Penyerangan di Nablus, 2 Pemuda Palestina Gugur Ditembak Pasukan Israel

Penyerangan di Nablus, 2 Pemuda Palestina Gugur Ditembak Pasukan Israel

NewsINH, Nablus – Nyawa warga Palestina seperti tak ada harganya bagi pasukan Israel. Pasalnya, hampir setiap kali penyerangan selalu saja ada yang menjadi korban baik luka-luka maupun meninggal dunia. Senin (3/4/2023) dini hari. Pasukan Israel kembali membunuh dua warga Palestina dalam aksi penyerangan di kota Nablus, Tepi Barat, Palestina.

“Dua pemuda Palestina pada Senin terbunuh oleh tembakan Israel selama serangan militer ke kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki,” kata sumber Kementerian Kesehatan Palestina seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa.

Ahmad Jibril, kepala Departemen Darurat dan Ambulans Bulan Sabit Merah Palestina di Nablus, mengatakan bahwa dua warga Palestina terluka parah dan dibawa ke rumah sakit Rafidia, di mana mereka kemudian dinyatakan meninggal dunia setelah mengalami luka tembak.

“Penyerangan pasukan Israel di kota Nablus tak hanya dengan menggunakan senjata api, tetapi mereka juga menggunakan bos gas beracun yang sangat membahayakan,” katanya.

Jibril mencatat bahwa serangan Israel di kota tersebut mengakibatkan 55 orang Palestina meninggal dunia karena menghirup bom gas air mata yang ditembakkan ke arah mereka oleh pasukan Israel, sementara seorang pria terluka di kakinya setelah dia diserang oleh seekor anjing polisi milik pasukan Israel.

Dia mengatakan bahwa lima rumah juga digusur sementara ambulans Bulan Sabit Merah diserang langsung oleh granat gas oleh tentara.

Tak hanya itu, pasukan Israel juga menahan dua warga Palestina dan menggerebek beberapa daerah di kota itu.

Dengan terbunuhnya dua warga Palestina ini maka jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel meningkat menjadi 94 orang, termasuk 17 anak-anak, seorang wanita dan seorang pemuda Palestina dari Naqab, sebuah kota di Israel.

 

Sumber: Wafa

#DonasiPalestina

38 Tahun Ditahan, Kesehatan Warga Palestina di Penjara Israel Memburuk

38 Tahun Ditahan, Kesehatan Warga Palestina di Penjara Israel Memburuk

NewsINH, Ramallah – Kondisi kesehatan  Walid Daqqa warga Palestina yang telah menjalani masa tahanan selama 38 tahun di penjara Israel kondisinya kian memprihatinkan. Bahkan, kesehatan pria berusi 61 tahun ini kesehatanya semakin memburuk.

“Kondisi kesehatan Walid Daqqa memburuk, penyakit kanker yang telah dideritanya semakin menggerogoti,” kata Amani Sarahna juru bicara  Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) seperti dikutip dari kantor berita Paletina, Wafa, Senin (3/4/2023).

Sarahna menjelaskan, kesehatan tahanan Daqqa, yang didiagnosis menderita kanker tulang belakang, sangat serius, dan tingkat pemulihannya sangat lambat. Pasalnya, pihak penjara Israel tidak memberikan keluasaan dalam penanganan medis.

“Daqqa dalam kondisi tidak stabil akibat pneumonia berat, dan baru-baru ini dirawat di rumah sakit karena menderita pusing dan penurunan hemoglobin,” tambahnya.

Daqqa adalah seorang penulis dan aktivis Palestina yang telah dipenjara oleh Israel sejak 1986 karena perlawanannya terhadap pendudukan Israel. Pada didiagnosis tahun lalu Daqqa menderita Myelofibrosis  suatu bentuk penyakit langka dari kanker sumsum tulang yang mengganggu produksi sel darah normal tubuh pada manusia.

Sementara itu, Addameer sebuah kelompok hak asasi yang mendukung tahanan Palestina, mengatakan pekan lalu pria berusia 61 tahun itu sangat membutuhkan perhatian medis yang mendesak. Namun, oleh pihak sipir penjara Israel tidak kunjung memberikan izin perawatan medis yang memadai.

Kelompok itu menuduh otoritas Israel menolak Daqqa untuk pengobatan yang diresepkan dan menyerukan “pembebasan segera”.

“Jika tidak diobati, Myelofibrosis menyebabkan jaringan parut yang luas di sumsum tulang, menyebabkan anemia berat yang dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan,” jelasnya.

Pada bulan Februari, Daqqa menderita stroke yang disebabkan oleh gumpalan darah, menurut kelompok HAM tersebut. Daqqa adalah salah satu tahanan Palestina yang paling menonjol dan lama berada dalam tahanan Israel. Selama di penjara, ia telah menulis beberapa buku, termasuk buku anak-anak.

Pada 1999, Daqqa menikah saat berada di balik jeruji besi. Bersama istrinya, Sana Salameh, dia menyambut ulang tahun seorang putrinya pada tahun 2020, yang dikandung setelah spermanya diselundupkan keluar dari penjara.

 

Sumber: Wafa

#DonasiPalestina

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!