Cari Kebebasan, Wilayah UE jadi Sasaran Puluhan Ribu Pengungsi Suriah

Cari Kebebasan, Wilayah UE jadi Sasaran Puluhan Ribu Pengungsi Suriah

NewsINH, Ankara – Ingin mendapatkan kehidupan yang lebih layak sekelompok pengungsi Suriah di Turki berencana membentuk karavan untuk mencapai wilayah Uni Eropa.

Rencana ini sedang disusun secara online melalui saluran Telegram, dibuat enam hari lalu dan diikuti oleh hampir 70.000 orang. Seperti dikutip dalam laman sindonews.com melalui AFP, penyelenggara menyerukan kepada orang-orang untuk membawa kantong tidur, tenda, jaket pelampung, air, makanan kaleng dan kotak P3K.

“Kami akan mengumumkannya ketika saatnya untuk pergi,” salah satu penyelenggara, seorang pengungsi berusia 46 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP.

Menurutnya, beberapa penyelenggara sudah tinggal di UE saat ini. Penyelenggara mengatakan, karavan akan dibagi menjadi beberapa kelompok hingga 50 orang, masing-masing dipimpin oleh seorang pengawas.

“Kami telah berada di Turki selama 10 tahun,” tulis satu pesan yang diposting di saluran oleh seorang administrator.

“Kami dilindungi, tetapi negara-negara Barat harus berbagi beban,” lanjutnya.

Saat ini diperkirakan ada 3,7 juta pengungsi Suriah yang secara resmi tinggal di Turki. Perang saudara Suriah, yang dimulai dengan penumpasan brutal terhadap protes anti-pemerintah pada tahun 2011, telah menewaskan hampir setengah juta orang dan memaksa sekitar setengah dari populasi pra-perang negara itu meninggalkan rumah mereka.

Banyak pengungsi Suriah di Turki takut dikirim kembali, terutama setelah perubahan sikap Turki baru-baru ini terhadap Damaskus.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia sedang bersiap untuk mengirim kembali satu juta pengungsi Suriah secara sukarela. Pada Februari dan Maret 2020, puluhan ribu migran mendekati perbatasan darat antara Turki dan Yunani, setelah Erdogan mengancam akan membuka perbatasan dengan Eropa.

 

Sumber: Sindonews/AFP

Ratusan Warga Palestina di Nablus Demo Tuntut Pembebasan Tahanan

Ratusan Warga Palestina di Nablus Demo Tuntut Pembebasan Tahanan

NewsINH, Nablus – Ratusan warga Palestina menggelar aksi unjuk rasa di Kota Nablus, Tepi Barat. Mereka menuntut kepada potoritas Israel untuk segera membebasakan tahanan yang bernama Nasser Abu Hmeid

Menurut para pengunjuk rasa, Nasser Abu Hmeid merupakan seorang pasien kanker Palestina yang menjalani kehidupan di penjara Israel yang saat ini di ambang kematian karena kondisi kesehatanya semakin menurun.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Senin (12/9/2022) para pengunjuk rasa, yang berkumpul di luar kantor Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di kota itu, mengibarkan bendera dan spanduk Palestina yang menyerukan pembebasan segera Abu Hmeid karena kondisi kesehatannya yang kritis, diperburuk oleh kebijakan kelalaian medis Israel.

Abu Hmeid, 49, dari kamp pengungsi Amari di Ramallah, mengalami koma awal tahun ini setelah menderita radang paru-paru parah akibat kontaminasi bakteri. Dia saat ini berjuang melawan kematian di Klinik Penjara Ramla Israel yang terkenal.

Hasan Abed Rabbo, juru bicara Komisi Urusan Tahanan PLO, mengatakan bahwa otoritas pendudukan telah melakukan kelalaian medis terhadap Abu Hmeid, dan bahwa selama dua bulan terakhir dia belum menerima perawatan apa pun.

Bulan lalu, Komisi mengatakan tumor yang terdeteksi di kepala Abu Hmeid adalah akibat dari kegagalan Layanan Tahanan Israel untuk menangani kondisi kesehatannya pada tahap awal, dan bahwa dia seharusnya menjalani CT scan kepala dan perut dan biopsi lagi karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Keluarga Abu Hmeid telah mengimbau semua pihak yang berkepentingan untuk mengambil tindakan segera dan efektif untuk memastikan pembebasannya segera sehingga mereka dapat mengucapkan selamat tinggal sebelum kematiannya.

Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina juga telah mendesak semua lembaga hak asasi manusia dan internasional untuk segera campur tangan dan menekan otoritas pendudukan Israel untuk membebaskannya.

Abu Hmeid adalah satu dari lima bersaudara yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Israel karena aktivitas mereka dalam perlawanan terhadap pendudukan Israel di tanah air mereka. Dia telah dipenjara sejak 2002, dan menjalani tujuh hukuman seumur hidup dan tambahan 50 tahun di balik jeruji besi.

Sumber: Wafa

 

Seminggu Dirawat, Pemuda Palestina Akhirnya Meninggal Akibat Luka Tembak

Seminggu Dirawat, Pemuda Palestina Akhirnya Meninggal Akibat Luka Tembak

NewsINH, Jenin – Kasus penembakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang di kawasan Tepi Barat Palestina hampir setiap hari terjadi.  Nampaknya, nyawa warga Palestina selalu terancam atas penindasan yang dilakukan oleh otoritas zionis Israel.

Dilansir dari kantor berita Palestina Wafa, Senin (12/9/2022). Hamad Mustafa Abu Jelda seorang pemuda berusia 24 tahun akhirnya meregang nyawa setelah menderita luka tembak tentara Israel di Kota Jenin, Tepi Barat.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Hamad Mustafa Abu Jelda, terluka parah dalam serangan militer Israel di kamp pengungsi Jenin pada hari Selasa pekan lalu, tetapi dia meninggal karena luka-lukanya pada hari Minggu kemarin.

Setelah kematiannya, ratusan warga Palestina mengadakan prosesi pemakaman untuknya dan berbaris melintasi kota sambil meneriakkan slogan-slogan yang mengecam kejahatan Israel yang terus berlanjut terhadap rakyat Palestina.

Abu Jelda dikatakan sebagai mantan tahanan di penjara Israel, dan telah menghabiskan 2,5 tahun di balik jeruji besi Israel. Dia sudah menikah, dan mengharapkan bayi pertamanya sebelum kematiannya.

Dia adalah salah satu dari lusinan yang terluka oleh tembakan Israel dalam serangan terhadap Jenin Selasa lalu yang melihat pasukan pendudukan Israel meledakkan apartemen martir Ra’d Khazem sebagai pembalasan terhadap keluarganya.

 

Sumber: Wafa

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!