INH News, Al-Quds – Saluran Ibrani 12 mengungkapkan bahwa kekacauan internal terjadi antara Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett dan salah seorang senior petinggi pasukan zionis mengenai rencana operasi militer di jalur Gaza, Palestina.
Dilansir dari gazamedia.net, saluran itu mengatakan bahwa Bennett bersikukuh bahwa pimpinan Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar harus menerima balasan karena orasi pergerakan dan perjuangannya berhasil bangkitkan semangat pejuang Palestina di segala lini. Sementara senior pasukan Zionist dan Shin Bet percaya bahwa peran Sinwar dalam operasi gerilya baru-baru ini dan Hamas di belakangnya adalah hal wajar dan tak perlu dikaitkan untuk menyerbu Jalur Gaza.
Selama sesi keamanan diperluas yang diadakan internal Israel, tentara Zionist dan Shin Bet menyatakan bahwa kepentingan Israel terletak pada melanjutkan kebijakan isolasi (penangkapan besar-besaran) anggota faksi pejuang Palestina.
Kepala Staf Angkatan Darat, Aviv Kohavi dan pimpinan Shin Bet, Ronen Bar menjelaskan bahwa Sinwar tidak mengarahkan gelombang operasi, dan dia tidak boleh digambarkan seperti itu, karena ia sudah menjalankan peran beri pengaruh besar kepada rakyat Palestina.
Di sisi lain, Naftali Bennett percaya bahwa operasi gerilya baru-baru ini tidak luput dari campur tangan faksi pejuang Gaza. Hal setimpal juga ditekankan oleh faksi bahwa Israel mesti bertanggung jawab atas peristiwa kekacauan di masjid Al-Aqsa beberapa bulan lalu.
Saluran Ibrani 12 turut melaporkan bahwa Bennett meminta pasukan Zionist dan Tim Intelijen Shin Bet untuk menyajikan opsi yang memungkinkan menjelang sesi pertemuan di Capitol Amerika mengenai pertimbangan menyerbu Jalur Gaza dan kemungkinan rencana penjajahan atas bangsa Palestina lainnya.