Penangkapan oleh Israel Kian Masih, Anak-Anak Palestina Kehilangan Kebahagiaan di Waktu Ramadan

Penangkapan oleh Israel Kian Masih, Anak-Anak Palestina Kehilangan Kebahagiaan di Waktu Ramadan

NewsINH, Al Quds –  Sejatinya ramadan merupakan bulan suka cita bagi umat muslim diseluruh penjuru dunia untuk meningkatkan ibadah. Pasalnya, dibulan suci ini Allah Subhanahu wata’ala akan melipat gandakan amal kebaikan. Namun, bagaima jika daerah tersebut masih dirundung kesedihan lantaran penjajahan dan penindasan masih terus berlanjut hingga saat ini.

Di wilayah penjajahan Israel yakni bumi Palestina misalnya, provokasi oleh pasukan Israel pada bulan Ramadan justru makin meningkat. Bukannya menghormati bulan suci itu, tentara Israel justru menggencarkan penangkapan warga Palestina termasuk mereka yang masih berusia di bawah umur.

Sebanyak 115 warga Palestina di 10 hari pertama Ramadan dilaporkan ditangkap oleh Israel. Informasi ini disampaikan Pusat Studi Tahanan Palestina. Dalam sebuah laporan, organisasi itu mengatakan pasukan pendudukan Israel mengintensifkan kampanye mereka melawan Palestina selama bulan suci Ramadan.

Dari jumlah total warga Palestina yang ditahan, 21 di antaranya adalah anak-anak, yang sebagian besar berasal dari kota suci Yerusalem yang diduduki. Beberapa anak ditahan untuk diinterogasi dan dibebaskan atau ditempatkan di bawah tahanan rumah atau dengan syarat membayar denda.

Dilansir di Middle East Monitor, Jumat (31/3/2023), salah satu anak yang ditahan adalah Mohammad Abu Safiyeh, dari lingkungan Sair, sebelah barat Ramallah. Anak laki-laki berusia 17 tahun itu terluka oleh pasukan pendudukan Israel sekitar sebulan yang lalu. Pusat Studi Tahanan Palestina lantas meminta komunitas internasional untuk melindungi warga Palestina dari agresi harian Israel.

Otoritas penjajah Israel juga terus membatasi akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan. Seorang warga Palestina, Nizam Abu Rumouz ditangkap di Masjid al-Aqsha pada Selasa (28/3/2023) kemarin ketika Israel menyerbu tempat suci umat Islam tersebut.

Dilaporkan Middle East Monitor, Rabu (29/3/2023), Abu Rumouz diinterogasi dan dibebaskan dengan larangan masuk ke al-Aqsha selama enam bulan. Abu Ramouz mengatakan, larangan sebelumnya telah berakhir pada hari penangkapannya. Dia telah dilarang memasuki kompleks Masjid al-Aqsha sebanyak 16 kali, dengan satu kali larangan untuk jangka waktu antara satu sampai enam bulan.

Warga Palestina lainnya, Raeda Saida juga ditangkap pada Selasa dan penahanannya diperpanjang hingga Kamis (30/3/2023). Otoritas pendudukan telah berulang kali melarang Said memasuki masjid.

Abdullah Daana, Salih Fakhouri dan Mohammed Abu Farha juga telah dilarang memasuki al-Aqsha selama satu minggu. Larangan tersebut dapat diperpanjang atau diperbarui. Ada seruan yang lebih besar untuk serangan ke al-Aqsha oleh kelompok sayap kanan Israel menjelang hari raya Paskah Yahudi yang akan diadakan pada akhir April.

Ramadhan adalah bulan paling suci dalam kalender Islam. Warga Palestina tanpa gentar terus berupaya masuk ke Masjid al-Aqsha dari berbagai pintu untuk beribadah. Seorang pemilik toko di jalan al-Wad di Kota Tua, dekat al-Aqsha, Nadia, mengatakan, polisi telah mengepung area sekitar toko dan menghentikan semua orang yang lewat.

“Polisi telah mengepung toko kami dan menghentikan semua orang yang lewat. Biasanya anak-anak muda yang mampir ke sini,” ujar Nadia.

Sekretaris Jenderal Dewan Kerjasama Teluk (GCC) Jasem Mohamed Albudaiwi menyampaikan kutukan keras atas penyerbuan warga Yahudi ke Masjid al-Aqsha. Tindakan penyerbuan itu berlangsung di bawah perlindungan pasukan Israel.

Jasem Mohamed menyampaikan kecaman atas pelanggaran yang dilakukan Israel selama bulan suci Ramadhan. Aksi tersebut dinilai merupakan eskalasi yang berbahaya, sekaligus pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan resolusi yang relevan.

Apa yang dilakukan pemukim ini juga disebut melanggar status quo sejarah dan hukum di Yerusalem dan tempat-tempat sucinya, serta provokasi sentimen Muslim di seluruh dunia. Ia meminta masyarakat internasional segera turun tangan menghentikan pelanggaran tersebut. Di sisi lain, setiap pihak harus mengintensifkan upaya untuk mendorong proses perdamaian ke depan.

Dilansir di Asharq Al-Awsat, Jumat (31/3/2023), ia meminta masyarakat internasional segera turun tangan menghentikan pelanggaran tersebut. Di sisi lain, setiap pihak harus mengintensifkan upaya untuk mendorong proses perdamaian ke depan.

Dia juga menggarisbawahi posisi tegas GCC, yang memprioritaskan penyelesaian konflik Palestina-Israel melalui pembentukan negara Palestina merdeka sesuai dengan perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Ketakutan anak Palestina

Sementara, anak-anak Palestina mengalami ketakutan dan kecemasan akibat kekuatan berlebihan yang digunakan oleh pasukan Israel terhadap warga sipil selama serangan ke wilayah Palestina, belakangan. Gerakan Pembela Anak Internasional Palestina (DCIP) telah mendokumentasikan kesaksian anak-anak muda di Jenin yang mengalami trauma akibat aksi militer.

Dalam laporannya, Gerakan Pembela Anak Internasional Palestina mengatakan, kekerasan oleh pasukan Israel melanggar hak hidup 17 anak sejak awal tahun. Kekerasan tersebut juga telah berdampak signifikan pada anak-anak lain.

Kekerasan telah termanifestasi dalam perilaku, pemikiran, dan capaian akademis anak-anak Palestina. Kekerasan juga telah melanggar hak anak-anak yang dijamin oleh hukum internasional, serta mengancam keamanan psikologis dan sosial mereka.

Di antara 17 anak yang gugur sejak awal tahun ini, enam diantaranya berasal dari Jenin. Anak-anak telah digunakan sebagai perisai manusia. Mereka ditahan selama berjam-jam di rumah mereka yang digunakan sebagai barak militer dan penembak jitu. Bahkan rumah-rumah mereka dijadikan titik pengamatan selama penyerbuan.

Direktur DCIP, Khaled Quzmar, mengatakan, penggunaan kekuatan berlebihan tentara Israel telah membuat anak-anak Palestina tidak memiliki rasa aman. Mereka juga mempunyai rasa tidak percaya diri di masa depan.

“Anak-anak hidup dalam situasi tanpa harapan. Misalnya, seorang anak ditemukan di kamp Dheisheh berjalan-jalan dengan surat wasiatnya tertulis di selembar kertas di sakunya, karena dia takut berada di tempat yang salah pada waktu yang salah dan mungkin terbunuh,” ujar Quzmar, dilaporkan Arab News, Kamis (30/3/2023).

Quzmar mengatakan, 17 anak yang dibunuh oleh tentara Israel tidak menimbulkan ancaman keamanan apapun bagi tentara. Mereka gugur saat menjalankan kegiatan sehari-hari.

Quzmar menambahkan, ketika seorang anak kembali ke kelasnya dan menemukan karangan bunga di tempat teman sekelasnya dibunuh oleh tentara Israel, itu meninggalkan bekas psikologis yang dalam pada mereka. Dia mengatakan, anak-anak Palestina di wilayah aksi militer berulang kali, seperti kamp Jenin dan kamp pengungsi Dheisheh dekat Bethlehem, membutuhkan sesi dukungan psikologis karena hidup menjadi tidak berharga bagi mereka.

Seorang anak berusia 17 tahun menyaksikan temannya terbunuh oleh tembakan pasukan Israel. Kematian temannya itu membuat remaja tersebut terpukul. “Ketika rekan saya Mahmoud Al-Saadi, dan saya sedang menuju ke sekolah di pagi hari, tentara Israel menyerbu kamp dan mulai menembak dari segala arah. Dia terbunuh. Kami berencana bersama untuk lulus dari sekolah, kuliah, dan belajar bersama, tetapi semua itu hancur berantakan,” ujar remaja yang tidak disebutkan namanya.

Kesaksian lain dari seorang anak berusia 16 tahun mengatakan, penggerebekan pasukan pendudukan Israel ke kamp telah menjadi rutinitas. “Tentara masuk kapan saja, jadi saya tidak bisa lagi keluar rumah. Saya takut dengan penggerebekan tentara saat saya berada di luar rumah,” ujarnya.

Anak lainnya yang berusia 17 tahun mengatakan, peluru tentara Israel pernah menembus rumahnya. Dia merasa ketakutan, kendati berada di dalam rumah sendiri.

“Selama lebih dari setahun, saya tidak bisa tidur dengan normal. Terkadang saya terbangun karena suara peluru dan ledakan, dan terkadang saya terbangun karena mimpi buruk. Saya tidak lagi membedakan antara mimpi dan kenyataan,” ujar remaja itu.

Angkatan bersenjata Israel mengepung sebuah rumah dalam salah satu serangan ke kamp Jenin. Mereka membawa paksa seorang pria yang tinggal di rumah itu, meninggalkan dari istri dan dua anaknya yang masih balita yaitu Tolin (2 tahun) dan Misk (1 tahun).

Setelah kembali ke keluarganya, pria itu mengatakan perilaku kedua putrinya berubah sejak serangan Israel. Anak pertamanya, Tolin yang biasanya aktif berubah menjadi anak yang pendiam dan penyendiri. Dia selalu ingin dekat dengan ibunya dan tampak ketakutan.

“Perilaku kedua putrinya berubah secara radikal setelah kejadian ini, terutama Tolin, yang berubah dari aktif menjadi anak yang menyendiri, melekat pada ibunya dan takut pada suara atau gerakan apa pun, dan sering menangis,” ujar pria itu.

Seorang anak berusia 15 tahun yang identitasnya tidak disebutkan mengatakan, pasukan Israel membunuh gurunya, Jawad Bawakna. Anak itu mengatakan, Bawakna adalah guru yang paling dekat dengan murid-muridnya dan selalu memberikan energi serta harapan positif. Bawakna juga kerap memberikan dukungan psikologis bagi anak didiknya.

“Kami kehilangan salah satu sumber dukungan psikologis terpenting. Sekolah telah menjadi kenangan yang menyakitkan bagi orang yang kami cintai, dan kami berusaha untuk menjauhinya sebisa mungkin,” ujar anak itu.

 

Sumber: Republika

#DonasiPalestina

Mogok Makan Selama 172 Hari, Khalil Awawdeh Dijatuhi Hukuman16 Bulan

Mogok Makan Selama 172 Hari, Khalil Awawdeh Dijatuhi Hukuman16 Bulan

NewsINH, Ramallah – Masih inget Khalil Awawdeh pelaku aksi mogok makan selama 172 hari yang kondisinya nyaris tak tertolong nyawanya akibat tidak adanya asupan makanan yang masuk kedalam tubuh kurusnya…?. Hari ini,  Pengadilan Israel kembali menghukum Khalil Awawdeh, dari kota Idna di Tepi Barat selatan, dengan hukuman 16 bulan penjara.

“Sebelumnya pihak Israel berjanji untuk membebaskannya setelah melakukan mogok makan selama 172 hari untuk menuntut pembebasannya dari penahanan administratif. Namun nyatanya apa, mereka malah menjatuhi vonis penjara selama 16 bulan,” Kata Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa.

Dikatakan pengacara Awawdeh, Khaled Zabarqa, memberi tahu PPS bahwa pengadilan menghukum kliennya 16 bulan penjara, denda 5.000 syikal Israel ($ 1400), dan hukuman percobaan delapan bulan setelah menuduhnya membawa ponsel ke dalam penjara ketika dia mogok makan.

Awawdeh seharusnya dibebaskan pada 2 Oktober tahun lalu di akhir perintah penahanan administratifnya setelah melakukan mogok makan selama 172 hari sebagai protes terhadap penahanannya untuk waktu yang lama tanpa dakwaan atau pengadilan.

Awawdeh mengakhiri aksi mogok makannya setelah dia dijanjikan bahwa penahanan administratifnya tidak akan diperpanjang dan dia akan dibebaskan setelah menjalani masa penahanan.

Namun, beberapa hari sebelum pembebasannya, dia dituduh “menyelundupkan” ponsel yang dia bawa ketika dia berada di rumah sakit Israel untuk mendapatkan perawatan karena kesehatannya yang gagal akibat puasa panjang ke penjara Ramla di mana dia dibawa setelah keluarnya dari rumah sakit.

Ayah empat anak ini telah dipenjara sejak 27 Desember 2021 silam dan ditempatkan dalam penahanan administratif, tanpa dakwaan atau persidangan, sejak saat itu.

 

Sumber: Wafa

#Donasi Palestina

Israel Batasi Akses Masuk Warga Palestina Berkunjung ke Al Aqsa

Israel Batasi Akses Masuk Warga Palestina Berkunjung ke Al Aqsa

NewsINH, Al Quds – Menjadi muslim di Palestina tak seperti dinegara lain yang bisa hidup damai dan tennang. Pasalnya, di Palestina khusunya di Tepi Barat umat muslim tak leluasa melakukan ibadah khusunya di Masjid Al Aqsa yang merupakan masjid suci ketiga bagi umat muslim.

Dilansir dari Middleeastmonitor, Kamis (30/3/2023). Otoritas pendudukan Israel terus membatasi akses bagi warga Palestina yang akan memasuki kawasan Masjid Al-Aqsa untuk beribadah malakukan amalan-amalan selama bulan Ramadhan, tak hanya pembatasan akses,  serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina terus berlanjut.

Nizam Abu Rumouz ditangkap di Masjid Al-Aqsa kemarin ketika Israel menyerbu tempat suci umat Islam. Dia diinterogasi dan dibebaskan dengan larangan masuk ke Al-Aqsa selama enam bulan. Abu Ramouz mengatakan larangan sebelumnya dari masjid telah berakhir pada hari penangkapannya.

Dia telah dilarang dari situs tersebut sebanyak 16 kali, setiap pelarangan untuk jangka waktu mulai dari satu sampai enam bulan. Setiap perintah larangan yang dikeluarkan oleh Israel diberlakukan baik beberapa hari sebelum berakhirnya yang pertama atau pada hari mereka akan berakhir

Raeda Saida juga ditangkap kemarin dan penahanannya diperpanjang hingga Kamis. Otoritas pendudukan telah berulang kali melarangnya memasuki masjid Al Aqsa.

Abdullah Daana, Salih Fakhouri dan Mohammed Abu Farha juga telah dilarang memasuki Al-Aqsa selama satu minggu. Larangan dapat diperpanjang atau diperbarui.

Ada seruan yang lebih besar untuk serangan ke Al-Aqsa oleh kelompok sayap kanan Israel menjelang hari raya Paskah Yahudi yang akan diadakan pada akhir April mendatang.

Kehidupan umat muslim dan warga Palestina pada umumnya terus tertekan. Pasalnya, kekerasan demi kekerasan terus dirasakan bahkan pada bulan Ramadan sekalipun mereka kerap kali mendapatkan perlakukan yang tidak manusiawi.

 

Sumber: Middleeastmonitor

#DonasiPalestina

INH Salurkan Paket Bukber dan Wakaf Qur’an untuk Penghuni Sel Polsek Cileungsi

INH Salurkan Paket Bukber dan Wakaf Qur’an untuk Penghuni Sel Polsek Cileungsi

NewsINH, Bogor – Lembaga kemanusian International Networking for Humanitarian (INH) menggandeng pihak kepolisian Polsek Cileungsi, Bogor dalam program penyaluran paket nasi kebuli Gaza dan takjil untuk menu berbuka puasa.

“Alhamdulillah INH dan pihak Polsek Ciluengsi berkolaborasi dalam program pembagian paket nasi kebuli dan takjil untuk menu berbuka ramadan,” kata Manager Program INH Ibnu Hafidz, Rabu (29/3/2023).

Untuk penerima manfaat dalam program ini yaitu mereka para tahanan yang sedang menghadapi pemeriksaan atas sejumlah kasus pinda yang ditangai oleh Polsek Cileungsi.

“Mereka juga saudar kita, bulan ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan keberkahan oleh karena itu mereka juga berhak untuk mendapatkan kebahagiaan pada bulan ramadan,” katanya.

Selain menyalurkan paket buka puasa, INH juga menyerahkan sejumlah musaf alqur’an kepada pihak kepolisian untuk selanjutnya digunakan baik di penjera maupun musolah setempat.

“Kami juga menyerahkan musaf al-Qur’an untuk diwakafkan, semoga bermanfaat,” ucapnya.

Sementara itu, Ipda Ganda Dijaya Panit Yanmin Intelkam Polsek Cileungsi mengucapkan terimakasih kepada pihak INH yang telah menyalurkan paket berbuka puasa.

“Puji syukur kita masih diberikana keselamatan dan kesehatan, Alhamdulillah kami ucapkan terimakasih atas nama Kapolsek kepada INH yang telah berbagi untuk orang-rang yang diamankan dipihak kami,” katanya.

Menurutnya saat ini, ada 23 orang yang diamankan di Polsek Cileungsi dengan latar belakang kasus yang berbeda-beda. Selain berbagi pihak INH juga memberikan Tausiah dengan tujuan adalah memberikan pembinaan dengan tujuan agar orang-rang yang diamakan di kami bisa mendapatkan pesan kebaikan.

 

Tim Media 

WHO: Kasus Penyerangan Terhadap Tim Kesehatan di Palestina Meningkat

WHO: Kasus Penyerangan Terhadap Tim Kesehatan di Palestina Meningkat

NewsINH, Yerusalem – Pada bulan Februari 2023 kemarin Organisasi Kesehatan Dunia atau (WHO) mencatat adanya peningkatan yang cukup signifikan terhadap penyerangan yang dilakukan pasukan Israel terhadap tim medis kesehatan yang bertugas diwilayah Tepi Barat, Palestina.

“Ada peningkatan signifikan dibulan Februari 2023 penyerangan terhadap tim petugas medis di wilayah pendudukan, serangan terhadap petugas kesehatan terjadi dalam konteks serangan besar-besaran oleh pasukan Israel ke kota-kota Palestina dan kamp-kamp pengungsi dan peningkatan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok pemukim Israel,” kata WHO seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa, Selasa (28/3/2023).

WHO memverifikasi 47 serangan terhadap tim kesehatan dalam dua bulan pertama tahun 2023, yang meliputi, 37 insiden yang melibatkan hambatan dalam pemberian layanan kesehatan, termasuk penutupan yang terjadi selama penyerangan di Jenin, Nablus dan Hawara,

Kemudian 21 insiden yang melibatkan tindakan kekerasan fisik terhadap penyedia layanan kesehatan, termasuk pemaparan peluru tajam yang mencegah pemberian pertolongan pertama dan evakuasi orang yang terluka yang kemudian meninggal. Selanjutnya juga terjadi 3 insiden perusakan fasilitas kendaraan medis oleh militer.

Sementara untuk jumlah korban tim medis yang mengalami cedera sebanyak 24 petugas kesehatan dan penargetan tanpa cedera setidaknya 12, dengan tiga petugas kesehatan diminta untuk menjalani penggeledahan telanjang dan empat ditahan.

WHO juga merilis bahwa 44 ambulans terkena dampak, termasuk 42 yang terhalang akses untuk memberikan perawatan kesehatan enam yang rusak, dan tiga lagi yang menjadi sasaran pasukan Israel.

WHO mengatakan dua pertiga (68%) dari serangan yang tercatat terjadi di distrik Nablus, dengan daerah lain yang terkena dampak termasuk Hebron, Jericho, Jenin, Bethlehem, dan Yerusalem.

Meningkatnya serangan pada Februari menggemakan puncak serangan kesehatan selama April dan Oktober 2022, kata Organisasi Kesehatan Dunia.

Dalam laporannya, WHO memasukkan kesaksian Ahmad, seorang tenaga kesehatan yang telah bekerja untuk Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) selama 26 tahun.

“Pada tanggal 22 Februari selama serangan militer di Nablus, saya berada di salah satu dari sembilan ambulans PRCS yang dicegah memasuki Kota Tua untuk mengevakuasi orang yang terluka parah. Kami diberitahu bahwa tidak ada koordinasi [dengan pasukan Israel] untuk masuknya ambulans, jadi kami memutuskan untuk melanjutkan dengan berjalan kaki dengan risiko kami sendiri,” katanya.

Ahmad menambahkan, salah satu tim pergi untuk merawat seorang anak berusia 2 tahun yang memiliki penyakit jantung dan menderita inhalasi gas air mata. Setelah sampai di rumah pasien, mereka terjebak selama dua jam di dalam sebelum mereka dapat berkoordinasi untuk memindahkan anak tersebut ke rumah sakit.

“Sebuah tim yang terdiri dari empat paramedis baru saja meninggalkan kendaraan ambulans mereka untuk mengevakuasi orang yang terluka ketika mereka langsung menjadi sasaran peluru berlapis karet. Tim berhasil membawa orang yang terluka ke ambulans tanpa terkena pukulan langsung,” kenangnya.

Dalam serangan lain pada hari itu, sebuah ambulans menjadi sasaran peluru karet dan yang lainnya ditabrak oleh kendaraan militer Israel yang menyebabkan kerusakan pada bodi kendaran ambulans.

Ahmad menjelaskan kesulitan akses dan dampak dari beberapa serangan kesehatan di Nablus. Menurutnya, Dalam keadaan normal, sulit memasuki Kota Tua karena jalan yang sempit. Masuk selama serangan militer bahkan lebih sulit. Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina saat ini sedang dalam tahap akhir membawa kendaraan kecil khusus (tracktoron) untuk memudahkan masuk dan memindahkan pasien.

“Kami berusaha melindungi diri kami sebaik mungkin. Sangat sulit melihat salah satu tim alami cedera. Tahun lalu, saat konfrontasi di Beita, salah satu tim kami tertembak saat berada di ambulans. Ambulans itu dekat dengan tebing, bisa dengan mudah jatuh. Itu adalah situasi yang sangat intens dan sulit,” jelasnya.

Kendaraan yang mengalami kerusakan dapat berhenti beroperasi selama beberapa waktu. Kami sudah kekurangan, terutama dengan meningkatnya kebutuhan dan meningkatnya jumlah korban luka selama kekerasan baru-baru ini.

“PRCS baru-baru ini mulai menyediakan rompi antipeluru, helm, dan masker gas air mata kepada timnya, menyusul insiden yang menargetkan petugas kesehatan secara langsung. Organisasi tersebut secara sistematis memantau pelanggaran terhadap staf, ambulans, dan fasilitasnya serta mengadvokasi peningkatan rasa hormat dan perlindungan perawatan kesehatan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki,” Ahmad mengakhiri kesaksiannya.

 

Sumber: Wafa

#DonasiPalestina

13 Warga Sipil Palestina Ditangkap Pasukan Israel dalam Penggrebekan di Tepi Barat

13 Warga Sipil Palestina Ditangkap Pasukan Israel dalam Penggrebekan di Tepi Barat

NewsINH, Ramallah -Pasukan pendudukan Israel kembali menahan sejumlah warga sipil Palestina dalam aksi penggerebekan disejumlah wilayah di Tepi barat. Dalam aksi penggerebakan tersebut sedikitnya 13 warga Palestina ditanggap pasukan Israel bersenjata lenggap.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Selasa (28/3/2023) Di kota al-Yamoun di utara Tepi Barat, tentara zionis Israel menahan empat warga Palestina. Empat lainnya ditahan di distrik Betlehem di selatan Tepi Barat dan tiga di distrik Hebron.

Di Yerusalem Timur yang diduduki, pasukan menahan seorang warga Palestina saat hadir di Masjid Al-Aqsa, dan warga Palestina lainnya ditahan di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk kota Jericho, di sebelah timur Tepi Barat.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh kelompok elemen teroris Yahudi sengaja melakukan serangan pembakaran terhadap rumah keluarga warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Ketegangan di Tepi Barat semakin tinggi saat warga Palestina menandai bulan suci Ramadhan di tengah gelombang kekerasan, termasuk serangan senjata pada Sabtu (25/3/2023) silam, di mana dua tentara Israel terluka dan serangan serta penangkapan warga Palestina oleh tentara Israel yang hampir terjadi setiap malam.

Seorang warga Sinjel yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan kepada Reuters bahwa dia melihat mobil dengan penumpangnya, dimana dia kenali sebagai pemukim Yahudi di dekatnya beberapa menit sebelum kejadian. Kementerian Luar Negeri Palestina menyalahkan insiden itu pada kelompok elemen teroris Yahudi.

Akan tetapi polisi Israel menyangkalnya, dengan mengirim penyelidik ke tempat kejadian, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kebakaran itu kemungkinan besar disebabkan karena korsleting dan bukan penyalaan api yang disengaja.

Sebagian besar negara menganggap pemukiman Yahudi, yang mengambil tanah warga Palestina merupakan tindakan ilegal. Dan Israel selalu membantah hal ini.

Sumber:Wafa

#DonasiPalestina

Inilah 7 Suku Terbesar di Jazirah Arab pada Zaman Rasulullah

Inilah 7 Suku Terbesar di Jazirah Arab pada Zaman Rasulullah

NewsINH, Khasana Islam – Jazirah Arab punya banyak suku bangsa yang tersebar di segala penjuru tanah arab. Pada zaman Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam pun tercatat beberapa suku besar di jazirah Arab. Menurut buku Sirah Nabawiyah karya Shafiyurrahman Al Mubarakfuri, suku-suku bangsa itu terbagi dalam tiga kaum Arab yang dikelompokkan berdasarkan garis keturunan asal mereka.

Tiga kaum itu yakni Arab Ba’idah, kaum Arab kuno yang sudah punah sehingga sulit dilacak rincian sejarahnya seperti kaum ‘Ad, Tsamud, Judais, dan Imlaq. Kemudian Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari garis keturunan Ya’rib bin Yasyjub bin Qahthan atau yang disebut Arab Qahthaniyah.

Dan Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari garis keturunan Nabi Ismail yang disebut Arab Adnaniyah. Dari kaum Arab Aribah dan Arab Musta’ribah, terdapat beberapa kabilah yang melahirkan sejumlah anak-anak kabilah atau suku-suku di jazirah itu. Mereka di antaranya sebagai berikut.

1. Jurhum

Jurhum merupakan suku yang berasal dari Yaman. Kaum ini mendiami Mekkah dan menjadi penguasa suci kota itu. Jurhum menetap di Mekkah atas persetujuan keturunan Nabi Ibrahim karena istri kedua Nabi Ismail berasal dari Jurhum, menurut buku Muhammad karya Martin Lings.

Namun, kala tinggal di Mekkah, kaum Jurhum melakukan kesewenang-wenangan hingga akhirnya diusir. Sebelum pergi, mereka sempat menimbun sumur Zamzam, diyakini sebagai upaya balas dendam. Harapannya, mereka bisa kembali ke Mekkah dan memperkaya diri dari timbunan itu karena mereka juga menimbun berbagai harta benda.

Harta benda itu merupakan hasil sumbangan jemaah haji yang terkumpul di Ka’bah selama bertahun-tahun.

2. Khuza’ah

Khuza’ah merupakan suku bangsa yang menggantikan Jumhur menjadi penguasa suci Mekkah. Kaum ini merupakan suku Arab keturunan Ismail yang telah bermigrasi ke Yaman dan kembali ke wilayah utara. Namun, seperti Jumhur, kaum ini juga melakukan kesalahan. Kepala suku mereka meminta berhala kepada kaum Moabit saat perjalanan pulang dari Suriah.

Kaum Moabit pun memberi mereka berhala Hubal, yang kemudian dipajang di tempat pemujaan di dalam Ka’bah. Sejak itu, Hubal menjadi pemimpin berhala di Mekkah.

3. Quraisy

Quraisy merupakan salah satu suku Arab keturunan Ibrahim yang terkuat. Quraisy sempat menjadi kaum dengan derajat tertinggi dibandingkan suku-suku lain di seluruh Arab karena menjadi penjaga Rumah Suci Ka’bah. Awal mula Quraisy menempati Mekkah yakni setelah seorang lelaki suku itu, Qushay, menikah dengan anak perempuan Hulail, pemimpin Khuza’ah.

Qushay lalu menggantikan Hulail menjadi pimpinan Mekkah dan penjaga Ka’bah setelah Hulail meninggal dunia. Selama periode itu, kerabat dekat Qushay tinggal di Mekkah, dekat Rumah Suci, hingga seluruh keturunannya dikenal sebagai kaum Quraisy Lembah. Sementara kerabat jauh Qushay tinggal di daerah luar kota sekeliling Mekkah dan dikenal sebagai Quraisy Pinggiran.

4. Suku Aus dan Khazraj

Merupakan dua suku keturunan Ismail yang membentuk kaum Anshar. Dua suku ini sempat bersekutu dengan beberapa suku Yahudi yang tinggal di sekitar mereka di Yatsrib alias Madinah.
Aus dan Khazraj punya hubungan yang terus bersitegang. Mereka kerap berselisih hingga suatu hari terjadi pertempuran yang berujung pada pertumpahan darah.

Melihat hal ini, para pemimpin Aus pun berencana mengirim delegasi ke Mekkah untuk meminta bantuan dari kaum Quraisy demi melawan Khazraj. Namun Quraisy menolak permohonan bantuan tersebut hingga Aus pulang dengan tangan kosong ke Madinah.

Kedua suku yang masih berkerabat ini pun dipersatukan oleh Nabi Muhammad melalui Piagam Madinah. Lewat piagam itu, keduanya menjadi satu dan bersama-sama masuk Islam. Setelah menjadi Muslim, suku bangsa ini pun disebut sebagai kaum Anshar.

5. Bani Qaynuqa

Merupakan salah satu dari tiga bangsa Yahudi yang sangat memusuhi Islam bersama dengan kaum Nadhir dan Quraizhah. Qaynuqa sangat tidak senang dengan kabar kemenangan Islam dalam Perang Badar.

Setelah pulang dari Perang Badar, Nabi Muhammad sempat menemui kaum Qaynuqa di sebuah pasar di sebelah selatan Madinah. Kala itu, Nabi Muhammad berharap Perang Badar dapat mengubah hati mereka dan mengingatkan mengenai azab jika kaum tersebut membuat Allah murka.

Namun dengan penuh kesombongan, Qaynuqa mengklaim bakal memenangkan perang jika mereka melawan pasukan Rasulullah. Suatu ketika, terjadi perselisihan yang mengakibatkan pertumpahan darah antara pria Muslim dan pria Yahudi. Keluarga pria Muslim menuntut balas dendam dan meminta kaum Anshar melawan orang Qaynuqa.

Kaum Qaynuqa lantas meminta bantuan sekutu dari Khazraj yakni Bin Ubayy dan Ubadah bin Shamit. Mereka percaya bala bantuan dari sekutu-sekutunya itu bisa membuat mereka meraih kemenangan. Akan tetapi, bantuan tak kunjung datang. Sebab Ubadah tak mau melanggar janji yang telah dibuat bersama Nabi Muhammad yakni menjaga perdamaian dengan Muslim.

Sementara Bin Ubayy, yang punya hubungan kuat dengan Qaynuqa, ditolak oleh Rasulullah kala memohon kepada sang Nabi untuk memperlakukan kaum Qaynuqa dengan baik.

Kendati begitu, Bin Ubayy tak menyerah. Dia tetap memohon kepada Rasulullah hingga Nabi Muhammad luluh. Rasulullah pun berjanji menjamin nyawa kaum Qaynuqa. Bersamaan dengan itu, turunlah sebuah wahyu yang meminta Muslim menumpas Qaynuqa apabila suatu saat berhadapan di medan perang.

6. Bani Nadhir

Bani Nadhir dikenal sebagai suku dari bangsa Yahudi yang kaya raya. Nabi Muhammad pernah meminta bantuan kaum ini untuk membayar diyat. Namun, pemimpin kaum Nadhir, Huyay, justru berencana membunuh Rasulullah. Rencana itu diketahui oleh Jibril dan langsung disampaikan ke Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad lalu mengutus seseorang ke benteng Bani Nadhir untuk mengabarkan bahwa dirinya sudah tahu rencana pembunuhan tersebut dan meminta Nadhir meninggalkan wilayah karena telah melanggar perjanjian damai. Namun bangsa itu tak acuh. Mereka justru mempersiapkan perang melawan Rasulullah.

Akan tetapi, pasukan Nadhir tak sanggup menahan serangan pasukan Rasulullah. Mereka akhirnya menyerah dan diminta angkat kaki oleh Nabi Muhammad. Ketika meninggalkan pemukiman, mereka berjalan penuh congkak seolah tengah pawai. Langkah kaki mereka diiringi suara genderang dan rebana.

Kemana pun mereka pergi, mereka akan memamerkan kekayaan mereka seakan-akan mereka masih punya banyak kekayaan lain yang luar biasa usai diusir.

7. Bani Quraizhah

Kaum Qurayzhah pernah mengkhianati perjanjian damai dengan Rasulullah sehingga memicu pengepungan oleh umat Islam. Kabar pengkhianatan itu disampaikan oleh Malaikat Jibril yang kemudian meminta Nabi Muhammad segera menuju wilayah Quraizhah, sampai meminta Rasulullah menunda salat Asar.

Pengepungan itu terjadi selama 25 hari. Pemuka Bani Quraizhah, Ka’b bin Asad, yang tak tahan dengan pengepungan lantas mengajukan tiga saran kepada orang-orang kaumnya. Saran pertama, yakni mengikuti ajaran Rasulullah. Namun, salah seorang kaum Quraizhah menolak dan menyatakan bakal tetap mengikuti hukum Taurat alih-alih Al Quran.

Ka’b pun menawarkan saran kedua yakni membunuh anak dan istri mereka agar tak ada keturunan yang perlu dikhawatirkan apabila mereka dibunuh pasukan Rasulullah. Saran itu pun kembali ditolak karena orang-orang Quraizhah tak tega membunuh anak dan istrinya.

Ka’b akhirnya memberikan saran ketiga yaitu menyerang pasukan Nabi Muhammad. Akan tetapi saran itu lagi-lagi ditolak. Meski begitu, pada akhirnya, kaum Quraizhah menyerah dan tunduk di bawah keputusan hukum Nabi Muhammad.

 

Sumber: CNNIndonesia

#KemanusiaanTanpaBatas

Provokasi Umat Islam, Ekstremis Yahudi Israel Serbu Komplek Al-Aqsa

Provokasi Umat Islam, Ekstremis Yahudi Israel Serbu Komplek Al-Aqsa

NewsINH, Al Quds – Lagi-lagi kelompok ekstremis Yahudi Israel membuat ulah dengan memprovokasi umat Islam yang sedang khusyuk melaksanakan Ibadah Puasa. Dengan pengawalan pihak kepolisian Israel, sekelompok ekstrimis itu menyerbu Masjid Al-Aqsa dengan melakukan ritual talmud.

“Puluhan ekstremis Yahudi hari ini menyerbu tempat suci umat Islam, kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Al Quds atau Yerusalem, di bawah perlindungan ketat pihak kepolisian Israel dan memprovokasi umat Islam saat menjalankan puasa dibulan suci Ramadhan,” kata departemen Wakaf Islam, yang bertanggung jawab atas tempat suci umat Islam di Yerusalem tersebut.

Menurutnya, para ekstremis itu terbagi dalam beberapa kelompok, menyerbu kompleks sejak dini hari dan melakukan ritual Yahudi di dalam pekarangan bertembok meskipun ada larangan mengingat bahwa ibadah atau ritual keagamaan terbatas hanya untuk Muslim, seperti yang disepakati dalam status quo.

Sementara itu, pasukan pendudukan Israel melakukan langkah-langkah dan mempersulit terhadap warga Palestina yang berusaha mencapai Masjid untuk beribadah selama bulan suci ini, seperti  memeriksa kartu identitas mereka dan menahan beberapa dari mereka untuk diperiksa.

Pasukan juga masuk ke dalam kompleks dan memaksa para jamaah untuk berpindah. Padahal, banyak warga muslim Palestina yang akan melaksanakan  sholat malam di Masjid tersebut.

Akibat penyerbuan kelompok Yahudi Ekstrem ini  komplek masjid suci ketiga bagi umat Islam mengalami sedikit kersukan dan kotor, mereka pun langsung bergotong royong untuk membersikan sisa kotoran yang tertinggal.

 

Sumber: Wafa

#DoanasiPalestina

Awal Ramadan, Ratusan Ribu Umat Muslim Laksanakan Sholat Jum’at di Masjid Al Aqsa

Awal Ramadan, Ratusan Ribu Umat Muslim Laksanakan Sholat Jum’at di Masjid Al Aqsa

NewsINH, Al Quds – Ratusan ribu jemaah umat muslim mengikuti Sholat Jumat di kompleks masjid Al Aqsa, Kota Tua Al Quds atau Yerusalem, Palestina. Sholat Jum’at ini merupakan pertama di bulan Ramadhan 1444 Hijriah di masjid suci ketiga bagi umat muslim di dunia.

Sholat Jumat berjalan lancar dan khusyuk di tengah meningkatnya ketegangan antara pejuang Palestina dan tentara Israel, termasuk di Yerusalem Timur yang merupakan tempat Masjid Al Aqsa berdiri.

“Sholat berjalan dengan damai dan semuanya berjalan dengan baik,” kata Azzam Al Khatib, kepala dewan urusan Wakaf Islam Yordania, selaku pengelola kompleks Masjid Al Aqsa, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (25/3/2023) kemarin.

Para pejabat Israel memperkirakan jumlah jemaah Sholat Jumat di Al Aqsa menembus 80.000 orang, sementara Wakaf Islam Yordania menyebut jumlah jemaah yang mengikuti sholat Jumat di Al Aqsa jumlahnya mencapai 100.000 jemaah.

Sementara itu, guna melakukan pengaman Kepolisian Israel mengaku telah mengerahkan 2.300 petugas yang menjaga seluruh bagian Yerusalem Timur terkait pelaksanaan Sholat Jumat. Jumlah tersebut lebih banyak dari pada hari biasanya.

Kerumunan jemaah berdatangan melalui pintu masuk Bab Al Silsilah ke kompleks sambil membawa sajadah. Banyak dari mereka merupakan jemaah asal Tepi Barat, salah satunya Aboud Hassan (62). Dia berangkat sejak Jumat pagi dari Kota Nablus. Antrean panjang terjadi di pos pemeriksaan Qalandiya, salah satu titik penyeberangan dari Tepi Barat menuju Yerusalem.

Otoritas Israel melonggarkan pembatasan bagi warga Palestina di Tepi Barat mengunjungi Yerusalem untuk melaksanakan sholat di Masjid Al Aqsa.

“Ramadan adalah bulan terpenting dalam setahun dan tidak ada yang paling penting bagi saya kecuali Al Aqsa. Tidak ada yang bisa menghentikan kami untuk sholat di Al Aqsa, Alhamdulillah. Sholat hari ini berjalan lancar tanpa masalah, Alhamdulillah,” ujar Hassan.

Sumber: InewsID/AFP
#DonasiPalestina

 

Tepi Barat Bergejolak, Pejuang Palestina Dibunuh Israel Diawal Ramadan

Tepi Barat Bergejolak, Pejuang Palestina Dibunuh Israel Diawal Ramadan

NewsINH, Ramallah – Meski telah memasuki bulan suci Ramadan, namun aksi penyerangan militer zionis Israel terhadap warga Palestina di wilayah Tepi Barat tak juga redah. Salah seorang pejuang Palestina dilaporkan meninggal dunia, Ia merupakan korban pembunuhan militer Israel diawal ramadan tahun ini.

Padahal berbagai pihak dan dunia internasional telah meminta militer Israel untuk menahan diri sebagai bagian deeskalasi menjelang Ramadan. Bukannya menaati permintaan tersebut tapi justru militer Israel menembak mati seorang pejuang Palestina pada hari pertama Ramadan ini.

Pembunuhan itu dilakukan terhadap seorang warga Palestina dalam serangan di Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (23/3/2023) kemarin, kata pejabat Palestina. Insiden ini terjadi di tengah upaya untuk mengekang gelombang kekerasan agar tidak meluas.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, Amir Abu Khadijeh yang berusia 25 tahun ditembak di kepala di Kota Tulkarem. Ia dituduh bergabung dalam sebuah kelompok baru yang dibentuk untuk menghadapi pendudukan Israel dengan nama “Brigade Tulkarem”.

Abu Khadijeh mengatakan, tentara Israel menduduh ia adalah salah satu pendirinya dan menggambarkan upaya pembunuhan korban itu sebagai “penjagalan”.

Padahal, hari Kamis kemarin adalah menandai hari pertama bulan suci Ramadan 2023 di wilayah Palestina. Pada tahun-tahun sebelumnya, Ramadan memang sering terjadi, kadang-kadang bentrokan antara polisi Israel dan Palestina.

Bentrokan kadang terjadi terutama di sekitar kompleks Masjid al-Aqsha Yerusalem, situs tersuci ketiga Islam, yang dipuja sebagai Temple Mount oleh orang Yahudi. Sedangkan, Ramadan tahun ini bertepatan dengan Paskah Yudaisme dan Paskah Kristen.

Sementara itu, sebuah pernyataan dari polisi perbatasan Israel mengatakan, unit penyamaran terlibat dalam penggerebekan Kamis pagi untuk menangkap seorang pria Palestina yang diduga terlibat dalam beberapa serangan penembakan. Pasukan mengepung rumah tempat dia berada dan menembaki pria itu setelah dia mengarahkan senjata ke arah mereka, kata polisi perbatasan.

Pada Ahad (19/3/2023), pejabat Israel dan Palestina sempat membuat komitmen untuk mengurangi kekerasan pada pertemuan yang dihadiri oleh delegasi AS, Mesir, dan Yordania di resor Sharm el-Sheikh.

Namun, di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel telah mengalami gelombang konfrontasi dalam beberapa bulan terakhir, dengan serangan militer Israel yang hampir terjadi setiap hari. Sementara, meningkat pula kekerasan oleh pemukim Yahudi di tengah rentetan serangan oleh warga Palestina.

Selama setahun terakhir, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 250 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk pejuang dan warga sipil. Lebih dari 40 warga Israel dan tiga warga Ukraina tewas dalam serangan Palestina pada periode yang sama.

Sementara sepanjang tahun ini, sekitar 89 warga Palestina dibunuh di Tepi Barat. Separuh dari jumlah itu adalah warga sipil. Sementara di pihak Israel sekitar 15 orang tewas dan sebagian besar merupakan warga sipil.

Palestina tetap pada tujuan untuk mendirikan negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, wilayah yang direbut Israel dalam Perang 1967.

 

Sumber: Republika

#DonasiPalestina

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!