Produksi Roti Secara Tradisional, INH Penuhi Kebutuhan Pangan Pengungsi di Gaza

Produksi Roti Secara Tradisional, INH Penuhi Kebutuhan Pangan Pengungsi di Gaza

NewsINH, Gaza – Produksi roti secara tradisional di Gaza telah menjadi upaya penting dalam memenuhi kebutuhan para pengungsi yang terdampak konflik dan krisis kemanusiaan. Di tengah keterbatasan sumber daya, metode tradisional menawarkan solusi praktis karena memanfaatkan alat dan bahan yang mudah diakses, seperti oven tanah liat dan tepung lokal.

Lembaga Kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) terus berkomitmen untuk terus membantu dan mendistribusikan kebutuhan pangan bagi pengungsi di Jalur Gaza, termasuk diwilayah yang paling terisolir sejak agresi dan genmosida Israel di Jalur Gaza sejak 7 oktober 2023 silam.

“Alhamdulillah, dalam upaya memberikan dukungan kepada keluarga yang mengungsi akibat konflik di Gaza Utara, proyek distribusi paket cookies telah berhasil dilaksanakan di daerah Al-Daraj dan Al-Tufah,” Muhammad Hadiyan Abshar, Manager Program INH, Jum’at (10/1/2025).

Menurutnya program distribusi bantuan pangan ini telah menelan total anggaran sebesar $ 10,000, proyek ini memberikan manfaat kepada 1,200 orang, termasuk anak-anak, yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena dampak perang yang berkepanjangan.

“Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan darurat berupa makanan yang tidak hanya bernutrisi tetapi juga mampu memberikan sedikit keceriaan di tengah kesulitan yang mereka hadapi,” imbuhnya.

Seluruh cookies yang didistribusikan diproduksi secara manual oleh warga lokal yang memiliki keahlian dalam pembuatan makanan. Bahan-bahan berkualitas diproses di fasilitas pengolahan makanan lokal dengan standar keamanan dan higienitas yang tinggi, memastikan setiap paket aman untuk dikonsumsi.

Distribusi dilakukan secara langsung ke tempat pengungsian, sehingga bantuan dapat tepat sasaran. Fokus utama proyek ini adalah memberikan kebahagiaan sederhana bagi anak-anak dan keluarga yang menghadapi situasi sulit, menjadikan paket cookies ini simbol harapan dan perhatian.

Salah satu elemen kunci keberhasilan proyek ini adalah keterlibatan aktif warga lokal. Melalui kolaborasi dengan tim INH Gaza, warga setempat tidak hanya terlibat dalam proses produksi tetapi juga mendapatkan keterampilan baru yang bermanfaat. Partisipasi ini memperkuat rasa solidaritas dan persatuan di tengah krisis, menciptakan hubungan yang lebih erat dalam komunitas yang terdampak perang.

Dampak proyek ini dirasakan secara signifikan oleh penerima manfaat. Selain memberikan bantuan gizi yang penting, distribusi paket cookies juga meningkatkan semangat dan moral keluarga yang berjuang menghadapi konflik. Upaya ini membawa sedikit kebahagiaan dan kenyamanan bagi mereka, serta menjadi bukti nyata perhatian masyarakat internasional.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para donatur yang telah berkontribusi dalam proyek ini. Dengan dukungan Anda, kami berhasil membawa secercah harapan dan kebahagiaan bagi mereka yang sangat membutuhkan. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih besar di masa mendatang,” pungkasnya. (***)

Pekan Pertama 2025, UNICEF Laporkan 74 Anak di Gaza Meninggal Dunia

Pekan Pertama 2025, UNICEF Laporkan 74 Anak di Gaza Meninggal Dunia

NewsINH, Hamilton – Setidaknya 74 anak-anak di Jalur Gaza meninggal dunia selama pekan pertama 2025 akibat serangan Israel, menurut laporan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) baru-baru ini.

Serangan Israel yang dilakukan pada malam hari di wilayah seperti Gaza City, Khan Younis, dan Al Mawasi, yang disebut sebagai “zona aman”, telah merenggut banyak nyawa anak-anak.

UNICEF melaporkan bahwa “serangan terbaru, kemarin, menyebabkan lima anak dilaporkan meninggal di Al Mawasi.”

“Bagi anak-anak Gaza, tahun baru ini membawa lebih banyak kematian dan penderitaan akibat serangan, kekurangan, serta meningkatnya paparan terhadap cuaca dingin,” ujar Direktur Eksekutif Catherine Russell dalam pernyataannya, seraya menambahkan, “Gencatan senjata sudah sangat mendesak.”

Menyoroti krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, UNICEF mencatat bahwa lebih dari satu juta anak hidup di tenda darurat, dengan banyak keluarga yang telah mengungsi selama berbulan-bulan.

“Sejak 26 Desember, delapan bayi dan balita dilaporkan meninggal akibat hipotermia, ancaman besar bagi anak-anak kecil yang tidak mampu mengatur suhu tubuh mereka,” kata UNICEF.

Kerusakan infrastruktur sipil serta rumah sakit yang kewalahan memperburuk situasi.

UNICEF juga mencatat penutupan Rumah Sakit Kamal Adwan, satu-satunya rumah sakit anak di Gaza utara, setelah serangan Israel bulan lalu.

“UNICEF telah lama memperingatkan bahwa tempat perlindungan yang tidak memadai, kurangnya akses ke makanan dan layanan kesehatan, kondisi sanitasi yang buruk, serta cuaca musim dingin kini mengancam kehidupan semua anak di Gaza,” ujar Russell.

UNICEF mendesak penghentian serangan terhadap warga sipil dan meminta agar bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa dapat segera menjangkau mereka yang membutuhkan.

UNICEF juga menekankan pentingnya pengiriman bantuan dan pasokan untuk kelangsungan hidup anak-anak di Gaza.

Russell mendesak dilakukan tindakan segera untuk meningkatkan keamanan agar pekerja bantuan dapat mendistribusikan pasokan dengan aman kepada keluarga yang membutuhkan.

Russell juga mengatakan, “Keluarga-keluarga membutuhkan akhir dari penderitaan dan kehancuran yang tak terbayangkan ini.”

 

Sumber: Anadolu/Antara

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!