Kesaksian Warga Gaza, Ledakan Bom Israel di Al Mawasi Seperti “Gempa Bumi”

Kesaksian Warga Gaza, Ledakan Bom Israel di Al Mawasi Seperti “Gempa Bumi”

NewsINH, Gaza – Pengeboman terbaru Israel di Jalur Gaza tepatnya di zona aman kamp pengungsian al-Mawasi, Gaza bagian selatan yang dihuni ribuan warga sipil Palestina telah merenggut korban jiwa sebanyak 40 orang. Suara ledakan dahsyat itu pun disaksikan oleh warga sipil gaza bagaikan “gempa bumi” dahsyat dan menyeramkan.

Aisha Nayef al-Shaer, seorang wanita tua yang tinggal di al-Mawasi, menggambarkan melihat anggota tubuh yang terpotong ditarik dari bawah pasir.

“Kami sedang tertidur ketika pengeboman tiba-tiba dimulai. Kami mulai berlari dan menemukan orang-orang tergeletak di tanah. Beberapa kakinya putus, yang lain kepalanya dipenggal, dan orang-orang menggendongnya,” kata Aisha seperti dikutip dari Middle East Eye.

“Masih ada orang yang hilang di bawah pasir. Beberapa waktu lalu, mereka mencabut kepala, tangan, dan kaki. Orang-orang masih terkubur, dan keluarga mereka sedang mencari mereka. Mereka tertidur dan mereka mengebom mereka dengan pesawat terbang. Daerah itu penuh sesak dengan orang-orang dan tenda-tenda.”

Para saksi mata mengatakan sedikitnya 20 tenda darurat yang menampung keluarga menjadi sasaran. Mereka mendirikan tenda di daerah pesisir berpasir dekat kota Khan Younis, tempat dengan sedikit infrastruktur untuk mendukung mereka.

Ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi telah berlindung di al-Mawasi setelah Israel memerintahkan mereka untuk meninggalkan Gaza utara dan timur segera setelah perang meletus pada bulan Oktober.

Sejak Israel memulai operasi militer di kota selatan Rafah pada bulan Mei, jumlah pengungsi di al-Mawasi telah berlipat ganda, situasi yang diperburuk oleh serangan yang dilancarkan di Khan Younis dan beberapa bagian Gaza tengah.

Al-Mawasi menyaksikan serangan serupa pada tanggal 13 Juli, ketika serangan udara Israel terhadap warga Palestina yang mengungsi menewaskan sedikitnya 88 orang dan melukai 289 lainnya.

Umm Mahmoud, seorang pengungsi Palestina yang telah berlindung di Mawasi selama sembilan bulan, menyebut serangan itu ‘mengerikan’.

“Kami mendengar sekitar lima ledakan yang terasa seperti gempa bumi di daerah tersebut. Saat itu gelap, kami semua sedang tidur, dan anak-anak keluar sambil menangis. Orang-orang tercabik-cabik, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak,” katanya kepada MEE.

“Kami merasa aman di sini, dan tidak ada pejuang perlawanan di antara kami. Saya sudah berada di sini selama sembilan bulan dan belum melihat satu pun pejuang di daerah ini. Semua orang di sini adalah wanita, anak-anak, orang tua, dan orang biasa.”

 

Sumber: MME

Gunakan Bom Buatan AS, Israel Luluhlantakan Zona Kemanusiaan di Al Mawasi

Gunakan Bom Buatan AS, Israel Luluhlantakan Zona Kemanusiaan di Al Mawasi

NewsINH, Gaza – Kecaman mengalir dari para pemimpin dunia setelah Israel menjatuhkan bom ke ‘zona aman’ Al-Mawasi di Gaza selatan. Serangan tersebut dilaporkan menewaskan 40 orang

Sebuah penyelidikan oleh kantor berita Sanad Aljazirah menemukan bahwa Israel menggunakan bom buatan AS dalam serangan itu. Pejabat Gaza mengatakan bom itu seperti ‘melelehkan’ tubuh para korban yang menjadi sasaran serangan.

Sekitar tengah malam pada Selasa (10/9/2024) kemarin, bom dijatuhkan di tenda-tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi di Al-Mawasi.

Saksi mata mengatakan kepada Middle East Eye bahwa ledakan itu terasa seperti gempa bumi yang mengguncang daerah tersebut. Ketika mereka melangkah keluar, mereka menemukan korban dengan anggota tubuh yang terpencar tergeletak di tanah.

“Saat itu sekitar pukul 12.30 atau 1 dini hari, saya sedang tidur di pergola di luar rumah saya ketika tiba-tiba, saya melihat rudal jatuh dan pasir menghujani kami. Mereka mengebom daerah itu dengan sekitar empat atau lima rudal,” kata Alaa Shahda Mahmoud al-Shaer, seorang warga lanjut usia di al-Mawasi, kepada MEE.

Saudari-saudari, mertua, dan anak perempuan Shaer semuanya tinggal bersamanya. “Tentara Israel memberi tahu warga Palestina untuk pindah ke daerah yang disebut aman inijadi semua orang datang ke sini. Kami terkejut dengan apa yang mereka lakukan.”

Shaer bergabung dengan puluhan warga dan pengungsi yang mulai menggali tumpukan pasir dan menyelamatkan mereka yang terkubur hidup-hidup sebelum tim SAR pertahanan sipil tiba.

“Hanya Tuhan yang tahu bagaimana kami menyelamatkan orang-orang. Kami menggali pasir dan tenda dari mereka dengan tangan kosong. Itu adalah perjuangan untuk mengeluarkan para korban. Kami mencoba menyelamatkan para wanita dan anak-anak tetapi pasir telah menutupi tenda dan orang-orang,” katanya.

“Beberapa tenda, kami bahkan tidak dapat menemukannya – semuanya terkubur. Pertahanan sipil mencoba mengambilnya pada malam hari tetapi tidak berhasil, dan kami masih menunggu mereka untuk diambil kembali.”

Menurut pertahanan sipil Gaza, sedikitnya 40 orang tewas dan 60 lainnya terluka dalam serangan itu, yang terjadi tanpa perintah evakuasi sebelumnya.

“Saya tidak melihat para martir, tetapi para pemuda mengatakan ada seorang wanita yang kepalanya terpenggal, anak-anak dan anggota keluarga al-Shaer dan Foujo terbunuh. Semua yang tewas adalah orang-orang biasa. Kami tidak pernah mendengar bahwa ada di antara mereka yang bekerja sama dengan perlawanan sebelumnya,” kata Shaer.

Militer Israel mengatakan mereka menargetkan pusat komando Hamas yang disamarkan di wilayah kemanusiaan di Khan Younis. Israel berdalih telah banyak langkah diambil untuk mengurangi kemungkinan melukai warga sipil, termasuk penggunaan persenjataan presisi, pengawasan udara, dan informasi intelijen tambahan”.

Namun Israel tidak membagikan bukti untuk mendukung klaim mereka. Sementara Hamas membantah tuduhan tersebut.

Berbicara bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyebut serangan itu “mengejutkan” dan mengatakan hal itu menunjukkan perlunya gencatan senjata segera.

 

Sumber:MEE/Republika

Biadabnya Israel, Kubur Hidup-hidup Puluhan Warga Gaza di Pengungsian Al Mawasi

Biadabnya Israel, Kubur Hidup-hidup Puluhan Warga Gaza di Pengungsian Al Mawasi

NewsINH, Gaza – Israel kembali melakukan serangan brutal di wilayah al-Mawasi di Khan Younis, tempat separung pengungsi di Jalur Gaza berlindung. Bombardir Israel di wilayah itu membunuh 40 orang, mengubur mereka dalam timbunan pasir akibat bom.

Serangan Israel terhadap orang-orang yang berlindung di tenda-tenda di daerah al-Mawasi terjadi pada tengah malam ketika para pengungsi sedang tidur. Media Palestina kini melaporkan bahwa sedikitnya 40 orang syahid dalam serangan itu, dan 60 lainnya terluka, menurut kantor berita Reuters.

Aljazirah mengutip Pertahanan Sipil Gaza mengatakan setidaknya 20 tenda tempat pengungsi Palestina tidur terkena serangan tersebut. Daerah pesisir al-Mawasi telah dipenuhi dengan tenda-tenda sejak banyak warga Palestina melarikan diri ke sana ketika tentara Israel menetapkannya sebagai “zona aman” selama invasi darat ke kota-kota terdekat, Rafah dan Khan Younis.

Tim penyelamat yang mencari korban selamat di al-Mawasi mengatakan rudal Israel meninggalkan lubang sedalam 9 meter di tenda kamp di Jalur Gaza selatan. Serangan itu terjadi di dekat rumah sakit lapangan yang dikelola oleh badan amal Inggris UK-Med, di pintu masuk al-Mawasi.

Hampir separuh penduduk Gaza kini tinggal di wilayah al-Mawasi. Kebanyakan orang tinggal di tenda karena mengira ini adalah zona aman. Namun mereka terbangun karena suara lima bom udara besar yang menghantam tenda dan menewaskan banyak keluarga. Puluhan orang masih hilang dan pertahanan sipil menggali dengan tangan kosong untuk mengeluarkan orang-orang dari bawah reruntuhan.

Saksi mata di daerah Khan Younis menggambarkan suasana kacau setelah serangan Israel. Para saksi menggambarkan api yang berkobar dan pesawat pengintai Israel berputar-putar di atasnya.

Attaf al-Shaar, yang mengungsi dari kota selatan Rafah dan hadir di lokasi serangan, mengatakan serangan itu terjadi setelah tengah malam dan menyebabkan kebakaran. “Orang-orangnya terkubur di pasir. Mereka diambil sudah jadi potongan-potongan tubuh,” katanya kepada reporter Associated Press.

Hamas membantah klaim militer Israel bahwa mereka menjadi tuan rumah pusat komando di zona kemanusiaan, menyusul serangan terhadap al-Mawasi. Militer Israel mengklaim jet tempurnya membom tenda-tenda tersebut karena menargetkan pusat komando Hamas yang “menyamar di wilayah kemanusiaan”.

“Ini jelas merupakan kebohongan yang bertujuan untuk membenarkan kejahatan ini. Perlawanan telah beberapa kali menyangkal bahwa ada anggotanya yang berkumpul di tempat berkumpul sipil atau menggunakan tempat-tempat tersebut untuk tujuan militer,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Pada hari yang sama, warga kelima dipastikan syahid setelah militer Israel mengebom sebuah warung makan di Kota Gaza, Gaza utara, menurut media lokal. Mereka dipastikan meninggal menyusul serangan terhadap kedai falafel yang populer di kawasan al-Shawa Square di Kota Gaza.

 

Sumber: Reuters/Republika

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!