Tuding Israel Negara “Apartheid” Penyanyi Asal Prancis Mundur dari Festival Pop Kultur di Berlin

Tuding Israel Negara “Apartheid” Penyanyi Asal Prancis Mundur dari Festival Pop Kultur di Berlin

NewsINH, Paris – Penyanyi berkebangsaan Prancis memilih mundur dari festival Pop Kultur yang diselenggaran di kota Berlin ibu kota Jerman. Pasalnya ajang musik ini disinyalir memiliki hubungan erat dan bermitra dengan Israel.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Kamis (25/8/2022), penyanyi Prancis bernama Lafawndah telah menarik diri dari ajang festival Pop Kultur Berlin tersebut. Lafawndah dalam akun resminya Twitter menyebut bahwa mundurnya dari ajang festival ini lantaran bermitra dengan Israel. Ia menuding bahwa Israel sebut sebagai “negara apartheid.”

Bahkan, penyanyi, penulis lagu, produser dan sutradara memposting pernyataan di mana dia mengumumkan bahwa dia setuju dengan Amnesty International, Human Rights Watch dan B’Tselem atas laporan mereka di mana mereka mengatakan bahwa Israel adalah negara apartehid. .

“Saya setuju dengan Amnesty International, Human Rights Watch dan organisasi hak asasi manusia terkemuka Israel B’Tselem: Israel adalah negara apartheid yang secara sistematis menindas warga Palestina,” ujar Lafawndah dalam tweetnya.

“Baru minggu lalu, Israel mengaku membunuh lima anak Palestina dengan serangan udara, termasuk empat anak dari satu keluarga. Dalam serangan tiga hari, Israel membunuh kurang lebih 49 warga Palestina di Gaza.” cuitnya.

“Dengan melanjutkan kemitraannya dengan Israel, Pop Kultur secara sadar menutupi kejahatan ini. Sikap festival ini adalah pertunjukan dukungan yang efektif untuk rasisme, kebrutalan kolonial, dan pembunuhan, meskipun bahasa pemasarannya yang cerdas menggembar-gemborkan inklusi, keragaman, dan toleransi.”

Fakta bahwa Pop Kultur telah menyembunyikan kemitraan dengan Israel ini tiga minggu lalu adalah sumber frustrasi yang mendalam bagi dirinya dan banyak artis lain. Pasalnya, sejak covid, artis yang sudah berjuang untuk tetap bertahan hampir tidak mampu untuk membatalkan pertunjukan dalam waktu singkat.

“Saya berharap keputusan saya untuk mendukung kebebasan, keadilan dan kesetaraan bagi semua, termasuk warga Palestina, dapat dipahami dalam konteks ini,” pungkasnya.

 

Sumber: Wafa

Dulu Wilayah Palestina, Inilah 7 Kota Palestina yang Diserobot Israel

Dulu Wilayah Palestina, Inilah 7 Kota Palestina yang Diserobot Israel

NewsINH, Tel Aviv – Sejak eksodus bangsa Yahudi di tahan Palestina, kota-kota yang dulunya merupakan wilayah Palestina kini sudah dikuasi oleh bangsa zionis Israel.  Israel telah mencaplok beberapa wilayah milik Palestina dan kini hampir semua wilayah termasuk Yerusalem diduduki secara ilegal.

Dilansir sindonews dari Aljazeera, sebelum munculnya mandat Inggris pada tahun 1917, Yahudi hanya menguasai sebagian kecil dari wilayah Palestina. Kemudian pada tahun 1948 jumlah Yahudi yang sebelumnya menjadi buruan Nazi membludak dan memenuhi wilayah tersebut.

Sekitar 750.000 warga Palestina harus terusir dengan datangnya kaum Yahudi yang mendirikan negara bernama Israel. Sekarang Palestina hanya mengisi sebagian kecil wilayah di Gaza dan Tepi Barat yang kini mulai terkikis oleh kemunculan sejumlah warga Israel. Ini membuat West Bank dibagi menjadi tiga area, yaitu area A yang masih diduduki Palestina, area B yang masih jadi perebutan dan area C yang telah dikuasai Israel.

Berikut 7 kota di Palestina yang telah dicaplok menjadi wilayah Israel dilansir dari berbagai sumber :

1. Tel Aviv

Ketika kemunculan orang yahudi di Palestina yang pada saat itu banyak dihuni orang orang Arab banyak terjadi konflik di wilayah tersebut. Wilayah yang sekarang menjadi Ibu Kota Israel ini merupakan tanah Palestina. Namun setelah pengusiran paksa yang dilakukan Yahudi pada tahun 1948 membuat banyak penduduk Arab mundur dan membuat banyak wilayahnya yang direbut termasuk Tel Aviv.

2. Kiryat Gat

Sama seperti Tel Aviv, wilayah ini juga mulai diisi pasukan Yahudi ketika kemerdekaan Israel diakui berbagai negara. Beberapa warga asli Palestina terusir ke Tepi Barat dan negara-negara lain.

3. Betlehem

Tanah yang berada di wilayah Tepi Barat ini juga kini telah banyak diduduki penduduk Israel. Namun tanah ini sempat kembali direbut Palestina pada tahun 2002 menurut info dari Chosen People. Kini dengan banyaknya penduduk Israel yang ada di wilayah ini membuat beberapa penduduk Palestina terusir dari kota itu.

4. Jenin

Salah satu wilayah yang berada di Tepi Barat ini juga telah banyak diduduki oleh Israel bisa dibilang Yahudi telah memegang 60% kendali di wilayah tersebut, menurut Aljazeera.

5. Hebron

Kembali dari Tepi Barat, wilayah ini juga telah banyak dikuasai penduduk Israel. Bahkan secara mapping tak ada penduduk Palestina yang ada di wilayah ini.

6. Jericho

Jericho juga sudah bukan termasuk ke dalam Area A yang merupakan wilayah yang dikendalikan Palestina, melainkan masuk ke wilayah C dimana telah dikuasai Israel.

7. Yerusalem Timur

Antara 1 November 2020 hingga 31 Oktober 2021 perluasan permukiman Israel terus berlanjut dan mulai merambah sekitar Yerusalem Timur. Yahudi ini juga memulai pendaftaran kepemilikan tanah di Yerusalem Timur yang diduduki. Israel menghancurkan 967 bangunan milik Palestina di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, jumlah tertinggi sejak PBB mulai merekam data ini, menggusur 1.190 warga Palestina, termasuk 656 anak-anak menurut data Ohchr.org.

 

Sumber: Sindonews / Aljazeera

 

Dipaksa Bongkar oleh Israel, Keluarga Miskin di Palestina Kehilangan Tempat Berteduh

Dipaksa Bongkar oleh Israel, Keluarga Miskin di Palestina Kehilangan Tempat Berteduh

NewsINH, Al Quds – Kisah pengusiran dan pembongkaran rumah warga milik keluarga Palestina nampaknya tak akan pernah berujung, selama penjajahan dan penguasaan negeri Zionis Israel diatas tanah Palestina terus berlangsung.

Dilansir dari kantor berita Palestina Wafa, Kamis (25/8/20222),  salah seorang keluarga Palestina dipaksa untuk menghancurkan sendiri rumahnya di kawasan Yerusalem Timur.

Otoritas pendudukan Israel memaksa kepada mereka untuk menghancurkan sendiri rumahnya di kota Silwan, Yerusalem Timur, dengan alasan pembangunan rumah tersebut tak mengantongi izin dari pihak Israel.

Koresponden WAFA mengatakan, keluarga Abu Ramooz menghancurkan rumah milik pribadi mereka, setelah memulai kemarin mengosongkan rumah mereka untuk menghindari membayar biaya selangit jika pihak Israel yang menghancurkannya.

Pemilik rumah, Faraj Abu Ramooz, mengatakan bahwa pemerintah kota Yerusalem Barat Israel sekitar satu setengah bulan yang lalu memberi tahu keluarga tentang keputusannya untuk menghancurkan rumah, yang dibangun 18 bulan lalu, dengan dalih tak memiliki perizinan.

Pemiliknya mengatakan bahwa keluarga menghabiskan sekitar 70 ribu shekel untuk biaya pengacara untuk mengajukan banding atas keputusan pembongkaran, di samping denda 50 ribu shekel, tetapi semua upaya sia-sia.

Pembongkaran rumah tersebut membuat pemiliknya, bersama istri dan delapan anaknya, termasuk seorang bayi yang baru lahir, kehilangan tempat berteduh.

Menggunakan dalih membangun tanpa izin, yang jarang diberikan kepada warga Palestina di kota yang diduduki, pemerintah kota Israel telah menghancurkan ratusan rumah milik warga Palestina sebagai bagian dari kebijakan yang bertujuan untuk membatasi ekspansi dan jumlah warga Palestina di Yerusalem yang diduduki.

Pada saat yang sama, kotamadya dan pemerintah membangun puluhan ribu unit rumah di pemukiman ilegal di Yerusalem Timur untuk orang Yahudi dengan tujuan untuk mengimbangi keseimbangan demografis yang mendukung pemukim Yahudi di kota yang diduduki.

 

Sumber: Wafa

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!