3 Tempat Suci di Palestina yang Dikuasai oleh Israel

3 Tempat Suci di Palestina yang Dikuasai oleh Israel

NewsINH, Jakarta –  Dalam konflik Israel dan Palestina , tidak jarang bangunan-bangunan bersejarah atau tempat-tempat suci menjadi perebutan di antara keduanya. Sebagai contoh, sebut saja beberapa tempat suci yang berada di kota Yerusalem .

Bagi miliaran penganut keagamaan di dunia, baik Islam, Kristen, maupun Yahudi, Yerusalem merupakan kota suci. Umat Islam memiliki Masjid Al-Aqsa dan Kompleks Kubah Ash-Shakhrah. Sedangkan bagi Yahudi, tempat tersebut diyakini sebagai bangunan kuil Yahudi pertama yang pernah ada.

Selain itu ada juga tempat bernama Tembok Ratapan atau biasa dikenal Western Wall. Dalam pendudukan Israel di Palestina, mereka tidak hanya merampas wilayah-wilayahnya saja. Melainkan juga mencoba menguasai tempat suci atau situs bersejarah di dalamnya.

Tak jarang, dalam usahanya ini, Israel melakukan kekerasan ataupun intimidasi agar mereka bisa mengontrol sepenuhnya tempat suci tersebut.

1. Masjid Al-Ibrahimi Masjid Ibrahimi terletak di kota Hebron, Tepi Barat. Umat Islam sangat menghormati tempat tersebut karena diyakini dibangun di atas makam Nabi Ibrahim. Sedangkan bagi umat Yahudi, tempat tersebut dikenal sebagai Gua Patriark. Mereka mempercayai makam Nabi Ibrahim dan Sarah berada di sebuah gua bawah masjid tersebut.

Dilansir dari TRT World, Israel mencoba memperluas kendalinya atas Masjid Ibrahimi. Hal ini membuat para penduduk muslim sekitar khawatir, karena langkah tersebut bisa digunakan Israel sebagai upaya mengambil kendali penuh atas Masjid tersebut.

Dalam hal ini, Kementerian Wakaf Palestina mencurigai langkah tersebut bertujuan menghilangkan unsur Islam dalam Masjid dan diubah sepenuhnya untuk kepentingan Yahudi. Sedangkan pihak berwenang Israel menyatakan tujuan proyek tersebut untuk membuat akses bagi penyandang disabilitas dengan membangun lift dan tanjakan pada komplek tersebut.

2. Gereja Kelahiran. Gereja Kelahiran terletak di kota Betlehem, Tepi Barat. Di salah satu bagiannya terdapat sebuah gua yang diyakini umat Kristen sebagai tempat lahir Yesus. Dalam sejarahnya, tempat suci tersebut pernah mengalami insiden berdarah. Pada 29 Maret 2002, Israel melakukan sebuah operasi militer bernama Operasi Perisai Pertahanan. Mereka menyerbu Betlehem, Beit Jala, dan Beit Sahour dalam operasinya.

Dikutip dari situs Electronic Intifada, sekitar 200 warga Palestina terjebak di antara pasukan Israel. Mereka berlindung di Gereja Kelahiran. Pengepungan dilakukan selama 39 hari yang membuat sekitar 7 warga Palestina meninggal serta 40 lainnya terluka. Sepanjang pengepungan tersebut telah merusak bangunan tempat tinggal, tempat keagamaan termasuk gereja dan masjid, dan melumpuhkan kota Betlehem.

3. Masjid Al-Aqsa Dalam Islam, Masjid Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga setelah Mekah dan Madinah. Dalam kompleks masjid tersebut terdapat sebuah kubah Ash-Shakhrah. Umat Islam mengenalnya sebagai Al-Haram Asy-Syarif, sedangkan Umat Yahudi dan Kristen menyebutnya Bait Suci atau Temple Mount.

Dalam sejarahnya, Masjid Al-Aqsa cukup sering menjadi tujuan serangan Israel. Bahkan, beberapa kali juga sudah memakan korban jiwa. Dikutip dari Middle East Monitor, Kepala Komite Yerusalem di Parlemen Palestina, MP Ahmed Abu Halabiyeh menduga bahwa Israel sedang berupaya memperluas kendalinya atas Masjid Al-Aqsa.

Menurutnya, pihak Israel sedang berencana menyelesaikan kendali penuh mereka atas Masjid Al-Aqsa dan menjadikan Yerusalem sebagai Kota Yahudi. Hal ini diperkuat dengan otoritas pendudukan Israel yang menargetkan wilayah timur Al-Aqsa untuk membangun sinagoga dan melakukan.

 

Sumber: Sindonews

Unkap Keprihatinan, Warga Palestina Bentangkan Surat Sepanjang 100 Meter

Unkap Keprihatinan, Warga Palestina Bentangkan Surat Sepanjang 100 Meter

NewsINH, Ramallah – Sejumlah warga Palestina menyerahkan surat sepanjang seratus meter ke lembaga kemanusian Palang Merah. Sejumlah warga ini mengirimkan surat untuk melaporkan tindakan dan pelanggaran Israel terhadap para tahanan warga Palestina.

Dilansir dari Middleeastmonitor, Kamis (30/6/2022) saat ini ada enam tahanan Palestina yang melakukan mogok makan, memprotes kondisi penahanan mereka.

Dalam upaya untuk menyoroti penderitaan keluarga mereka, anak-anak tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel kemarin mengirimkan surat sepanjan 100 meter kepada petugas Palang Merah di Kota Gaza yang menguraikan pelanggaran pendudukan terhadap tahanan.

Saat ini ada enam tahanan Palestina yang mogok makan, memprotes kondisi penahanan mereka, sementara lebih dari 4.700 warga Palestina ditahan di penjara pendudukan. Banyak yang tidak diizinkan mengunjungi keluarga atau ditahan di sel isolasi untuk waktu yang lama.

Dari mereka yang ditahan, lebih dari 500 orang ditahan di bawah penahanan administratif – tanpa dakwaan atau pengadilan selama enam bulan dan dapat diperpanjang. Amnesty International, telah menggambarkan kebijakan penahanan administratif Israel sebagai “praktik yang kejam dan tidak adil yang membantu mempertahankan sistem apartheid Israel terhadap warga Palestina.

Menerima surat itu, Wakil Kepala kantor ICRC di Gaza Nicholas Gerard mengatakan: “Saya tidak bisa membayangkan penderitaan dan rasa sakit yang harus dirasakan anak-anak ketika mereka terpisah dari orang yang mereka cintai.”

Surat itu disampaikan kepada pihak ICRC karena Komite Palang Merah Internasional (ICRC)  telah memfasilitasi kunjungan keluarga ke tahanan Palestina di tempat penahanan Israel sejak 1968.

“Kegiatan ini penting” bagi ICRC, kata Gerard, “dan kami mengerahkan segala upaya untuk dapat melaksanakan misi ini.”

Kunjungan ditangguhkan “selama dua tahun karena COVID-19”, Gerard menjelaskan, tetapi mereka telah “dilanjutkan sejak Maret”.

Delegasi ICRC mengunjungi tahanan Palestina di penjara Israel, termasuk mereka yang mogok makan. Mereka memastikan kontak keluarga yang penting melalui pesan Palang Merah, baik secara tertulisan maupun secara lisan, yang diumumkan melalui situs web lembaga tersebut.

 

Sumber: Middleeastmonitor

Komite Gereja Palestina Kecam Israel atas Yahudisasi di Sekitar Masjid Al-Aqsha

Komite Gereja Palestina Kecam Israel atas Yahudisasi di Sekitar Masjid Al-Aqsha

NewsINH, Al Quds – Komite Kepresidenan Tinggi Urusan Gereja di Palestina mengutuk keputusan Israel untuk mendaftarkan tanah Palestina yang berdekatan dengan Masjid Al Aqsa digunakan oleh orang Yahudi. Kantor Berita Petra melaporkan, komite tersebut mengatakan tindakan ini adalah bagian dari rencana Israel untuk mengontrol kota suci dan Yahudisasi.

“Israel dan pemukim ekstremisnya mengadopsi taktik gangland untuk memaksakan kendali mereka atas lingkungan kota suci itu. Ini adalah eskalasi berbahaya yang merusak upaya regional dan internasional untuk membawa perdamaian,” ujar Komite Kepresidenan Tinggi Urusan Gereja di Palestina, dilansir Middle East Monitor, Kamis (30/6/2022).

Para pejabat gereja menuduh Israel menggunakan “cara ilegal” untuk mengontrol daerah-daerah vital di Kota Tua Yerusalem, di antaranya Gerbang Al-Khalil, Alun-Alun Omar Bin Al-Khattab, serta Hotel Petra dan Imperial. Mereka mengutip rencana dan upaya Israel untuk mengusir penduduk Palestina di Jabal Al-Mukabber, Silwan dan Sheikh Jarrah.

“Warga Muslim dan Kristen Palestina akan tetap tangguh di ibu kota mereka, Yerusalem, dan akan mempertahankannya dengan darah mereka. Mereka juga akan mempertahankan warisan dan sejarah mereka di kota suci itu,” kata Komite Kepresidenan Tinggi Urusan Gereja.

Komite menyerukan masyarakat internasional dan pemerintah Arab agar menekan otoritas pendudukan Israel untuk menghentikan kejahatan mereka terhadap Palestina. Pekan lalu, Kementerian Kehakiman Israel memulai prosedur penyelesaian sertifikat tanah di daerah Abu Thor dan situs Istana Umayyah yang berdekatan dengan dinding selatan Masjid Al-Aqsa. Prosedurnya menggunakan dana pemerintah yang diduga dialokasikan untuk mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina di kota tersebut.

Namun, menurut pernyataan bersama kelompok hak asasi Israel, Ir Amim dan Bimkom, dana tersebut telah digunakan untuk mendaftarkan tanah pemukiman ilegal. Pada akhirnya, hal ini akan mengarah pada perampasan tanah Palestina.

 

Sumber: Republika

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!