PBB Desak Dunia Upayakan Perdamaian di Gaza Pada 2025

PBB Desak Dunia Upayakan Perdamaian di Gaza Pada 2025

NewsINH, Gaza – Kepala Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Amy Pope mendesak negara-negara anggota PBB segera bertindak untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengembalikan harapan perdamaian pada 2025 karena “penderitaan berlangsung cukup lama”.

“Seiring mendekatnya tahun baru, krisis di Gaza telah mencapai titik tak tertahankan. Nyawa orang yang tidak bersalah, termasuk bayi-bayi, hilang saat musim dingin yang menggigit. Rumah sakit dan tempat perlindungan menjadi sasaran,” kata Pope di X.

Negara-negara anggota, kata kepala IOM itu, harus bertindak sekarang guna mencegah kehancuran lebih lanjut dan untuk mengembalikan harapan perdamaian pada 2025.

IOM terus menyerukan gencatan senjata secepat mungkin agar tidak ada lagi orang yang kehilangan nyawa, kata Pope.

Dia menggarisbawahi bahwa bantuan kemanusiaan harus diizinkan untuk menjangkau mereka yang sangat membutuhkan, dan bahwa semua sandera harus dibebaskan tanpa penundaan.

“Para warga di Gaza tidak bisa menunggu, penderitaan telah berlangsung cukup lama,” katanya.

Menurut IOM, sekitar 1,9 juta orang, atau 90 persen dari populasi Gaza, terpaksa mengungsi.

Israel telah membunuh hampir 45.500 orang di Gaza sejak 7 Oktober 2023, dan mengubah wilayah kantong tersebut menjadi puing-puing.

Pada November, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Israel Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Di Mahkamah Internasional, Israel juga menghadapi kasus genosida atas perang yang dilancarkannya di daerah kantong tersebut.

 

Sumber: Anadolu

Ditangkap Israel, Gema Pembebasan Direktur RS Kamal Adwan Bergema

Ditangkap Israel, Gema Pembebasan Direktur RS Kamal Adwan Bergema

NewsINH, GAZA – Penangkapan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, dr Hussam Abu Safiya oleh tentara Israel dikecam berbagai pihak. Seruan pembebasannya terus bergema.

Dirjen Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menuntut “pembebasan segera” direktur Kamal Adwan. Ian menyatakan keprihatinan atas serangan Israel yang menutup rumah sakit dan memaksa pasien dan staf medis mengungsi.

Tedros mengatakan pasien kritis dari Kamal Adwan “dipindahkan ke Rumah Sakit Indonesia, yang sudah tidak berfungsi lagi”. Dia mengatakan organisasi dan mitranya telah mengirimkan makanan, air, dan pasokan medis dasar ke Rumah Sakit Indonesia dan memindahkan 10 pasien kritis ke Rumah Sakit al-Shifa terdekat.

Namun pasukan Israel menahan empat pasien selama pemindahan tersebut, katanya. “Kami mendesak Israel untuk memastikan kebutuhan dan hak perawatan kesehatan mereka terpenuhi,” katanya.

Saat ini, sekitar tujuh pasien bersama 15 perawat dan petugas kesehatan masih berada di Rumah Sakit Indonesia yang “rusak parah”, “yang tidak memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan”, katanya.

Tedros juga mencatat bahwa dua rumah sakit lagi di Kota Gaza, Rumah Sakit al-Ahli dan Rumah Sakit Rehabilitasi al-Wafaa, diserang pada Ahad, dan “keduanya rusak.” Kepala WHO mengatakan rumah sakit di Gaza “sekali lagi menjadi medan pertempuran dan sistem kesehatan berada di bawah ancaman besar”.

“Kami ulangi: hentikan serangan terhadap rumah sakit. Masyarakat di Gaza membutuhkan akses terhadap layanan kesehatan. Kelompok kemanusiaan membutuhkan akses untuk memberikan bantuan kesehatan. Gencatan senjata sekarang!” dia menambahkan.

Dr Abu Safiya yang berusia 51 tahun itu ditangkap oleh pasukan Israel selama penggerebekan mereka di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya pada Jumat. Tidak diketahui kemana dia dibawa.

WHO mengatakan pihaknya kehilangan kontak dengan Abu Safyia setelah serangan itu, yang juga menyebabkan pasukan militer Israel mengusir puluhan staf medis dan pasien.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir al-Bursh, mengatakan Abu Safiya dipukuli habis-habisan dengan pentungan oleh pasukan Israel, yang menelanjanginya dan mengenakan pakaian yang diperuntukkan bagi para tahanan.

Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa bulan Abu Safiya ditahan oleh pasukan Israel saat mereka melakukan genosida di Gaza. Ia kerap ditahan karena menolak mengevakuasi pasien yang sangat membutuhkan perawatan di Kamal Adwan.

Penahanan terhadap Abu Safiya juga viral di dunia maya menyusul foto terakhirnya yang diambil oleh fotografer Muhannad Al-Muqayyad dan ia bagikan ke media sosial. Abu Safiya terlihat berjalan dengan jubah putihnya di tengah reruntuhan Rumah Sakit Kamal Adwan yang dibakar oleh mesin perang Israel, dengan tank pendudukan di depannya. “Satu orang melawan seluruh pasukan, ini dr Hussam Abu Safiya,” tulis Al-Muqayyad.

Abu Safiya dan staf RS Kamal Adwan disebut menghadapi ‘situasi yang sangat menantang’ sebelum serbuan Israel ke tempat mereka mengabdi. Dr Junaid Sultan, seorang ahli bedah asal Inggris yang menjadi sukarelawan di Gaza awal tahun ini, mengatakan Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan yang ditahan, berada di garis depan dalam mengadvokasi bantuan penyelamatan jiwa untuk mencapai Gaza.

“Dia meminta pasien yang terluka terutama yang terluka parah untuk dipindahkan ke fasilitas lain, dan agar misi kemanusiaan internasional datang dan memberikan bantuan serta memberikan bantuan kepada dokter dan perawat setempat,” kata Sultan kepada Aljazirah. dari London.

“Tetapi tidak satu pun dari permohonan ini yang didengarkan sama sekali.”

Dokter bedah Inggris tersebut mengatakan pihak berwenang Israel menolak misi kemanusiaan mengakses Rumah Sakit Kamal Adwan dan memblokir pengiriman obat-obatan dan pasokan lainnya ke fasilitas tersebut.

Makanan dan air juga tidak diberikan, sementara unit perawatan intensif, tangki oksigen dan generator rumah sakit diserang, tambahnya.

“Ini adalah kehancuran yang sistematis dan situasi yang sangat menantang yang dihadapi staf lokal dalam menjalankan rumah sakit dalam kondisi sulit seperti ini,” kata Sultan.

Amnesty International telah bergabung dengan semakin banyak orang dan organisasi yang menyerukan Israel untuk membebaskan Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan.

Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di X, Amnesty mengatakan pihaknya “sangat prihatin atas” nasib dan kesejahteraan Abu Safia dan bahwa dia “harus segera dibebaskan dan tanpa syarat”.

Amnesty juga meminta Israel untuk membebaskan semua warga Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang dan menyatakan bahwa “Israel telah menahan ratusan petugas kesehatan Palestina dari Gaza tanpa tuduhan atau pengadilan”.

Ia menambahkan: “Petugas kesehatan telah menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya dan ditahan tanpa komunikasi.”

 

Sumber: Republika

Akibat Kedingin, Pasangan Bayi Kembar Palestina Meninggal Dunia

Akibat Kedingin, Pasangan Bayi Kembar Palestina Meninggal Dunia

NewsINH, Gaza – Pasangan bayi kembar Palestina yang meninggal pada Ahad pagi (29/12/2024) waktu setempat, juga akibat kedinginan dan suhu rendah pada Senin, menjadi kematian bayi keenam di tengah cuaca ekstrem dalam waktu kurang dari sepekan, lapor sejumlah sumber medis.

Sumber yang sama mengumumkan kematian bayi Ali Al-Batran, yang berusia satu bulan, pada Senin pagi. Dia adalah kembaran bayi Jumaa Al-Batran yang meninggal akibat kedinginan di tenda darurat Deir Al-Balah di Jalur Gaza.

Menurut sumber, suhu dingin ekstrem itu telah membunuh empat bayi baru lahir berusia antara empat dan 21 hari dalam beberapa hari terakhir.

Disebutkan bahwa ketahanan pangan yang buruk di kalangan ibu telah menyebabkan munculnya kasus penyakit baru di kalangan anak-anak, yang memperburuk kondisi kesehatan, mengingat situasi sulit yang dialami wilayah yang terkepung tersebut.

Direktur Bantuan Medis di Gaza dan Gaza Utara, Muhammad Abu Afash, mengungkapkan bahwa setiap harinya anak-anak meninggal akibat cuaca dingin yang parah dan krisis kebutuhan hidup seperti makanan, minuman, dan susu bayi. Itu mengindikasikan tidak adanya tenda, selimut, pakaian, atau makanan untuk mereka.

Abu Afash menambahkan bahwa bencana kemanusiaan yang saat ini terjadi di Jalur Gaza sudah diperingatkan sebelumnya, mengulangi peringatan akan bahaya kematian dan kondisi sangat dingin di dalam tenda.

Selama 451 hari berturut-turut, pasukan zionis Israel terus melancarkan ratusan penyerbuan, penembakan artileri, dan aksi kejahatan di sejumlah wilayah di Jalur Gaza.

Zionis terus melakukan pembantaian terhadap warga sipil di tengah bencana kemanusiaan yang diakibatkan oleh pengepungan dan pengungsian lebih dari 90 persen penduduk.

Ribuan jenazah warga Palestina yang tewas dan terluka belum berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan, karena serangan yang terus berlangsung.

Situasi tersebut diperburuk oleh blokade ketat terhadap Gaza, termasuk pembatasan masuknya bahan bakar dan bantuan vital yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi kondisi kemanusiaan yang semakin parah.

 

Sumber: Wafa/Antara

50 Warga Tewas Akibat Serangan Israel di Dekat RS Kamal Adwan

50 Warga Tewas Akibat Serangan Israel di Dekat RS Kamal Adwan

NewsINH, GAZA – Sebanyak 50 warga Palestina, termasuk tiga staf medis, meninggal dunia pada Kamis (26/12/2024) waktu setempat  dalam serangan udara Israel yang menghancurkan sebuah gedung di depan Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara.

“Sebanyak 50 orang menjadi martir, termasuk tiga staf medis kami, di bawah reruntuhan sebuah gedung di kawasan Proyek Beit Lahia setelah dihantam bom oleh pesawat tempur Israel,” kata Hussam Abu Safia, direktur rumah sakit tersebut, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Anadolu Agency pada Jumat (27/12/2024).

Menurut Abu Safia, staf medis dan pekerja berada di gedung yang diserang karena tinggal di sana bersama keluarga mereka. Tiga staf yang tewas adalah Ahmed Samour, seorang dokter anak; Israa, seorang teknisi laboratorium; dan Fares, seorang teknisi pemeliharaan rumah sakit.

Israel meluncurkan serangan darat skala besar di Gaza utara sejak 5 Oktober dengan dalih mencegah kelompok Hamas berkumpul kembali. Namun, warga Palestina melihat Israel berupaya menguasai wilayah tersebut dan memaksa penduduknya mengungsi secara paksa.

Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan yang mencukupi, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, belum diizinkan masuk, membuat penduduk yang tersisa berada di ambang kelaparan.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.000 orang sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan kehancuran besar di wilayah tersebut.

Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut.

 

Sumber: Gazamedia/Anadolu

Mendapat Kepercayaan Publik Perhimpunan INH Melejit di Tahun 2024

Mendapat Kepercayaan Publik Perhimpunan INH Melejit di Tahun 2024

NewsINH, Bogor – International Networking for Humanitarian (INH) mengumumkan capaian positif dalam penggalangan dana pada tahun 2024. Dalam laporan akhir tahun ini, lembaga kemanusiaan ini mencatatkan peningkatan signifikan dalam jumlah donasi yang terkumpul, terutama untuk program bantuan kemanusiaan untuk Palestina.

Donasi untuk program Palestina meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan kepedulian dan solidaritas masyarakat Indonesia yang semakin besar terhadap kondisi kemanusiaan yang terjadi di Palestina.

INH menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mendukung perjuangan masyarakat Palestina melalui program-program bantuan yang disalurkan oleh INH. Selain itu, program-program nasional dan internasional lainnya yang dijalankan oleh INH cenderung stabil, dengan jumlah donasi yang hampir serupa dengan tahun lalu.

“Syukur Alhamdulillah, pencapaian perhimpunan tahun ini meningkat secara signifikan dengan total penyaluran donasi dan penerima manfaat meningkat lebih dari 701,8 persen jika dibandingkan pada tahun 2023,” kata Luqmanul Hakim Presiden Direktur INH, Jumat (27/12/2024).

Luqman merinci, jika pada tahun 2023 INH hanya menyalurkan dana program sebesar Rp 7.878.446.683. Sementara pada periode tahun ini, serapan anggaran penyaluran program kemanusiaan baik pada program Palestina maupun nasional mencapai sebanyak Rp. 63.169.097.746 dengan total penerima manfaat meningkat secara signifikan.

Meskipun ada tantangan global yang mempengaruhi situasi ekonomi global, INH terus memperoleh dukungan dari berbagai kalangan, baik individu, lembaga keagamaan, maupun lembaga sosial yang merupakan mitra strategis INH dalam menjalankan misi kemanusiaan.

Luqmanul Hakim, menambahkan, peningkatan jumlah perhimpunan pada tahun ini tidak terlepas dari peran serta semua pihak yang telah bekerja keras dan mengajak seluruh donatur untuk bersama-sama INH dalam mewujudkan kesejahteraan bagi para korban terdampak bencana baik bencana alam, maupun konflik dan perang.

“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh masyarakat terhadap INH. Peningkatan perhimpunan untuk program Palestina ini adalah bukti nyata bahwa semakin banyak orang yang peduli dan ingin membantu sesama. Capaian ini tidak lepas dari kerja keras tim INH dan komitmen kami untuk memberikan bantuan yang tepat guna, tepat sasaran, dan tepat waktu.” jelasnya.

INH juga mengapresiasi masyarakat Indonesia yang semakin menyadari pentingnya kerja sama global dalam memberikan solusi terhadap tantangan kemanusiaan di berbagai belahan dunia. Dalam menghadapi tantangan besar, kerja keras bersama adalah kunci untuk mewujudkan perubahan positif.

Melalui penggalangan dana ini, INH berharap dapat terus memperluas jangkauan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan, baik di tingkat nasional maupun internasional, dengan fokus utama pada upaya pemulihan dan bantuan bagi Palestina yang terus menghadapi kesulitan besar.

Sebagai bagian dari rencana strategis di tahun 2025, INH berkomitmen untuk meningkatkan program-program penggalangan dana yang berkelanjutan dan memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat di seluruh dunia.

“Kami terus berkomitmen dan berinovasi, agar bisa terus mewujudkan mimpi besar INH yakni menjadi lembaga filantropy bertaraf Internasional baik dalam bidang sosial, pemberdayaan, kedaruratan atau kebencanaan, maupun pendidikan,” harapnya.

Lembaga kemanusiaan yang didirikan oleh Muhammad Husein, aktivis kemanusiaan yang telah tinggal belasan tahun di Jalur Gaza ini juga memiliki program besar yakni Bagun Gaza Kembali. Program ini merupakan program mercusuar yang memutuhkan biaya tidak sedikit dan baru bisa dikerjakan setelah kondisi di Jalur Gaza mulai kondusif. (***)

 

Biang Kerok, Netanyahu dan Katz Ganggu Proses Negosiasi dengan Hamas

Biang Kerok, Netanyahu dan Katz Ganggu Proses Negosiasi dengan Hamas

NewsINH, Israel – Sejumlah pejabat dalam tim negosiasi Israel pada Rabu menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz membuat pernyataan yang merugikan proses negosiasi pertukaran tawanan dengan Hamas. Hal tersebut dilaporkan laman Aljazeera Arabic pada Kamis (26/12/2024).

Kemarin, saat mengunjungi kawasan perbatasan Gaza-Mesir di Jalur Philadelphia, Katz menyatakan, kontrol keamanan atas Gaza tetap berada di tangan Israel.

Ia juga mengatakan akan ada zona penyangga dan area kendali di Gaza.

Sementara itu, Netanyahu dalam wawancaranya dengan Wall Street Journal Jumat lalu, menegaskan perang dengan Hamas akan terus berlanjut hingga kelompok itu dihancurkan sepenuhnya.

Ia menambahkan, “Israel tidak akan menerima keberadaan Hamas di perbatasannya.”

Menanggapi hal tersebut, sejumlah pejabat anonim dalam tim negosiasi kepada Yedioth Ahronoth mengungkapkan pernyataan Katz bisa merusak negosiasi.

“Jika kesepakatan tidak segera tercapai, sulit bagi militer untuk menemukan ruang baru untuk bermanuver,” ujar mereka.

Para pejabat itu menambahkan, negosiasi telah mencapai tahap akhir, tetapi pernyataan para pemimpin politik telah menyebabkan kerugian besar.

“Kita berada di hari-hari penentuan. Ini adalah waktu untuk mengambil keputusan bijak dengan fleksibilitas dan niat baik,” katanya.

Mereka pun meminta Netanyahu dan Katz untuk tidak mempersulit situasi. “Jangan mengambil langkah yang justru memperumit proses ini dan mengumumkan bahwa perang tidak akan dihentikan, serta militer akan terus mengontrol Gaza.”

Tanggapan Kantor Netanyahu

Merespons tuduhan tersebut, Kantor Netanyahu menyebut komentar para pejabat tim negosiasi sebagai “propaganda palsu yang menggemakan narasi Hamas.”

Dalam pernyataannya, Netanyahu berkomitmen untuk mengembalikan semua tawanan ke Israel dan mencapai tujuan perang, termasuk menghancurkan Hamas serta memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman. Kantor Netanyahu juga meminta tim negosiasi fokus pada tugas utama, yaitu membawa pulang tawanan, dan berhenti “bermain untuk kepentingan Hamas.”

Proses Negosiasi Terhambat

Tim negosiasi Israel terdiri dari pejabat intelijen senior Mossad, Shin Bet, dan militer. Negosiasi pertukaran tawanan berlangsung di Doha dengan mediasi Qatar dan Mesir.

Namun, Hamas menyebut Israel menambah syarat baru terkait kontrol wilayah, gencatan senjata, dan kembalinya warga Palestina ke Gaza Utara, yang menunda tercapainya kesepakatan. Di sisi lain, Israel menyalahkan Hamas karena terus mengubah kesepakatan awal. Hingga kini, Tel Aviv menahan lebih dari 10.300 warga Palestina di penjara-penjara Israel.

Sementara itu, Hamas mengklaim bahwa mereka menahan sekitar 100 tawanan Israel, meski puluhan di antaranya dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan besar-besaran Israel di Gaza dengan dukungan AS telah menewaskan lebih dari 153 ribu warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, serta menyebabkan ribuan lainnya hilang.

Serangan itu juga menghancurkan infrastruktur, menyebabkan kelaparan, dan memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

 

Sumber: Gazamedia

PBB: Satu Anak Meninggal Setiap Jam di Gaza Akibat Serangan Israel

PBB: Satu Anak Meninggal Setiap Jam di Gaza Akibat Serangan Israel

NewsINH, GAZA – Setidaknya 14.500 anak Palestina telah meninggal dunia dalam serbuan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza sejak tahun lalu, menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Selasa (24/12/2024) kemarin.

“Setiap jam, satu anak tewas. Ini bukan sekadar angka. Ini adalah banyak nyawa yang terputus,” ungkap UNRWA dalam sebuah pernyataan.

“Membunuh anak-anak tidak dapat dibenarkan. Mereka yang selamat pun terluka secara fisik dan emosional,” lanjut pernyataan itu.

Tanpa akses ke pendidikan, menurut UNRWA, anak-anak Palestina di Gaza terpaksa mengais-ngais puing-puing bangunan.

“Waktu terus berjalan bagi anak-anak ini. Mereka kehilangan nyawa, masa depan, dan terutama harapan,” tambah pernyataan tersebut.

Israel terus melancarkan perang genosida di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.

Lebih dari 45.300 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, telah tewas dan lebih dari 107.700 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga sedang menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

 

Sumber: Anadolu/Antara

Cuaca Ekstrem di Gaza, Anak-anak Menangis Kedinginan

Cuaca Ekstrem di Gaza, Anak-anak Menangis Kedinginan

NewsINH, GAZA – Tanpa akses terhadap listrik atau gas, keluarga pengungsi yang tinggal di kamp-kamp darurat di Gaza harus menanggung suhu dingin yang dapat mengancam jiwa. Sementara bantuan kemanusiaan terus dihalangi Israel masuk Palestina sampai saat ini.

“Kami masuk ke dalam tenda setelah matahari terbenam dan tidak keluar karena cuaca sangat dingin dan semakin dingin pada tengah malam,” kata Omar Shabet, pengungsi Palestina yang berlindung di sebuah kamp di Khan Younis, di Gaza selatan.

“Putri saya yang berusia tujuh tahun hampir menangis di malam hari karena kedinginan,” tambah Shabet dilansir Aljazirah, kemarin. Seperti banyak anak lainnya, terpaksa meninggalkan rumahnya di Kota Gaza beberapa bulan lalu.

PBB mengatakan hampir satu juta orang sangat membutuhkan pasokan musim dingin, namun menyalurkan bantuan ke Gaza terbukti hampir mustahil karena militer Israel telah memblokir hampir semua bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza. Akibatnya, 22.000 tenda tertahan di Yordania dan ratusan ribu selimut di Mesir. Saat malam tiba, orang-orang terlalu takut untuk menyalakan api karena khawatir akan menjadikan mereka sasaran serangan udara Israel.

“Tidak ada pakaian yang pantas, tidak ada kaus kaki, tidak ada apa-apa. Kami tidak pernah menyangka akan menjalani kehidupan seperti itu. Rumah saya sangat bagus di utara,” kata pengungsi Palestina lainnya, Reda Abu Zarada, sambil berusaha menahan air mata. “Kita bangun di pagi hari dengan kedinginan – tahukah Anda apa artinya kedinginan? Kami menggigil kedinginan.”

Lembaga internasional Oxfam mengatakan pihak berwenang Israel hanya mengizinkan 12 truk bantuan memasuki Gaza utara yang terkepung dalam dua setengah bulan terakhir. Bushra Khalidi, pemimpin kebijakan Oxfam di wilayah pendudukan Palestina, mengatakan kepada Aljazirah bahwa angka tersebut menunjukkan betapa sumber daya yang masuk hanya setetes air di lautan.

“Ini bukan bantuan, ini kekejaman. Dan ketika pasokan tersebut masuk, hal itu diikuti dengan penembakan dan penghancuran tempat-tempat yang menjadi tempat berlindung orang-orang,” katanya dari Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki.

“Masyarakat sekarang takut untuk keluar dan mengambil bantuan dengan truk karena ada serangan udara lanjutan setelah truk dikirimkan.” Khalidi menggambarkan situasi di Gaza sebagai “mimpi buruk apokaliptik”.

Dia mengatakan militer Israel telah menciptakan kekosongan di daerah kantong dan lingkungan di mana penjarahan dan kekerasan terjadi karena keputusasaan penduduk.

Khalidi mengatakan Israel, sebagai kekuatan pendudukan, mempunyai kewajiban termasuk melindungi dan menafkahi rakyat Palestina yang diduduki.

“Tidaklah cukup jika Anda membiarkan bantuan diberikan di gerbang penjara Gaza dan tidak memastikan bahwa bantuan tersebut sampai ke masyarakat dengan aman. Merupakan kewajiban Israel untuk memastikan bahwa semua penyeberangan terbuka dan aman untuk dilalui,” katanya.

“Setelah 14 bulan pemboman tanpa henti dan kelaparan terhadap seluruh penduduk, beberapa orang bertindak karena putus asa dan saat ini terjadi kekacauan di Gaza.”

Khalidi mengatakan banyak keluarga yang mengobrak-abrik sampah untuk mencari sisa makanan dan daun-daun yang direbus untuk bertahan hidup. Dia menambahkan bahwa para orang tua melewatkan waktu makan berhari-hari agar anak-anak mereka bisa makan, menekankan bahwa seluruh Jalur Gaza menghadapi kekurangan gizi akut dan berada di ambang kelaparan, dan terdapat kantong-kantong kelaparan, terutama di daerah-daerah di utara.

“Beberapa orang meminta anaknya untuk tidak bermain, karena mereka akan pusing karena kurang makan dan minum,” kata Khalidi. “Bayangkan meminta anak Anda yang berusia lima tahun untuk tidak bermain ketika sudah ada banyak kematian dan kehancuran, dan quadcopter serta drone terbang di atasnya.”

 

Sumber: Republika

Kepala UNRWA: Israel Telah Langgar Semua Aturan Perang di Gaza

Kepala UNRWA: Israel Telah Langgar Semua Aturan Perang di Gaza

NewsINH, Gaza – Israel telah melanggar semua aturan perang di Jalur Gaza, kata Komisaris Jenderal badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) baru-baru ini.

Philippe Lazzarini menyoroti pelanggaran yang terus berlangsung di enclave tersebut, di mana Israel melanjutkan serangannya selama 14 bulan terakhir.

“Peningkatan eskalasi dalam 24 jam terakhir. Lebih banyak warga sipil dilaporkan tewas dan terluka,” katanya dalam sebuah unggahan di akun X-nya.

“Serangan terhadap sekolah dan rumah sakit telah menjadi hal yang biasa. Dunia tidak boleh menjadi mati rasa. Semua perang memiliki aturan. Semua aturan itu telah dilanggar.”

Lazzarini juga menekankan bahwa gencatan senjata di Gaza sudah sangat terlambat, dengan menyerukan penghentian serangan untuk melindungi warga sipil.

Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023 yang telah membunuh lebih dari 45.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan bulan lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di enclave tersebut.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di Gaza.

 

Sumber: Gazamedia

Bom Zionis Israel Bakar Kam Pengungsi Al-Mawasi, 50 Warga Gaza Syahid

Bom Zionis Israel Bakar Kam Pengungsi Al-Mawasi, 50 Warga Gaza Syahid

NewsINH, GAZA – Militer Israel kembali melakukan serangan ke wilayah pengungsian di al-Mawasi di Khan Younis, Jalur Gaza pada Ahad malam. Serangan itu menimbulkan kebakaran hebat yang membunuh dan melukai para pengungsi.

Pasukan penjajahan Israel telah membunuh sedikitnya 50 warga Palestina di Gaza sejak fajar pada Ahad. Kebanyakan dari mereka terbunuh di wilayah utara yang terkepung. Militer Israel juga menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan, fasilitas utama terakhir yang hampir tidak berfungsi di sana setelah memerintahkan pasien untuk dievakuasi.

Dilaporkan bahwa delapan warga Palestina syahid dalam serangan terhadap sebuah sekolah di Kota Gaza. Sementara tujuh orang syahid dalam dua penggerebekan di Jabaliya.

Tujuh orang syahid dalam pemboman tenda di al-Mawasi sementara empat orang syahid dalam penggerebekan kendaraan di Kota Gaza. Selanjutnya tiga orang syahid di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan yang terkepung dan dua orang syahid dalam serangan di lingkungan Shujaya di Kota Gaza. Selain itu dua orang syahid dalam penggerebekan di kamp pengungsi Nuseirat dan seorang anak syahid dalam serangan pesawat tak berawak di pasar di kamp pengungsi Bureij.

Kantor berita WAFA melansir, pasukan Israel pada Ahad malam menargetkan sebuah tenda yang menampung para pengungsi di daerah al-Mawasi di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, yang mengakibatkan terbunuhnya satu warga sipil dan melukai beberapa lainnya.

Rekaman yang diverifikasi menunjukkan dampak serangan Israel terhadap al-Mawasi. Gambar tersebut menunjukkan kebakaran besar yang menghanguskan material beberapa tenda, hanya menyisakan rangka logam dan kepulan asap gelap membubung ke langit malam.

Orang-orang terlihat mati-matian berusaha menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam api, salah satu pria berteriak, “Ayo, ayo, keluarkan mereka yang ada di dalam sana!”

Pria lain menyemprotkan alat pemadam kebakaran ke dalam api ketika orang-orang berteriak di sekelilingnya, memanjat puing-puing untuk menyelamatkan orang yang tidak sadarkan diri. Dalam adegan lain, tumpukan mayat tergeletak di atas pasir.

Sementara itu, Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara terus menghadapi kondisi bencana, dengan jenazah yang menumpuk di lorong sejak kemarin akibat pemboman yang sedang berlangsung sehingga tidak mungkin untuk menguburkan mereka.

Saksi mata melaporkan bahwa puluhan pasien dan staf medis masih terjebak di dalam rumah sakit, mengalami kekurangan makanan, air dan listrik, sehingga mereka tidak mempunyai kebutuhan dasar.

Pasukan Israel menargetkan rumah sakit tersebut dengan bom, peluru artileri, dan tembakan penembak jitu, khususnya menyerang bangsal wanita, bersalin, dan neonatal. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah dan memutus komunikasi dengan tim medis di dalamnya.

Sebelumnya pada Ahad, pasukan Israel menargetkan sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan, menewaskan tiga warga sipil dan melukai beberapa lainnya.

Israel juga melakukan serangan ke Sekolah Musa bin Nusair di lingkungan Daraj di sebelah timur Kota Gaza. Serangan itu menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina.

Mohammed Khaled, seorang pengungsi Palestina, mengatakan serangan itu terjadi ketika orang-orang sedang tidur. “Semua warga Palestina di sekolah ini adalah warga sipil terlantar yang kehilangan rumah mereka akibat agresi Israel,” tambahnya.

“Kami keluar untuk melihat skala kehancuran, dengan banyak mayat, darah dan bagian tubuh berserakan. Pesawat tempur Israel menembakkan tiga rudal ke sekolah ini. Ledakannya sangat besar dan menakutkan bagi kami dan anak-anak kami,” ujar Um Aref Ahel, pengungsi Palestina lainnya. “Kami menyerukan kepada seluruh dunia untuk mengakhiri perang ini.”

Israel juga melakukan serangan ke Deir el-Balah. “Kami hendak tidur dan tiba-tiba kami mendengar ledakan keras,” kata Khalid Ramlawi, seorang pengungsi Palestina.

“Ternyata gedung sebelah kami dibom. Puing-puing runtuh di rumah kami, kami keluar untuk melihat api, asap dan debu,” tambahnya. “Sepupu saya dan anak-anaknya semuanya terluka.”

Banyak orang di wilayah tersebut telah melarikan diri dari serangan udara Israel di wilayah utara yang terkepung, namun mereka kembali diserang. “Pesawat tempur dan drone Israel melayang di atas kami,” kata pengungsi Palestina lainnya. “Mereka menembakkan rudal dan seluruh bangunan runtuh menimpa kepala kami. Saya membungkus diri saya dengan selimut dan secara ajaib saya selamat.”

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menekankan bahwa semua aturan perang telah dilanggar di Gaza, yang telah menjadi sasaran genosida Israel selama lebih dari 14 bulan. “Semua perang memiliki aturan. Semua aturan itu telah dilanggar,” kata Lazzarini dalam postingannya di X.

“Serangan terhadap sekolah dan rumah sakit jadi hal biasa. Dunia tidak boleh mati rasa,” tambahnya. Komisaris Jenderal UNRWA lebih lanjut menekankan bahwa gencatan senjata di Gaza sudah lama tertunda.

Agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak Oktober 2023 sejauh ini telah mengakibatkan setidaknya 45.227 korban jiwa warga Palestina, dan lebih dari 107.573 lainnya terluka. Ribuan korban dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan, tidak dapat diakses oleh tim darurat dan pertahanan sipil akibat serangan Israel.

Serangan genosida Israel terus berlanjut meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak diambilnya tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.

 

Sumber: Wafa/Republika

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!