NewsINH, Gaza – Awal bulan suci Ramadan di Gaza, Palestina telah dimulai sejak hari Senin (11/3/2024) kemarin. Namun, militer zionis Israel terus melancarkan serangan ke wilayah tersebut. Harapan bagi ribuan umat muslim di Gaza untuk berpuasa selama satu bulan bisa dilaksanakan dengan tenang dan khidmat namun justru sebaliknya bulan puasa ini tanpa gencatan senjata.
Umat Muslim Gaza melaksanakan puasa dengan pertempuran berkecamuk antara pasukan Israel dan Hamas, serta krisis kemanusiaan yang mengerikan di wilayah Palestina yang terkepung.
Sebuah kapal amal Spanyol dengan bantuan makanan disiapkan untuk berlayar dari Siprus ke pesisir Jalur Gaza, di mana PBB telah berulang kali memperingatkan kelaparan. Kelompok bantuan mengatakan hanya sebagian kecil dari pasokan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan dasar telah diizinkan masuk ke Gaza sejak Oktober, ketika Israel menempatkannya di bawah pengepungan yang hampir total.
Sekitar 370 kilometer (230 mil) dari Siprus melintasi Laut Mediterania, Mohammed Harara berdiri di tepi Gaza, berharap bantuan tiba. “Saya sudah menunggu sejak pagi ini, karena besok adalah awal bulan suci Ramadhan dan situasinya sangat tragis,” katanya dilansir dari Arab News, Senin (11/3/2024).
Kelompok non-pemerintah Open Arms mengatakan kapalnya akan menarik tongkang dengan 200 ton makanan, yang kemudian akan diturunkan oleh mitranya, badan amal AS World Central Kitchen di pantai Gaza. “Itu diperkirakan akan berangkat dalam beberapa jam mendatang,” juru bicara pemerintah Siprus Konstantinos Letymbiotis mengatakan kepada Kantor Berita Siprus.
Pesawat Yordania, AS, Prancis, Belgia, dan Mesir menerjunkan bantuan ke Gaza utara pada hari Ahad (10/3/2024), tetapi koordinator bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk daerah tersebut mengatakan meningkatkan pasokan melalui darat adalah cara terbaik untuk mendapatkan bantuan kepada 2,4 juta orang di wilayah itu.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan bantuan darat yang mencapai bagian utara Jalur Gaza sangat, sangat minim tidak cukup untuk siapa pun.
Bantuan ini berasal dari dua jalur utama pertama, Jalan Salah Al-Din, di mana terdapat bundaran yang dibangun oleh Kuwait, sehingga dinamakan Bundaran Kuwait. Lokasi lainnya adalah Jalan Laut di Persimpangan Al-Nablusi, yang diambil dari nama sebuah toko manisan yang dibuka oleh seorang tawanan yang dibebaskan dari Tepi Barat di Jalur Gaza.
Orang-orang yang kelaparan berkumpul di dua titik ini (Bundaran Kuwait dan Bundaran Nablusi) berharap mendapatkan makanan. Pengeboman terhadap orang-orang yang kelaparan ini telah menjadi rutinitas harian yang dilakukan oleh penjajah Zionis dan disaksikan oleh masyarakat internasional melalui layar kaca mereka.
Kelaparan akan melanda seluruh penduduk Gaza utara. Bantuan yang diberikan terlalu sedikit. Harga makanan yang mahal bisa berarti kematian. Tolonglah penduduk utara; jangan biarkan mereka menjadi mangsa kelaparan, pemboman, dan penyakit.
Para dokter akan kehilangan nyawa. Para perawat di sana juga. Dan dunia akan menyaksikan jumlah korban kelaparan terbesar dalam beberapa hari mendatang jika Anda tidak bertindak hari ini untuk menyelamatkan kami. Kita semua akan Kehilangan nyawa.
Sumber: Gazamedia/ArabNews