News INH, Tel Aviv – Anggota Parlemen (Kneset) Israel Ofer Cassif, mengatakan pendudukan Israel atas Palestina adalah teror terbesar di kawasan Timur Tengah atau Timteng.
Kritik keras Cassif ini disampaikan pada hari Rabu (8/6/2022) kemarin dalam konferensi Knesset yang diselenggarakan untuk mengakhiri pendudukan.
“Ada alasan yang sangat sederhana, mengapa demikian,” kata Cassif, anggota Parlemen dari aliansi Joint List.
Dia berbicara kepada anggota Parlemen sayap kiri dan perwakilan LSM yang berkumpul di ruang konferensi Knesset untuk fokus pada kerusakan yang dilakukan terhadap Palestina sejak Perang Enam Hari 1967, ketika Israel merebut Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem timur dari Yordania.
“Definisi teror yang diterima bukanlah definisi politik seperti yang terjadi dalam wacana Israel dan di Parlemen-nya,” katanya seperti dilansir dari Jerusalem Post, Kamis (9/6/2022).
“Pemahaman yang diakui secara global teror adalah suatu bentuk kekerasan, termasuk ancaman kekerasan, terhadap warga sipil yang tidak bersalah untuk mencapai tujuan politik.” katanya.
“Pendudukannya persis seperti ini. Ia bertindak terhadap warga sipil yang tidak bersalah menggunakan kekerasan dan penindasan dan ancamannya terhadap jutaan orang tak bersalah ketika tujuannya adalah politik,” kata Cassif.
“Pendudukan adalah teror terbesar yang ada di seluruh wilayah Timut Tengah, tentu saja ketika menyangkut Palestina – Israel.”
Mereka yang ingin mengabaikan fakta, kata Sassif jika pendudukan adalah ‘teror’ adalah orang bodoh yang tidak tahu apa itu teror atau pembohong yang tahu apa itu teror dan berusaha menyembunyikannya. Mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah buku yang dia tulis berbicara tentang mereka yang berperang melawan kekuatan militer adalah gerilyawan dan bukan teroris.
“Ketika teror seperti itu ada, ada perlawanan,” katanya, seraya menambahkan bahwa tidak ada pendudukan yang ramah.
“Tidak ada negara yang akan hidup di bawah pemerintahan asing tanpa perlawanan.” Pendudukan itu sendiri, imbuh Cassif, juga melahirkan kejahatan lain seperti tindakan apartheid dan demonisasi dan dehumanisasi mereka yang melawan.
Anggota Parlemen lainnya, Amihai Chikli, menolak gagasan bahwa Israel adalah kekuatan pendudukan di jantung Alkitabiahnya, mencatat bahwa jika seseorang berbicara tentang pendudukan, maka masalahnya tidak kembali ke 55 tahun tetapi 3.500 tahun.
Dia membaca dari Alkitab tentang awal pemerintahan Raja Daud, menyatakan, “Daud merebut Yerusalem.” Kata-katanya mendorong ketua konferensi Kneset Aida Touma-Sliman dari aliansi Joint List untuk bertanya, “Jadi dari sanalah pendudukan dimulai?” Chikli mengatakan; “Ada klaim bahwa kami bukan penduduk asli di sini, tetapi kami adalah penduduk asli daerah ini, Yudea dan Samaria.”
Sumber: sindonews