NewsINH, Gaza – Israel kembali melakukan agresi dengan mengerahkan jet-jet tempur mereka ke Jalur Gaza, Palestina. Setidaknya 9 warga Palestina termasuk anak-anak meninggal dalam serangan mematikan tersebut.
Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Selasa (9/5/2023) setidaknya sembilan warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan meninggal dan banyak lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel yang mengantarkan agresi baru di Jalur Gaza yang terkepung.
Dalam laporanya, serangkaian serangan udara Israel menargetkan beberapa rumah dan bangunan tempat tinggal di Jalur Gaza yang terkepung.
Beberapa nama korban meninggal diantaranya, Jihad Ghannam (62), Khaled Al-Buheiti (44), dan Tareq Izz al-Din. Selain itu sejumlah anggota keluarga mereka termasuk anak-anak dan perempuan ikut menjadi korban dalam agresi tersebut.
Jumlah akhir korban belum dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Palestina di tengah kekhawatiran bahwa banyak korban dapat terkubur di bawah reruntuhan saat operasi penyelamatan sedang berlangsung.
Serangan udara itu terjadi saat ketegangan meningkat antara Israel dan militan di Jalur Gaza, yang diperintah oleh kelompok militan Hamas. Ketegangan itu terkait dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, di mana Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari selama beberapa bulan terakhir untuk menahan warga Palestina yang diduga merencanakan atau melakukan serangan terhadap warga Israel.
Untuk mengantisipasi serangan roket Palestina sebagai tanggapan atas serangan udara tersebut, militer Israel mengeluarkan instruksi yang menasihati penduduk komunitas dalam jarak 25 mil (40 kilometer) dari Gaza untuk tetap dekat dengan tempat perlindungan bom yang telah ditentukan.
Pekan lalu, militan Gaza menembakkan beberapa salvo roket ke Israel selatan, dan militer Israel menanggapi dengan serangan udara setelah kematian seorang anggota senior Jihad Islam yang mogok makan dalam tahanan Israel. Baku tembak berakhir dengan gencatan senjata rapuh yang dimediasi oleh Mesir, PBB, dan Qatar.
Serangan udara tersebut mirip dengan yang terjadi pada tahun 2022 di mana Israel membom tempat-tempat yang menampung komandan kelompok Jihad Islam, memicu serangan selama tiga hari yang membuat kelompok tersebut kehilangan dua komandan utamanya dan lusinan militan lainnya.
Israel mengatakan penggerebekan di Tepi Barat dimaksudkan untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan di masa depan. Orang-orang Palestina melihat serangan itu sebagai kubu lebih lanjut dari 56 tahun Israel, pendudukan terbuka atas tanah yang mereka cari untuk negara merdeka di masa depan.
Sebelumnya, Israel juga melakukan serangan udara pada awal bulan ini dimana serangan udara yang dilancarkan jet-jet tempur milik pasukan angkatan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan seorang pria berusia 58 tahun dan melukai lima lainnya.