Israel Gempur Situs Hamas di Jalur Gaza

Israel Gempur Situs Hamas di Jalur Gaza

NewsINH, Al-Quds – Israel kembali melakukan serangan udara dengan menggunakan pesawat-pesawat tempur miliknya di Jalur Gaza. Pihak Israel mengeklaim serangan itu sebagai aksi balasan setelah adanya laporan tembakan dari wilayah Palestina.

Sebuah pernyataan militer mengatakan serangan itu menargetkan posisi milik kelompok Palestina Hamas di utara Jalur Gaza.

Militer Israel mengatakan serangan itu terjadi setelah peluru mortir ditembakkan dari wilayah Gaza dan menghantam sebuah bangunan industri di selatan Israel pada Selasa pagi.

Tidak ada laporan korban luka dalam serangan udara Israel.

Israel melakukan serangan udara selama 11 hari di Jalur Gaza pada Mei tahun lalu, di mana lebih dari 260 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka.

Tiga belas warga Israel juga tewas akibat tembakan dari wilayah Palestina selama konflik berlangsung.

Kekerasan yang terburuk antara kedua belah pihak dalam beberapa tahun terakhir itu terhenti di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir.

 

Sumber: Anadolu

Israel Serobot Tanah Palestina, PM Shtayyeh: Amerika Jangan Tutup Mata

Israel Serobot Tanah Palestina, PM Shtayyeh: Amerika Jangan Tutup Mata

NewsINH, Ramallah – Pemerintah Palestina meminta kepada pihak Amerika Serikat (AS) untuk terlibat secara aktif dan menekan Israel untuk menstop rencana pembangunan permukiman baru disejumlah wilayah Palestina.

“Segera setelah Biden mengakhiri kunjungannya ke wilayah tersebut, pemerintah penjajah menyetujui rencana pemukiman baru di berbagai bagian di Tepi Barat,” kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada pertemuan Kabinet di pusat kota Ramallah, Senin (18/7/2022) kemarin.

Menurutnya, pemerintah Amerika harus menekan Israel agar menghentikan rencana pembangunan pemukiman baru di Tepi Barat yang diduduki.

“Israel telah mengumumkan rencana untuk merebut ratusan dunum tanah Palestina di distrik Betlehem dan Ramallah di Tepi Barat yang diduduki untuk membangun 30.000 unit perumahan pemukiman baru,” menurut laporan kantor berita Palestina, Wafa.

Perdana Menteri Palestina meminta pemerintah AS untuk melakukan campur tangan supaya menghentikan skema Israel “yang akan merusak solusi dua negara.”

“Israel harus segera menghentikan semua kegiatan pemukiman, seperti yang dituntut dalam resolusi PBB, untuk menjaga hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka,” tegas Shtayyeh.

Setelah bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat pada Jumat, Biden mengatakan bahwa solusi dua negara masih “sangat jauh.”

Dia menegaskan kembali dukungannya untuk solusi dua negara bedasarkan “garis perbatasan sebelum 1967.”

Menurut LSM hak asasi manusia Israel, Peace Now, sekitar 666.000 pemukim tinggal di 145 permukiman dan 140 pos terdepan -tidak dilisensikan oleh pemerintah Israel- di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.

Hukum internasional memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan dan menganggap semua aktivitas pembangunan permukiman Israel ilegal.

Presiden AS telah mengakhiri kunjungan perdananya ke kawasan Timur Tengah pekan lalu yang mencakup Israel, Tepi Barat, dan Arab Saudi.

 

Sumber: Republika

Israel Bangun Pos dan 114 Pemukiman Baru di Tanah Palestina

Israel Bangun Pos dan 114 Pemukiman Baru di Tanah Palestina

NewsINH, Tepi Barat – Otoritas pendudukan Israel kembali melegalkan pos pemukiman ilegal Mitzpe Dani yang dibangun di timur Ramallah dan menyetujui rencana untuk menambah 114 unit rumah baru di area seluas 150 dunum (37 hektar) diatas tanah Palestina.

Muayyad Shaaban, kepala komite anti-pemukiman lokal, mengatakan kepada kantor berita Wafa bahwa otoritas pendudukan sebelumnya telah menghindari melegalkan atau memperbesar pos pemukiman ini.

Namun, cetak biru pos tersebut telah disetujui hari ini yang akan mengakibatkan perampasan sebagian besar tanah Palestina di desa Deir Dibwan untuk memperluas pos terdepan dan membangun pemukiman baru.

Dia menambahkan bahwa otoritas pendudukan bertujuan untuk membangun blok pemukiman besar di tanah Palestina, khususnya di wilayah timur Tepi Barat yang diduduki dekat dengan Lembah Yordan.

Pos pemukiman Mitzpe Dani dibangun pada 1999 selama masa jabatan pertama pemerintahan mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ratusan dunum tanah dinyatakan sebagai daerah tertutup setelah dibangun secara ilegal, dengan pemilik Palestina dilarang menjangkaunya.

Menurut Wafa, Shaaban memperingatkan penduduk desa Palestina terhadap niat para pemukim Israel untuk mendirikan sejumlah pos-pos baru dan menyerukan kewaspadaan di daerah-daerah di mana para pemukim aktif dan untuk menghadapi mereka untuk mencegah skema mereka.

Gerakan hak asasi manusia Israel Peace Now memperkirakan bahwa sekitar 666.000 pemukim tinggal di 145 permukiman ilegal besar dan 140 pos terdepan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem. Hukum internasional menganggap Tepi Barat dan Yerusalem sebagai “wilayah pendudukan”, dan semua aktivitas pemukiman di sana ilegal. Israel, bagaimanapun, membedakan antara pos-pos dan pemukiman yang mengklaim yang terakhir sebagai bentuk legal dari penjajahan.

 

Sumber: Middleeastmonitor

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!