalam program pendistribusian air bersih yang dilakukan oleh lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH). “Alhamdulillah, dalam satu pekan berturut-turut kami telah menyalurkan ribuan liter air bersih untuk pengungsi di wilayah Gaza bagian utara, tepatnya di kawasan Jabaliah,” kata Ibnu Hafidz manager program INH, Rabu (25/9/2024). Ibnu merinci, setiap harinyanya ada delapan truk tanggi pengakut air bersih yang mendatangi kamp-kamp pengungsian di wilayah Utara Gaza. Ribuan orang ikut mengantri untuk mendapatkan bantuan air bersih tersebut. “Dampak dari serang yang dilakukan tentara Zionis di daerah tersebut, selain menewaskan puluhan ribu jiwa dan menghancurkan permukiman warga juga merusak fasilitas air bersih, sehingga warga yang masih berada di kota itu mengalami krisis air bersih parah. Untuk meringankan penderitaan mereka kami mendistribusikan air bersih,” jelas Ibnu. Menuriutnya, hancurnya sarana dan fasilitas air bersih ini tentunya akan menambah masalah terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi warga di Gaza khusunya di wilayah terisolasi yakni kamp Jabaliah. Maka dari itu, INH dengan relawan lokal setempat memberikan pelayanan untuk meringankan penderitaan mereka dengan mendistribusikan air bersih di kamp pengungsian. Selain itu, pihaknya melakukan asesmen untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan air bersih bagi warga yang juga pengungsi korban serangan tentara Zionis Israel ini. Jika hasilnya layanan pendistribusian air bersih sangat penting maka jangkauan penyaluran air diperluas kamp penampungan pengungsi lainnya. Hingga saat kini lembaga kemanusiaan INH masih membuka open donasi yang akan disalurkan untuk program kemanusiaan di Gaza, bagi para donatur yang ingin ikut serta dalam program ini bisa kunjungi website resmi inh.or.id “Kami ucapkan terimakasih kepada para donatur setia INH, yang tak poernah bosan untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina khusunya Gaza, semoga harta yang dikeluarkan akan menjadi ladang amal dan pahala kelak nanti di hari akhir, aamiin,” pintanya. Hingga harai keke-354 atau 20 Rabi’ul Awal 1446 H, serangan brutal Zionis Israel mentarget 3 pembantaian keluarga di wilayah Khan Younis dan Gaza lainnya, 12 syahid, 43 dilaporkan luka-luka selama 24 jam terakhir. Tercatat dari data kementrian Kesehatan Palestina di Gaza Jumlah korban genosida Israel terus meningkat yakni menjadi sekitar 41,467 telah syahid dan 95,921 terluka sejak tanggal 7 Oktober lalu. 74 peersen korban genosida adalah wanita dan anak-anak. (***)
-
Penuhi Kebutuhan Air Bersih, INH Bangun Sumur Kebaikan di Kamp Pengungsian Gaza
NewsINH, Gaza – Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) tengah melaksanakan proyek pembangunan sumur kebaikan di kamp pengungsian, Khan Younis tekat Universital Al Aqsa, Gaza Selatan, Palestina. Sumur kebaikan ini akan dimanfaatkan sekitar enam ribu pengungsi yang tinggal diwilayah tersebut, untuk memenuhi kebutuhan air bersih. “Doakan kami semoga pembangunan sumur kebaikan untuk saudara-saudara kita di kamp pengungsian ini bisa segera selesai, target kami dua pekan air sudah bisa dimanfaatkan,” kata Ibnu Hafidz Manager Program INH, Rabu (10/7/2024). Menurutnya, sejak terjadinya penyerangan militer zionis Israel ke wilayah Gaza, air bersih menjadi persoalan yang mendasar dan merupakan kebutuhan utama baik untuk bersuci, maupun kebutuhan sehari-hari. “Krisis air bersih di Gaza sangat mencemaskan oleh karena itu pembangunan sumur kebaikan ini menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi terjadinya krisis air bersih di lokasi pengungsian,” jelasnya. Dari data statistik resmi hari ke 270 genosida Israel yang dikeluarkan Media Kantor Pemerintahan di Gaza setidaknya 47, 925 jiwa telah menjadi korban kebrutalan zionis Israel. 10 ribu lebih masih tertimbun dan hilang sejak penyerangan pada 7 oktober 2023 silam. Korban Syahid didominasi oleh anak-anak dan wanita. Tak hanya merenggut korban jiwa, aneksasi Israel di Gaza juga telah menghancurkan 195 kantor pusat pemerintahan, 113 sekolah dan kampus, sebanyak 608 masjid hancur dan 3 gereja juga menjadi sasaran kebiadaban tentara Israel. Sementara itu, 150 ribu unit rumah warga hancur total, 453 ribu mengalami kerusakan. Penyerangan itu juga menyasar 34 rumah sakit rusak dan toidak bisa beroperasi dan 64 unit layanan kesehatan lainya baik klinik maupun puskesmas berhenti beroperasi. Kerugian secara materi ditaksir mencapai 33 milyar dolar, dan untuk bisa kembali membangun Gaza diperkirakan membutuhkan waktu selama 16 tahun. (***)
-
Founder INH Muhammad Husein Tiba di Tanah Air Disambut Meriah
NewsINH, Jakarta – Muhammad Husein founder lembaga kemanusiaan Internsional Networking for Humanitarian (INH) yang juga sebagai aktivis kemanusiaan di Jalur Gaza-Palestina, tiba di Indonesia melalui bandara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tanggerang, Banten, Rabu (16/11/2023). Kedatangan Muhammad Husein dan keluarga dari Gaza ini disambut meriah oleh puluhan keluarga dan rekan-rekan kerja di lembaga kemanusiaan tempat ia bekerja. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Ahlan wa Sahlan Aktivis Kemanusiaan di Tanah Air” suasana haru punterlihat dalam penyambutan kedatangan Husein dan keluarganya. Sebagaimana diketahui, Muhammad Husein beserta istrinya Jinnan, dan dua anaknya yakni Muslim dan Habib pulang ke Indonesia lantaran situasi dan kondisi di jalur Gaza-Palestina yang semakin parah akibat serangan militer zionis Israel. Aktivis kemanusiaan yang telah lebih dari 12 tahun tinggal di Gaza ini pulang melalui jalur evakuasi yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri dan KBRI Cairo di Mesir. “Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak Pemerintah Indonesia yang sudah membantu kepulangan keluarga kami ke Indonesia,” ujar Muhammad Husen. Muhammad Husein menceritakan banyak hal. Mulai dari kondisi peperangan Palestina-Israel, dan juga soal perjalanan bisa keluar dari jalur Gaza sampai berhasil di Rafah, Mesir. “Sebenarnya berat meninggalkan Palestina, bahkan sebelumnya ada 11 kerabat keluarga istrinya menjadi korban perang zionis Israel, walaupun jasad saya di Indonesia namun jiwa dan pemikiran tetap berada di Gaza,” kata Husein. Sementara itu Direktur Perlindungan WNI, Kemenlu RI Judha Nugraha mengatakan bahwa negara memiliki tanggung jawab atas keselamatan warganya yang ada di luar negeri seuai peraturan yang tertuang dalam undang-undang nomor 37 tahun 1999 tentang hunungan luar negeri. “Negara memiliki tanggung jawab atas keselamatan warganya, dan alhamdulillah setelah sebelumnya kami melakukan evakuasi terhadap satu keluarga WNI, hari ini kami berhasil melakukan evakuasi kembali WNI atas nama Muhammad Husein beserta keluarganya,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha. Saat ini kata Judha, masih ada tiga orang warga negara Indonesia di Gaza yang belum dievakuasi. Namun, ketiganya memilih tetap tinggal di Gaza. “Ada 10 warga negara Indonesia yang tinggal di Gaza di mana tujuh di antaranya memilih untuk dievakuasi, yaitu keluarga mas Husein dan juga keluarga Abdillah Onim. Sedangkan 3 WNI lainnya memilih tinggal di Gaza,” pungkasnya. (***)
-
Bantu Gaza, 3 Pesawat Kemanusiaan RI Besok akan Diterbangkan ke Mesir
NewsINH, Jakarta – Krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Gaza Palestina mengundang perhatian dunia Internasional. Besok rencanaya pemerintah Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan pertamanya sejak perang berlangsung pada 7 Oktober silam. Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan dengan menggunakan tiga pesawat, dua diantaranya pesawat hercules milik TNI AU dan satu diantaranya pesawat carter komersil milik maskapai Garuda Indonesia. “Insya Allah kami besok siap memberangkatkan dua unit pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara dari Jakarta menuju Mesir pada Sabtu (4/11/2023) besok,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Julius Widjojo, Jumat (3/11/2023). Menurutnya, dua unit Hercules yang diberangkatkan berasal dari Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU. Di luar itu, Julius menambahkan, TNI AU juga menyiapkan dua Hercules cadangan untuk misi kemanusiaan tersebut. “Selain dua unit pesawat Hercules TNI AU, dilibatkan juga satu unit pesawat carter (Boeing 737 Garuda) oleh Mabes Polri sehingga total dukungan pesawat untuk mengangkut logistik bantuan kemanusiaan ke Palestina berjumlah tiga unit pesawat,” kata Julius. Tiga unit pesawat itu rencananya berangkat dari Base Ops Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta pada Sabtu pukul 08.30 WIB. Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan melepas rombongan yang mengangkut bantuan kemanusiaan itu. Rombongan pesawat dari RI itu dijadwalkan tiba di Mesir pada Senin (6/11/2023) mendatang. “Rute penerbangan dalam misi kemanusiaan ini yakni Halim (Jakarta)-Aceh-Yangon (Myanmar)-New Delhi (India)-Abu Dhabi (Uni Emirat Arab)-Jeddah (Arab Saudi)-El Arish (Mesir). Kolaborasi antarinstansi yang solid menjadikan proses pengiriman bantuan sampai dengan saat ini berjalan lancar,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI. Untuk proses saat ini, dia melanjutkan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengajukan nota diplomatik, terutama untuk izin penerbangan (flight clearance), izin mendarat (landing permit), dan ground handling. Dia menyebut Kementerian Pertahanan juga membantu pembiayaan dalam beberapa proses pengiriman bantuan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal pada sesi jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/11/2023) kemarin, menyampaikan, bantuan itu nanti diserahterimakan ke Bulan Sabit Merah Mesir, kemudian disalurkan ke Gaza oleh UNRWA. “Hal ini karena hanya Bulan Sabit Merah Mesir yang diberi wewenang untuk membawa masuk bantuan ke Gaza,” kata Iqbal. Dia menambahkan, pihak Kemenlu RI masih menunggu persetujuan dari PBB mengenai barang-barang bantuan yang dapat masuk ke Gaza. Sejauh ini, Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha mengatakan, logistik yang disiapkan berupa alat-alat kesehatan, sanitasi, makanan, kantong tidur, dan perlengkapan musim dingin. Total jumlah bantuan yang akan disalurkan mencapai 30 ton yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, PMI, Baznas, dan Forum Zakat untuk warga Palestina di Gaza. Menurut Edwin, sebanyak 42 kru pesawat dan dua perwira menengah TNI dari Kementerian Pertahanan yang bertugas sebagai penghubung (liaison officer/LO) akan ikut dalam misi kemanusiaan tersebut. “Kami menyertakan dua perwira Kemhan seperti pada saat pelaksanaan pengiriman bantuan ke Turki (untuk korban gempa, Red), kami menyertakan satu perwira menengah sebagai LO,” kata dia. Sementara itu, Muhammad Husein aktivis kemanusiaan asal Indonesia yang berada di Gaza menyatakan jika dirinya gagal kelur perbatasan rafah. Saat ini Husein dan keluarga yang terdiri dari dua anak dan istrinya itu kembali lagi ke rumah sementara. “Sejak pagi sudah bergerak ke border rafah tetapi tidak berhasil karena anak-anak saya dan istri tidak masuk daftar orang yang diperbolehkan,” jelas Muhammad Husein seperti dalam video vlog di channel youtube “Muhamamd Husein Gaza” “Kami sudah menunggu sejak pagi hingga sore, menunggu di border rafah dengan harapan bisa keluar ternyata tidak bisa, kami terus intens komunikasi dengan pihak KBRI dan Kemenlu, tetapi masih tertolak menunggu kesempatan lain,” jelasnya. Biasanya, kata Husein pada hari normal border rafah pada hari Jum’at hingga Minggu di tutup. Akan tetapi semoga saja masih ada kesempatan untuk bisa keluar dari zona konflik tersebut. (***)