Serangan di Tepi Barat, 12 Warga Palestina Ditangkap Pasukan Israel

Serangan di Tepi Barat, 12 Warga Palestina Ditangkap Pasukan Israel

NewsINH, Tepi Barat – Pasukan Israel  menahan 12 warga Palestina dari berbagai daerah di kawasan Tepi Barat yang diduduki, menurut sumber-sumber lokal dan keamanan.

Mereka mengatakan bahwa pasukan Israel menangkap empat warga Palestina, termasuk dua bersaudara dan seorang lansia berusia 72 tahun, setelah menyerbu rumah-rumah mereka di kota Dura, barat daya Hebron.

Para prajurit menangkap dua orang lainnya; satu dari desa Kharsa, barat daya kota Hebron, dan seorang mantan tahanan yang melakukan mogok makan selama 141 hari dari desa at-Tabaqa, sebelah barat kota.

Di tempat lain di Tepi Barat selatan, sumber-sumber tersebut mengkonfirmasi serangan di kamp pengungsi Dheisha, selatan Betlehem, yang mengakibatkan penahanan lainnya.

Di distrik Ramallah, konvoi kendaraan tentara menyerbu desa Kafr Ni’ma, sebelah barat kota, di mana tentara berotot di dalam dua rumah, melakukan pencarian menyeluruh dan akhirnya menahan dua lainnya.

Mereka juga muncul di sebuah rumah di desa terdekat ‘Ein A’rik, mendobrak masuk dan menggeledahnya sebelum menahan yang lain.

Di Tepi Barat utara, tentara yang membawa senjata menangkap dua bersaudara, salah satunya adalah mantan tahanan, dan menggeledah rumah keluarga mereka di desa Dhinnaba, sebelah timur Tulkarm.

Pada Selasa malam, polisi bersenjata lengkap seorang Palestina dari lingkungan Sur Baher, tenggara Yerusalem.

Istri ayah lima anak itu sudah menjalani hukuman 10 tahun dalam tahanan Israel.

Pasukan Israel sering menyerang rumah-rumah Palestina hampir setiap hari di seluruh Tepi Barat dengan dalih mencari orang-orang Palestina yang “dicari”, yang memicu bentrokan dengan penduduk.

Penggerebekan ini, yang juga terjadi di daerah-daerah di bawah kendali penuh Otoritas Palestina, dilakukan tanpa perlu surat perintah penggeledahan, kapan pun dan di mana pun militer memilih sesuai dengan kekuatan sewenang-wenangnya.

Di bawah hukum militer Israel, komandan tentara memiliki otoritas eksekutif, legislatif dan yudikatif penuh atas 3 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat. Palestina tidak memiliki suara tentang bagaimana otoritas ini dijalankan.

Menurut angka terbaru dari Addameer, Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Palestina, saat ini ada 4.650 tahanan politik Palestina di penjara dan pusat penahanan Israel, termasuk 180 anak-anak dan 32 tahanan wanita.

Jumlah ini termasuk 743 warga Palestina yang ditempatkan di bawah “penahanan administratif”, yang memungkinkan penahanan warga Palestina tanpa tuduhan atau persidangan untuk interval yang dapat diperpanjang berkisar antara tiga dan enam bulan berdasarkan bukti yang tidak diungkapkan bahwa bahkan pengacara seorang tahanan dilarang untuk menonton.

Penangkapan massal warga Palestina bukanlah hal baru. Menurut laporan tahun 2017 oleh Addameer, selama 50 tahun terakhir, lebih dari 800.000 warga Palestina telah dipenjara atau ditahan oleh Israel, angka ini sekarang diyakini mendekati 1 juta. Ini berarti bahwa sekitar 40% pria dan anak laki-laki Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer telah dirampas kebebasannya. Hampir setiap keluarga Palestina telah menderita pemenjaraan orang yang dicintai.

 

Sumber: Wafa

Bentrokan di Jenin Palestina, Dua Anak Dibawa Umur Alami Luka Tembak

Bentrokan di Jenin Palestina, Dua Anak Dibawa Umur Alami Luka Tembak

NewsINH, Jenin – Bentrokan antara pasukan Israel dengan warga Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat Palestina kembali pecah, dua orang anak dibawah umur dilaporkan mengalami luka tembak setelah peluru karet berlapis baja milik pasukan Israel menyasar bagian tubuh mereka.

Dilansir dari kantor berita Palestina Wafa, Kamis (22/9/2022), “Dua anak di bawah umur Palestina ditembak dan terluka dengan peluru karet berlapis baja dalam bentrokan dengan pasukan Israel di desa Rummana di sebelah barat Jenin,” kata sumber keamanan lokas seperti dikutip dari kantor berita Palestina Wafa, Kamis (22/9/2022)

Menurut keterangan saksi mata, bahwa pasukan militer Israel menyerbu desa Rummana untuk ketiga kalinya hari ini dan menyerang penduduk dengan peluru baja berlapis karet, tabung gas air mata, dan granat kejut, menembak dan melukai dua anak di bawah umur.

“Puluhan orang mati lemas akibat menghirup gas air mata,” katanya.

Bentrokan itu dipicuh serelah pasukan Israel kemarin menggerebek sejumlah rumah di desa tersebut, dan melakukan interogasi terhadap sejumlah warga. Tak hanya itu pasukan zionis Israel juga menyita kamera pengintai.

Distrik Jenin, Tepi Barat ini merupakan satu diantara kawasan yang kerap menjadi sasaran penyerangan pasukan Isral. Sebelumnya beberapa waktu lalu, jurnalis veteran Al Jazeera, Shireen Abu Akleh meninggal setelah ditembak salah seorang sniper Israel. Jurnalis yang kerap memberitakan soal perjuangan warga Palestina dan menyiarkan kabar penderitaan warga Palestina kepada dunia Internasional ini telah menjadi martir atas kesewenangan pasukan Israel.

 

Sumber: Wafa

Dua Sekolah di Palestina Diserang Israel dengan Gas Air Mata, Sejumlah Siswa Pingsan

Dua Sekolah di Palestina Diserang Israel dengan Gas Air Mata, Sejumlah Siswa Pingsan

NewsINH, Nablus – Pasukan pendudukan Israel melakukan penyerangan ke sebuah sekolah di desa Burqa, barat laut kota Nablus, Tepi Barat, Palestina. Dalam aksi serangan tersebut sejumlah pelajar mengalami pingsan dan lemas setelah pasukan Israel menembakkan bom gas air mata.

Menurut keterangan Ghassan Daghlas salah seorang saksi mata dalam pertistiwa itu mengatakan bahwa pasukan Israel menembakkan sejumlah bom suara dan gas di Sekolah Menengah Burqa, yang terletak di sebelah barat desa. Akibatnya, sejumlah mahasiswa tercekik akibat menghirup gas beracun yang ditembakkan tentara.

“Mereka menyerang secara brutal, dan menambakan gas air mata ke arah sekolahan,” kata Ghassan seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa Kamis (22/9/2022)

Para tentara zionis Israel juga melakukan penyerangan dikawasan desa Aboud. Serangan ini juga mengakibatkan sejumlah siswa mengalami sesak napas setelah pasukan Israel menembakkan bom beracun dan gas air mata ke dua sekolah di desa tersebut.

Konflik Israel dan warga Palestina di kawasan Tepi Barat hampir setiap hari terjadi, korban pun terus berjatuhan dari pihak Palestina. Kehidupan masyarakat Palestina di wilayah tersebut selalu di hantui rasa was-was dan penindasan yang tak ada ujungnya. Dunia internasional sering kali diminta untuk campur tangan dalam penyelesaian konflik antar dua negara tersebut namun hinga saat ini kedaiaman dibumi Palestina masih sebatas khayalan.

 

Sumber: Wafa  

 

 

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!